Part 20

Hampir jam satu dini hari, keduanya baru selesai membereskan kekacauan di roof top rumah mereka.

Karena kelalaian Gilang, untuk pertama kalinya Belva melakukan hal yang menuntunnya sangat berat hari ini.

Mulai dari mengepel, belanja kebutuhan rumah tangga, dan ini masih harus bersih-bersih terlebih dahulu. Padahal tubuhnya sudah meminta haknya untuk rebahan di atas tempat tidur.

Tapi Belva tidak tega membiarkan Gilang membereskan semuanya sendirian.

Belva berkali-kali menguap saat Gilang tengah mencuci piring tempat steak berkuah air hujan. Makanan itu sudah masuk ke tong sampah karena sudah tidak layak konsumsi.

"Tidur duluan aja, Bel."

"Kakak sendirian, dong?"

"Enggak apa-apa. Sebentar lagi selesai."

"Ya udah, deh. Aku ke kamar duluan."

Belva sudah berdiri di dekat tangga. Kedua matanya menatap barisan tangga dari bawah sampai atas. Rasanya tak sanggup lagi jika harus naik tangga menuju lantai tiga.

Oleh karena itu dia memilih untuk menaiki lift saja untuk sampai ke lantai tiga. Rumah Sultan. Lift jangan sampai ketinggalan.

Sesampainya di dalam kamar, Belva langsung merebahkan tubuhnya. "Aahhh... Enaknya ketemu kasur," ucapnya dengan mata terpejam.

Tak sampai lima menit, Belva sudah tertidur lelap. Lelap sekali sampai tak mendengar Gilang membuka lalu menutup kembali pintu kamar mereka.

Gilang yang melihatnya pun hanya bisa mendesah kecewa. "Gagal lagi malam ini," gumamnya pelan lalu menyusul Belva ke alam mimpi.

***

Meskipun semalam gagal malam pertama, Gilang memastikan bahwa malam ini tidak akan gagal lagi.

Sebisa mungkin Gilang menjaga stamina Belva hari ini agar tak seperti kemarin lagi. Belva terlelap karena kelelahan.

Siang hari saat Belva selesai kuliah, Gilang segera menjemput Belva agar istrinya itu tidak kelayapan dulu bersama teman-temannya.

Awalnya Belva menolak. Apalagi Belva juga menuduh Gilang akan tebar pesona lagi di kampus Belva.

Tapi Gilang bisa meyakinkan Belva dengan mengatakan bahwa Gilang tidak akan turun dari mobil. Dia akan menunggu Belva di dalam mobil. Kalau perlu menunggunya di luar gerbang kampus.

Dari dalam mobil, Gilang melihat Belva tengah berjalan dengan kedua orang temannya. Tidak akan jadi masalah kalau semua teman Belva itu perempuan.

Tapi ada satu laki-laki yang tengah tertawa bersama Belva dan satu teman perempuannya lagi. Siapa dia, Gilang tidak tahu dan tidak mau tahu.

Apalagi tangan Belva begitu ringan mendorong lelaki itu lalu kembali tertawa bersama. Gilang cemburu dibuatnya.

Saat Belva masuk ke dalam mobil, Gilang membuang muka. Membuat Belva bertanya-tanya, ada apa dengan suaminya itu?

"Hai, suami." Belva mencoba mencairkan suasana. Berpura-pura tidak tahu kalau Gilang tengah memasang wajah kesal.

Gilang menjalankan mobilnya. Meninggalkan pelataran kampus tempat Belva berkuliah.

"Kok, diam aja, sih?" Belva mencolek pipi Gilang dengan jari lentiknya. Gilang menjauhkan pipinya dari jari Belva.

"Kenapa, sih?" Desak Belva yang mulai kesal dengan sikap Gilang. Salah apa Belva sampai Gilang bersikap seperti itu kepadanya? Belva bertanya-tanya dalam hati.

"Puas banget, ya, bercanda sama laki-laki tadi? Pakai ketawa-ketawa. Nggak tau apa suaminya udah nungguin?"

