Part 19

Ketika mengintai seseorang, tak ada yang lebih membahagiakan selain cinta itu mendapatkan balasan.

Ada yang pernah berkata, "aku bahagia melihat kamu bahagia meskipun bukan dengan aku." Itu bohong.

Tidak ada kebahagiaan yang berasal dari kata melepaskan. Apalagi melepaskan dia untuk orang lain yang ternyata lebih dia cintai.

Belva tentu bahagia saat cintanya pada Gilang sudah terbalaskan. Tidak ada lagi yang bisa dia katakan untuk mengungkapkan kebahagiaannya saat pertama kali mendengar ucapan cinta dari bibir Gilang.

Bibir yang sudah menciumnya lekat beberapa menit yang lalu.

Dan ketika Gilang ingin mengulang adegan tadi, Belva justru menghindar dengan cara membenamkan kepalanya ke dalam air. Lalu berenang memutari tubuh Gilang dan keluar dari dalam air di belakang tubuh Gilang.

Gilang dibuat gemas oleh ulah Belva. Sedangkan Belva tertawa puas melihatnya.

Waktu sudah hampir Maghrib, tapi keduanya masih asyik berada di dalam kolam renang. Bahkan keduanya saling beradu kehebatan berenang memutari kolam yang bisa dibilang cukup luas jika hanya untuk pribadi saja.

***

"Aku pakai baju apa coba? Udah basah gini, nggak ada baju aku di sini, Kak," ucap Belva beberapa saat setelah keluar dari kolam.

Jangankan baju, handuk untuk mengeringkan tubuhnya saat ini pun tidak ada.

"Nggak usah pakai baju aja gimana, Bel?"

Belva melirik Gilang dengan sinis. "Itu, sih, maunya Kak Gilang."

"Tau aja kamu, Bel." Gilang tertawa renyah. Memberikan kode tersebut kepada Belva, barangkali dia peka dan malam ini benar-benar tidak memakai baju. Aish! Pikirannya sudah sampai sana saja om-om satu ini.

"Nggak ada handuk juga ini, Kak? Ya ampun, rumah kosong melompong gini, kok, udah mau ditempati aja. Minimal ada baju dululah biar nggak basah-basahan gini." Belva menggerutu kesal.

"Kamu bisa tenang dulu nggak, sih, Bel. Handuk ada di kamar atas. Baju kamu sebagian juga udah di sana."

"Kapan mindahinnya?"

"Tadi sianglah."

"Yang packing siapa?"

"Kakaklah."

"Berarti kakak lihat semua baju-baju aku, dong? Underwear dan lain sebagainya."

Gilang mengangguk tanpa sungkan. "Emangnya kenapa? Gantinya pakai yang warnanya sama, ya? Merah atau hitam gitu. Itu yang kemarin dibeliin sama Mikha juga udah kakak masukin semua ke sana. Dipakai, ya? Mubadzir udah dibeli, kok, nggak dipakai."

Belva membelalakkan kedua matanya. Sepertinya Belva sudah mulai paham kemana arah pembicaraan Gilang yang orangnya saja sudah masuk ke dalam rumah, dengan santainya menaiki tangga padahal baju basah kuyup dan air berceceran di lantai.

Tak punya pilihan lain, Belva segera menyusul Gilang. Tak peduli bahwa air yang berceceran semakin bertambah dari baju yang dia pakai.

***

"Ini semua gara-gara kakak."

"Kok, kakak, sih? Tadi siapa yang suruh larinya ke kolam? Kayak nggak pernah mandi aja."

"Ihhh!"

Belva tak bisa menutupi kekesalannya. Apalagi saat dia harus mengepel lantai yang dia injak bersama Gilang tadi saat bajunya masih basah kuyup.

Dimulai dari pintu masuk di dekat kolam renang, sampai di kamar mereka yang ada di lantai tiga. Sedikit kesal kenapa Gilang memilih lantai tiga untuk kamar utama mereka.

Rumah tersebut belum ada rencana untuk ditempati. Jadi belum ada asisten yang bisa membantu membersihkan rumah.

Hanya memanggil petugas home cleaning setiap tiga hari sekali sampai nanti rumah ini akan mereka tempati.

"Capek banget," keluh Belva setelah mereka selesai membereskan semua kekacauan akibat ulah mereka sendiri.

Seperti anak orang kaya lainnya, Belva juga tidak pernah memegang pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel. Apalagi memasak. Tau nama bumbu saja tidak. Tau bedanya kangkung sama bayam saja tidak karena memang Belva kurang menyukai sayuran.

"Kita jalan aja mau nggak?" Usul Gilang.

"Kemana? Capek tau."

"Kalau ini pasti bikin kamu nggak capek lagi."

"Mau kemana, sih, memangnya?"

"Belanja alat-alat rumah tangga. Furniture dan lain-lainnya. Rumahnya masih kosong begini cuma ada sofa satu set. Tempat tidur sama lemari juga baru di kamar kita aja."

