"Hilal ... hilal ... emangnya mau ramadhan pake acara ngintipin hilal?"
"Dahlah, Bell, Om Eros tuh udah anggap kamu tuh ponakannya dia, lah kamu malah ngarep di pacarin ..." Ayu tersenyum simpul, menahan tawa.
"Nanggung kalau cuma pacar, orang Bella aja siap kok dijadiin istri soleha sama Om Eros ..."
"Soleha? Solehot kali ...!" pungkas Ayu, yang ngakak lagi dibuat Bella.
Lagi-lagi Bella melotot menanggapi ejekan Ayu.
"Enak aja istri solehot!" semprot Bella, sambil kembali merebahkan tubuhnya diatas tikar.
"Iyalah istri solehot. Lagian hobbynya dugem ... kasihan tau Om Biyan tuh pusing tujuh keliling tiap kali gak nemu anaknya di dalam kamar ..."
Bella memejamkan kedua kelopak matanya saat Ayu menyinggung nama Papanya yang selau pusing tujuh keliling setiap kali dirinya berulah, sebelum akhirnya berucap lirih.
"Lebih kasihan Bella dong, lagian Papa Biyan kan jarang pulang ... sibuk terus sama kerjaan, sekalinya pulang selalu nyariin Bella. Padahal kalau Papa Biyan yang gak pulang-pulang ... gak pernah tuh Bella ribut nyariin ..."
Ucapan nyeleneh namun sesungguhnya sarat kesedihan, kerinduan serta kesepian tersebut bisa dengan mudah dirasakan Ayu, membuat Ayu sedikit iba.
"Namanya juga orang tua, Bell, Om Biyan kerja keras kan demi masa depan kamu juga."
Bella malah manyun saat di nasehati.
"Lagian kenapa sih kamu tuh hobby banget kabur-kaburan ...?"
"Suntuk." pungkas Bella cepat.
"Alesan ..."
"Beneran. Suntuk sama kangen, karena sejak kerjaan Papa semakin banyak, Papa semakin sibuk dan jarang di rumah, dan Om Eros pun jadi jarang ke rumah juga ..."
Lirih suara Bella kembali membuat Ayu tercenung sejenak.
Diam-diam Ayu mengawasi wajah Bella yang terpejam di atas tikar, membuat hati Ayu tergelitik untuk kembali bertanya.
"Bell, emangnya kamu serius suka sama Om Eros?"
Meskipun sepasang matanya masih terpejam, tapi jelas terlihat saat bibir Bella naik dua centi. "Males banget deh jawabnya, perasaan udah dua ribu tiga ratus lima puluh sembilan kali Bella ditanyain dengan pertanyaan yang sama ..."
Ayu mendelik mendengar jumlah fantastis yang diucapkan Bella dengan ekspresi yakin, seolah itu bukan perumpamaan melainkan Bella benar-benar menghitungnya.
"Busyet dah, perasaan belum sebanyak itu deh, Bell ..." protes Ayu.
"Kata siapa? Lebih malah ..."
"Ishh ..."
Bella malah terkikik. Gadis itu terlihat membuka matanya sambil bangun lagi dari rebahan, memilih duduk melipat kaki dan bersandar di dinding seperti Ayu. Keduanya kini duduk berjejer, bersisian.
"Seriusan, Yu, Bella suka banget sama Om Eros. Gak tau lagi Bella harus gimana biar Om Eros tuh ngertiin perasaan Bella, dan suka sama Bella juga ..."
Ayu melirik Bella sekilas, yang barusan berucap serius tepat di sebelahnya.
"Bell, kan kamu tahu sendiri kalau Om Eros masih ada bininya ..." ucap Ayu berhati-hati, takut menyinggung perasaan Bella namun sepertinya Bella terlihat biasa saja.
"Udah mau cerai kali ..." pungkas Bella acuh.
"Ya kan tapi belum putus cerai, Bell ... itu artinya Om Eros masih punya bini. Ntar kalau ada yang tau kamu suka Om Eros dan ngejar-ngejar Om Eros, kamu gak takut dicap yang enggak-enggak ...?"
Bella terlihat mengibaskan sebelah tangannya.
"Bella gak ngerti ah. Yang jelas Tante Anya kan udah punya pacar juga ... dan Om Eros gak peduli tuh ..."
"Apapun kondisinya, tetap aja kenyataannya mereka belum resmi bercerai. Titik. Jadi hal seperti itu seharusnya gak boleh ..."
"Tau ah, Yu, Bella males mikirin itu, masih mending mikirin bagaimana caranya biar Om Eros bisa kepincut sama Bella dulu ..."
Ayu menghembuskan napasnya mendengar kalimat Bella yang malah dipenuhi segenap angan dan harapan tentang Eros.
"Kira-kira Bella harus apa yah? Biar Om Eros bisa suka gitu sama Bella ...?"
"Mana Ayu tahu, Bell?" Ayu mengangkat kedua bahu kearah Bella yang menatap lekat dirinya.
"Cariin ide dong, Yu ... biar Bella bisa dapetin Om Eros ..."
Ayu terdiam.
'Bell ... Bell ... pliiis deh, kalau saja Ayu tahu bagaimana caranya menggaet Om-Om meresahkan kayak Om Eros, pasti udah Ayu praktekin duluan kali ke Papa kamu, Bell ...'
Dalam hati Ayu membathin gamang, tak ingin Bella tahu warna perasaannya, yang sedang memendam cinta yang gila terhadap Papanya Bella, sahabatnya sendiri.
"Tidur yuk, besok pagi kamu mau di jemput tuh ..." pungkas Bella pada akhirnya, sambil beranjak bangkit, membuat Bella ikut-ikutan bangkit meskipun dengan gerakan setengah hati.
"Huh, kayak Bella gak bisa pulang sendiri aja, pake acara di jemput ..." dumel Bella lebih mirip keluhan yang lirih.
"Kali aja mau di ajak kemana, Bell ..."
Sesaat Bella terlihat tercenung.
Astaga ... Ayu benar!
Bella baru inget bahwa sebelum berangkat ke luar kota dua hari yang lalu, papanya sudah bersedia mengabulkan permintaan Bella untuk menghabiskan seluruh waktu weekend minggu ini bersama Bella, tanpa ada gangguan pekerjaan sedikitpun!
"Ya ampun ... kok Bella bisa lupa sih?" Bella menggaruk-garuk kepalanya yang gak gatel.
"Tuh kan, apa Ayu bilang ..." desis Ayu kearah Bella, yang berdiri dengan wajah bersalah, saat menyadari bahwa papanya telah berusaha menepati janji ... tapi justru Bella yang mengacaukan semuanya ...
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
dini melati
cuekin aja om erosnya trs bella jalan deh sama cowok lain di jamin om.eros bakalan nyariin km
2023-05-10
3
Elisa Elis
kemana ya padahal udah berharap dapat notif 🙄🤣
2022-09-21
1
Reni giany
lah si eneng,,gmna mau ingat,lah wktu nya buat mepeti si om duren trus😬😬
2022-09-20
2