"Dih, nggak ada yang nyuruh Kak Gilang jemput aku, ya. Lagian itu cuma temen. Posesif amat, sih."

"Harus banget, ya, pegang-pegang begitu kalau cuma teman?"

"Kak Gilang kenapa, sih? Udah, deh, nggak usah berlebihan. Cuma teman doang itu. Aku kan anak baru di sini. Kalau nggak ramah ke semua orang, takutnya dibilang sombong dan aku nggak punya teman."

Gilang menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Di bawah pohon rindang yang tak jauh dari kampus Belva.

Kedua matanya menatap Belva dengan lekat. "Salah nggak, sih, Bel, kalau kakak ini terlalu cemburu? Usia kamu itu terpaut jauh dengan kakak. Kamu cantik sempurna di mata semua laki-laki. Kakak takut kamu berpaling, mencari yang lebih muda dari kakak. Yang lebih tampan juga mungkin."

Belva menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Bibirnya tersenyum lebar mendengar ucapan Gilang.

Tangannya terulur untuk mengusap pipi lelaki yang dia cintai. Bahkan sejak Gilang belum merasa takut kehilangan dirinya. "Sejak awal, aku yang lebih dulu jatuh cinta sama Kak Gilang. Dan sampai sekarang, cinta itu terus bertambah setiap harinya. Apalagi kak Gilang juga sudah cinta sama aku. Sampai cemburu kayak gini. Kakak nggak perlu khawatir aku akan berpaling. Mereka semua teman. Nggak ada yang lebih dari itu. Percayalah, Kak. Cuma Kak Gilang satu-satunya lelaki setelah Papa yang sangat aku cintai."

Gilang bernapas lega. Ketakutannya perlahan menghilang setelah mendengar isi hati Belva untuk dirinya.

Bibir Gilang mencium lekat kening Belva. Saat akan turun ke bibir Belva, Belva segera menahan bibir Gilang dengan jari telunjuknya. "Sabar! Kita pulang dulu. Jangan di sini, bapak! Bisa-bisa kita digerebek orang-orang nanti."

Gilang tertawa kecil. Tapi masih bisa mencuri sedikit kesempatan untuk mengecup bibir Belva.

"Ih, nekat!"

"Dikit, Sayang. Nanti di rumah yang banyak, ya."

Hati Belva berbunga. Rona di wajahnya terlihat dengan jelas saat Gilang memanggilnya dengan sebutan sayang.

***

Belva terlalu bahagia dengan kisah cintanya bersama Gilang yang begitu penuh dengan kejutan.

Hingga dia lupa bahwa ada satu hal yang masih dia tutupi dan Gilang harus tahu akan hal ini.

Maju mundur Belva ingin mengatakannya. Tapi takut Gilang akan marah padanya jika dia mengatakan hal yang sejujurnya.

Mengatakan hal tersebut atau tidak, sebenarnya pada akhirnya nanti Gilang juga akan tahu sendiri.

Dan Belva masih belum siap dengan reaksi Gilang nanti jika Gilang tahu akan satu kebenaran ini.

Jantung Belva berdegup kencang. Malam ini Gilang sudah terang-terangan meminta haknya sebagai seorang suami. Dan atas nama kewajiban seorang istri, Belva wajib memenuhinya.

Gilang sudah meminta Belva untuk memakai salah satu lingerie yang dibelikan oleh Gilang sendiri siang tadi.

Lagipula Belva juga tidak untuk memakai lingerie pemberian Mikha. Takut Gilang akan membayangkan Mikha saat mereka melakukannya nanti.

Gilang sudah menunggu di ranjang mereka. Tapi Belva masih berdiam di dalam kamar mandi sambil mengumpulkan nyali untuk keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang hampir menampakkan seluruh bagian tubuhnya.

Juga menyiapkan hatinya untuk menerima reaksi yang akan Gilang berikan jika Belva berhasil mengatakan kebenaran itu malam ini.