"Ayo aja, sih, walaupun aku belum banyak ngerti alat rumah tangga apa yang dibutuhkan. Tapi kalau ada kakak yang lebih berpengalaman, aku nggak perlu takut salah beli, dong."

Keduanya lalu bersiap untuk pergi ke sebuah pusat perbelanjaan terlengkap di Surabaya.

Jika soal belanja, tentu Belva merasa senang. Walaupun apa yang akan mereka beli kali ini adalah barang-barang yang belum pernah Belva beli sama sekali.

Dari mulai alat masak, tempat bumbu, kontainer penyimpanan makanan. Belva sama sekali tidak paham akan seperti itu.

Tapi Gilang tak masalah. Dia paham betul istrinya itu anak satu-satunya dari orang kaya. Segala sesuatu yang Belva inginkan bisa ada di depan mata dengan cepat tanpa Belva bersusah-payah mencarinya sendiri.

"Yang maroon, atau yang coklat muda. Kayaknya lebih cocok sama warna dindingnya, Kak," ucap Belva saat mereka tengah memilih sofa untuk ruang tamu rumah mereka.

"Nggak biru muda aja, Bel?"

"Nggak nyambung sama dindingnya."

"Oke. Bungkus yang ini," ucap Gilang.

Mereka beralih menuju ke bagian tempat tidur. "Yang di kamar kita mau diganti nggak, Bel?"

"Diganti yang kayak gimana?"

"Diganti yang lebih pas."

"Memang yang itu kurang pas, ya?"

"Kurang tinggi yang itu."

"Oh... Ya udah ganti aja. Kakak cari yang menurut kakak pas," balas Belva dengan polos. Sedangkan Gilang berusaha kuat untuk menahan senyum dan tawanya.

Belva masih belum paham "pas" di sini artinya apa. ( Yang paham tentu para readers )

Setelah selesai di bagian tempat tidur, lemari, elektronik dan alat-alat masak dan semua sudah dibayar lunas oleh Gilang, mereka berpindah tempat untuk belanja keperluan dapur dan kamar mandi.

Tidak banyak yang mereka beli. Secukupnya saja untuk stok mereka berdua selama tiga hari karena mereka akan tinggal di rumah itu sampai Gilang kembali lagi ke Jakarta.

"Belanja bahan begini yang mau masak siapa, Kak?"

"Kamu, dong."

"Ih, kok, aku? Kan, aku nggak bisa masak. Bedain garam sama micin aja aku nggak bisa."

"Terus kita makannya gimana?"

"Beli aja, sih, ngapain stok bahan segini banyak? Nggak dimasak malah sayang kalau busuk."

"Ya udah, deh. Terserah Tuan Putri aja gimana enaknya."

"Nah, gitu, dong. Balikin aja sayurannya. Beli buah aja. Makannya nanti kita go food. Orang kakak juga kerja, akunya kuliah. Gampanglah kalau soal makan."

Gilang mengangguk setuju. Dia kembalikan beberapa sayuran segar yang sudah sempat dia ambil. Lalu mengambil beberapa jenis buah yang diinginkan oleh Belva.

Hampir dua jam lamanya mereka berbelanja. Sebenarnya masih ada beberapa yang kurang. Tapi bisa diselesaikan besok-besok lagi. Kaki Belva sudah lelah. Perutnya juga sudah lapar. Lupa bahwa mereka berdua belum sempat makan malam.

"Kak, ini kita bisa makan dulu enggak? Aku lapar."

Mendengar ucapan Belva, Gilang teringat akan sesuatu. "Ya ampun, Bel!" ucap Gilang panik.

"Kenapa?"

"Kakak tadi udah nyiapin makanan di roof top. Semacam untuk ngedate berdua gitulah di roof top rumah sendiri. Kakak jadi lupa, kan, gara-gara nyebur ke kolam."

"Ya ampun... Kakak gimana, sih, bisa lupa? Dasar bapak-bapak tua, pelupa banget! Mana habis hujan lagi. Itu makanan gimana nasibnya?"

"Ya, jadi steak berkuah, dong. Lagian kenapa pakai bawa-bawa tua segala, sih?"

"Ya emang kak Gilang udah tua."

"Iya, deh, yang masih muda."

Mereka terdiam sesaat. Lalu secara bersamaan tawa keduanya berderai. Menertawakan kekonyolan mereka hari ini.

Tambah lagi pekerjaan mereka setelah ini. Membersihkan roof top dari meja, kursi dan makanan yang sudah diguyur hujan malam ini.

♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Sukma Wati

Sukma Wati

mana ada orang bahagia melihat orang yg dicintai bahagia dgn orang lain yg ada itu sessek tp bukan asmah

2023-10-05

2

HIATUS

HIATUS

pas di anu🤭

2023-07-02

1

HIATUS

HIATUS

betulll itu kata kata munafikk,di awal akan merasa nyesekk tapi lama lama dah biasaa walau sedikit hekkkkk

2023-07-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!