Usai mengantarkan Bella tepat di depan pagar kostan milik Ayu, Eros tidak langsung tancap gas.
Dari dalam mobil, Eros menunggu pintu kamar Ayu terbuka lebih dahulu sebelum akhirnya ia menginjak pedal gas setelah benar-benar yakin bahwa tubuh Bella seutuhnya telah masuk ke dalam kamar Bella dan pintu kamar itu kembali terkatup rapat.
Belum ada dua menit berkendara, fokus Eros teralih oleh bunyi suara ponselnya yang berdering nyaring.
Nama 'Biyan Erlangga' tertera jelas di layar ponsel milik Eros, membuat Eros bergegas mengambil sebuah earphone, memasangnya ke telinga sebelah kiri sebelum akhirnya memutuskan menerima panggilan tersebut.
"Hallo, bro ..." itu kalimat pertama Eros dalam membuka percakapan.
"Ros, lagi dimana?" suara Biyan terdengar di seberang.
"Lagi dijalan. Ada apa nelpon jam segini, Yan?" Eros pura-pura bertanya, meskipun ia yakin seribu persen apa alasan Biyan menelponnya di jam seperti ini.
Hanya ada dua alasan yang selalu berulang. Kalau bukan mengajak Eros untuk hangout melepas penat, sudah pasti perihal Bella yang kembali berulah.
"Kirain lagi di club ..." suara helaan napas berat Biyan di seberang sana terdengar lesu.
"Iya, tadinya emang dari club, sekarang on the way balik. What happen, bro?" tanya Eros to the point.
"Anu, Ros, kamu ... lihat Bella di club malam ini gak?"
"Bella ...?" lagi-lagi Eros menampilkan nada suara yang berpura-pura kaget, agar Biyan tidak curiga.
"Iya Ros, Bella. Kali aja Bella ada di Miracle ... kan tau sendiri anak itu rada-rada susah buat di 'pingit' ..."
Eros tertawa mendengar istilah 'pingit' yang dipake Biyan, guna menggambarkan betapa susahnya dia membuat putri semata wayangnya betah di rumah selagi dirinya tak berada di tempat.
Eros bukannya tidak tahu bahwa dua hari yang lalu Biyan berangkat ke luar kota dalam rangka urusan bisnis dan pekerjaan.
Karena itu pula sudah bisa ditebak, bahwa kesempatan emas tersebut sudah pasti tidak bakal disia-siakan oleh Bella begitu saja.
Putri tunggal sahabatnya Biyan Erlangga itu memanglah tipe gadis keras kepala yang lumayan sulit di kekang apalagi di tundukkan.
Kemanjaan Bella sudah berada di titik kulminasi tertinggi dan semua itu telah membuat Biyan menyerah tak berdaya.
Biyan sepertinya sadar betul bahwa semua sikap Bella tak lepas dari kegagalannya dan Rania yang tak lain merupakan Mamanya Bella, dalam mendidik putri semata wayang mereka.
Hubungan rumah tangga Biyan dan Rania kurang lebih sama kondisinya dengan bahtera rumah tangga Eros dan Anya, yang entah kenapa saat dipersatukan oleh ikatan suci pernikahan, cinta yang pada awalnya menggebu-gebu semakin lama semakin aus termakan waktu.
Memang pada awalnya, diantara Biyan dan Eros, Biyan-lah yang telah jauh lebih dulu berumah-tangga, sedangkan Eros masih betah melajang dan berpetualang.
Eros ingat betul, waktu itu umur Biyan baru menginjak dua puluh tahun saat ia menghamili Rania.
Benar-benar masih pucuk!
Keduanya bahkan masih sama-sama duduk di bangku kuliah, namun tetap nekad menikah karena gelora cinta yang membara, yang kemudian dari sanalah awal mula kehadiran seorang bayi cantik yang diberi nama Bella Erlangga.
Eros merupakan saksi hidup alur rumah tangga Biyan dan Rania yang awalnya bertabur cinta, hingga lambat laun berubah menjadi neraka.
Bisa jadi karena keduanya memang belum benar-benar dewasa, sehingga tingkah laku, mindset, dan apapun itu seolah semuanya selalu bisa memicu perselisihan.
Eros tahu persis baik Biyan maupun Rania, keduanya telah berusaha sekuat tenaga mempertahankan biduk rumah tangga demi Bella.
Mereka berdua telah berusaha bertahan menghadapi berbagai kemelut, sebelum sampai di titik dimana keduanya akhirnya menyerah lalu memutuskan untuk berpisah.
Saat itu Bella masih duduk di bangku kelas satu es em pe, ketika ketuk palu perceraian terjadi.