Bukankah hubungan yang baik itu dimulai tanpa adanya kebohongan? Dan Belva tidak ingin ada kebohongan di dalam hubungannya dengan Gilang.

"Sayang, kenapa lama sekali kamu ini?" teriak Gilang dari dalam kamar.

Jantung Belva berdegup kencang semakin tidak karuan rasanya. "Iya, Kak. Sebentar."

Belva menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Berulangkali dia lakukan agar hatinya tenang.

Setelah di rasa siap, Belva membuka pintu kamar mandi.

Wajah Gilang yang tersenyum lebar dan menatapnya penuh dengan kekaguman membuat Belva semakin tidak bisa berkata-kata.

Dia tidak ingin kehilangan senyuman dan tatapan itu. Tapi dia harus mengatakan yang sejujurnya sebelum mereka memulai semuanya.

Keduanya berjalan untuk saling mendekat. Gilang merentang kedua tangannya untuk menyambut Belva. Belva pun segera memeluk tubuh Gilang. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Gilang yang semakin membuatnya begitu candu.

"Kak?"

"Ya, sayang?"

"Aku mau ngomong sesuatu. Boleh?"

"Tentu saja, Sayang. Kamu mau ngomong apa?" Suara Gilang terdengar begitu lembut. Usapan tangannya di rambut Belva juga terasa menenangkan.

Gilang memejamkan matanya. Menikmati sentuhan lembut itu. Berharap tidak akan berakhir malam ini.

"Aku..." Ucapan Belva menggantung.

"Aku apa, sayang?" tanya Gilang tak sabaran.

"Aku minta maaf, Kak."

"Minta maaf kenapa, sih? Masalah yang tadi siang? Kan, udah selesai."

"Aku..."

Gilang merenggangkan pelukan mereka. Lalu menatap wajah Belva yang tengah menunduk. "Kenapa, sih, Bel? Ada masalah apa?"

Belva memberanikan diri untuk menatap Gilang. "Aku... Aku masih peraw*n, Kak. Aku masih virgin. Aku belum disentuh oleh siapapun."

Keterkejutan di wajah Gilang tak bisa disembunyikan. Tangan Gilang yang ada di kedua pundak Belva pun terlepas. "Maksudmu apa, Bel?" Gilang berusaha untuk tetap tenang.

"Kakak jangan marah. Aku minta maaf udah bohong sama kakak. Bohong sama Papa dan Mama. Kak Gilang jangan marah sama aku, ya."

"Lalu malam itu?"

"Malam itu tidak terjadi apapun, Kak. Aku yang memesan sendiri kamar hotel itu. Dan tidak ada siapapun yang masuk ke kamar hotel itu kecuali kakak."

"Bel?" Gilang menatap Belva dengan tatapan tak percaya.

Sepolos Belva, kenapa bisa sampai berfikiran membohongi dirinya dengan cara seperti itu?

Gilang tak bisa lagi berkata-kata. Gilang memilih untuk kaluar dari kamar mereka daripada harus berbicara banyak di hadapan Belva. Dia takut emosinya tak bisa dia tahan dan akan mengucapkan hal-hal yang akan membuatnya menyesal nantinya.

"Kak Gilang. Aku_"

"Jangan ganggu saya dulu, Bel. Saya butuh waktu untuk sendiri."

Belva yang sejak awal sudah ingin menangis, akhirnya menangis juga melihat perubahan sikap Gilang.

Sejak awal dia sudah bersiap untuk hal ini. Tapi ketika benar-benar terjadi, Belva merasa tak sanggup untuk menghadapinya.

♥️♥️♥️

Update lagi. Seneng nggak? 🤓

Terpopuler

Comments

Runik Runma

Runik Runma

sabar bel

2024-02-16

0

Tavia Dewi

Tavia Dewi

waduh ko bohong

2023-09-09

0

Norfadilah

Norfadilah

Kan...kan...yang sabar toh Mas...😣😣

2023-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!