Rania tidak keberatan saat melepaskan Bella dibawah asuhan Biyan yang memang kehidupannya jauh lebih mapan dari Rania, yang saat itu baru mulai merintis usaha di bidang fashion yang saat ini mulai berkembang pesat.
Bella yang mulai beranjak dewasa telah menganggap semua keputusan Rania sebagai bentuk keengganan untuk mengasuhnya, terlepas dari sekian banyak kekecewaan seorang anak yang bertahun-tahun dibesarkan dalam keluarga yang berantakan.
Pada akhirnya Bella harus menerima kenyataan jika kedua orang tuanya benar-benar memilih berpisah daripada menekan ego masing-masing, berdamai dan berbaikan.
Eros tersenyum kecut, tersadar bahwa saat mengurai kisah cinta Biyan panjang-lebar, kisah cintanya sendiri bahkan tak lebih baik dari Biyan.
Tak lama setelah ketuk palu perceraian Biyan, Eros yang betah melajang sekian lama akhirnya memutuskan menikahi seorang wanita.
Dia adalah Anya Leonita, seorang model cantik yang saat itu sedang naik daun.
Namun tak lebih baik dari nasib rumah tangga Biyan, belum apa-apa biduk rumah tangga Eros pun terus di guncang prahara, dan semuanya semakin bertambah keruh manakala ketidakhadirannya buah hati yang tak kunjung datang mewarnai pernikahan mereka, seolah menjadi penyulut api utama dalam setiap perdebatan yang tak kunjung usai.
Anya yang sedang berada di puncak karir modellingnya selalu menolak memiliki anak, sementara Eros justru sebaliknya.
Selalu berselisih oleh hal yang sama, dan tak pernah menemukan titik temu, hingga pada akhirnya Anya memilih keluar dari rumah dan meninggalkan Eros yang juga tak peduli dengan kepergian wanita itu.
Berkas perceraian yang dilayangkan Anya bahkan sudah ditandatangani oleh Eros sejak lama, tapi pada kenyataannya sampai detik ini mereka masih sah sebagai suami istri, kendati Anya telah beberapa kali berganti pacar, dan Eros yang juga telah beberapa kali sempat dekat dengan wanita meskipun hanya untuk pelipur hasrat.
"Sudah coba telpon Ayu belum, Yan? Biasanya kan Bella suka nginep di kost Ayu." Eros seolah memberi clue, setelah terdiam cukup lama dengan benak yang dipenuhi wacana masa lalu dirinya dan Biyan.
"Sudah ..."
Kedua alis Eros bertaut. "Lalu ...?"
"Kata Ayu, Bella memang berada di kostnya, tapi sudah tidur dan dia gak enak bangunin ..." kilah Biyan masih dengan nada suara yang tak bertenaga.
"Ya sudah, kalau begitu apalagi yang kamu inginkan? Sudah jelas-jelas Bella lagi sama Ayu ..."
"Tapi, Ros ... entah kenapa firasatku kok mengatakan hal yang sebaliknya yah ...?"
"Kalau seperti itu sama artinya kamu meragukan pernyataan Ayu dong ..."
"Gak. Bukan seperti itu juga kali ..." Biyan menggeleng berkali-kali, padahal Eros bahkan tidak bisa melihat gelengan kepalanya.
"Lah trus ..."
"Yaaa ... gimana yah? Iya sih, aku akui Ayu gak mungkin mengatakan iya kalau Bella gak ada kan ...?"
"Itu kamu tahu ..." pungkas Eros santai.
"Trus ... waktu aku sengaja bilang akan jemput Bella besok pagi, Ayu juga menyanggupi ..."
"Nah kan, trus apalagi yang kamu pikirin? Semuanya sudah jelas, Bella ada di kostan Ayu ... fix!"
Hembusan napas berat milik Biyan pada akhirnya terdengar.
Sejujurnya, sisi hati kecil Biyan merasakan ada sesuatu hal yang mengganjal, namun apa boleh buat semua yang menyangkut keberadaan Bella beserta tindak-tanduknya terdengar sangat nyata, membuat kecurigaan Biyan seolah menjadi tak berdasar ...
...
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
☘️anita🌺
Bella di nikahin aja tuh sama om Eros biar gak kelayapan....soalnya pasti takut dijitak salah satunya...
2022-09-21
1
Reni giany
berawal di pingit Biyan berakhir di jepit Eros😂😂🏃♀️🏃♀️
2022-09-20
2
Aurizra Rabani
filing ortu emang gk pernah salah 😁
2022-09-20
1