Part 15

Hal yang menyedihkan bagi Belva adalah ketika dia harus pulang ke Surabaya, dan Gilang kembali lagi ke Jakarta.

Satu yang Belva sesali, kenapa waktu itu dia harus melanjutkan proses pendaftaran kuliah? Jika sudah seperti ini, tidak ada lagi yang bisa Belva lakukan selain bersabar selama empat tahun ke depan. Sampai dia lulus dan bisa bersama dengan Gilang setiap waktu.

Tidak harus menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Apalagi sebelum pulang ke Jakarta, hubungannya dengan Gilang sudah sangat baik. Membuat Belva semakin tidak rela berjauhan dengan Gilang.

Berbagai macam pikiran buruk tentu terpikirkan oleh Belva. Takut Gilang bermain perempuan di sana. Takut Gilang bertemu Mbak mantan yang kemarin batal dinikahi.

Tapi sebisa mungkin Belva mencoba untuk berpikir positif. Gilang di sana bekerja. Dan tidak mungkin akan main-main dengan perempuan lain. Itu yang selalu Belva tanamkan dalam otaknya ketika otaknya mulai overthingking.

Sejak Gilang kembali ke Jakarta, Gilang selalu aktif menghubungi Belva tanpa Belva minta. Mengabari setiap kegiatan Gilang tanpa Belva minta.

Tentu hal itu membahagiakan sekali bagi Belva. Sebab dulu Belva tak berani berharap sedikitpun Gilang akan menghubunginya seperti ini.

Satu hal lagi yang lebih mengejutkan. Ternyata Gilang juga sudah menyiapkan sebuah rumah di Surabaya yang akan mereka tempati jika Gilang datang ke Surabaya.

Seperti pagi ini, Belva sudah bersiap pergi ke kampus. Sedangkan Gilang masih bergelung di bawah selimutnya.

Belva mengenakan kemeja putih dipadukan dengan midi skirt warna pastel disertai belt pita. Dan memakai sepatu dengan warna putih. Rambut panjangnya dan bergelombang di bagian bawahnya dia gerai. Membuatnya nampak begitu cantik. Gilang saja hampir tak berkedip saat melihat istri belianya itu.

"Gimana, kak, penampilan aku?" tanya Belva sambil berputar-putar di hadapan kamera. Menunjukkan pada Gilang bagaimana penampilannya pagi ini.

"Secantik ini mau ke kampus, Bel?"

"Ya emang gini, kak. Aku juga nggak make up loh. Cuma pakai lip tint aja."

Gilang resah sendiri. Kalau seperti itu penampilan Belva setiap ke kampus, bisa-bisa banyak lelaki yang naksir pada istrinya.

"Kalau nggak usah kuliah aja gimana, Bel?"

Belva membelalakkan kedua matanya. "Kakak apaan, sih?" protesnya tak suka dengan ucapan Gilang.

Gilang terlihat mengacak rambutnya yang sudah berantakan. Membuat kini semakin berantakan saja. "Kalau gitu jangan macam-macam, ya, Bel. Ingat udah punya suami."

Mendengar ucapan Gilang, Belva mengulum bibirnya menahan senyuman. Mungkin ini pertanda bahwa Gilang mulai cemburu, pikir Belva.

"Ingat banget, kok, kalau udah punya suami ganteng. Kakak tenang aja. Hati dan pikiran aku cuma buat kak Gilang. Ya, meskipun mata aku nanti nggak bisa menolak kalau lihat yang ganteng-ganteng juga di kampus," ucap Belva berniat menggoda Gilang. Barangkali Gilang semakin terlihat cemburu. Kan, kalau seperti itu Belva jadi senang. Aiihhh!

"Bel... Yang namanya istri itu harus jaga hati, jaga pikiran dan jaga pandangan ketika jauh dari suami. Jangan malah lihatin yang ganteng-ganteng di sana. Kamu cantik. Mereka dilihatin sama kamu yang ada malah kepedean. Dikiranya kamu suka sama mereka lagi."

"Uuuhhh... Lucunya kalau lagi cemburu tuh. Jadi pengen cium. Eh!" Belva segera menutup bibirnya yang tidak sengaja berucap seperti itu.

Apalagi saat Gilang melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa didefinisikan. Bukan marah. Tapi lebih ke... Ah, sudahlah. Belva harus segera berangkat ke kampus. Hari pertama masuk, dia tidak boleh terlambat.

"Em, aku mau berangkat dulu, Kak. Kak Gilang cepetan mandi, ya. Habis itu ke kantor. Jangan lupa sarapan, jaga makannya, jaga kesehatannya _"

"Enggak disuruh jaga hati juga, Bel?" Gilang memotong ucapan Belva.

"Emm... Itu hak Kak Gilang. Nggak perlu aku suruh, kalau Kak Gilang ingat punya istri, pasti akan menjaga hatinya sendiri, kok."

Gilang tertawa kecil. "Iya. Hati-hati, ya, di sana. Lusa kakak datang ke sana."

"Iya, Kak. Aku tunggu."

Belva menghembuskan napas dengan lega setelah panggilan video call bersama Gilang sudah dimatikan. Belva tak perlu lagi menahan rasa salah tingkahnya di depan Gilang akibat ucapannya yang tidak dia sengaja.

🌻🌻🌻

Seperti apa yang diucapkan Gilang, Belva harus jaga hati dan pandangannya. Meskipun godaan cowok-cowok tampan ada di depan mata, tapi tetap Gilang yang paling tampan di matanya.

Apalagi pesona kakak-kakak tingkat yang terlihat begitu berwibawa saat mengenakan jas almamater mereka.

Tapi sekali lagi, ada hati yang harus Belva jaga. Gilang sudah memberinya kepercayaan. Dan Belva tak boleh mengecewakan.

"Belva, ya?"

"Emm, maaf. Siapa, ya?"

Belva tak mengenali lelaki yang berdiri di hadapannya. Tubuhnya tinggi, tidak terlalu kurus tapi juga tidak gemuk. Standar. Wajahnya manis dengan hidung yang sedikit mancung.

"Benar-benar pelupa ya, kamu?"

Belva mengerutkan keningnya. Mengingat siapa lelaki yang ada di depannya ini. Kenapa bisa dia mengatakan kalau Belva ini pelupa. Seperti orang yang sudah mengenalnya sejak lama.

"Aku Reno, Bel. Mantan pacar kamu."

"Reno? Mantan aku?"

Kembali lagi Belva mengingat kapan dia pacaran dengan orang yang bernama Reno. Setelah beberapa saat, Belva baru ingat. Saat kelas dua SMP dulu, Belva sempat berpacaran dengan Reno anak kelas dua SMA. Walaupun hanya berjalan satu bulan saja masa pacaran mereka. Wajar kalau Belva lupa akan hal itu.

Lagi pula dulu Reno tak setampan ini. Tubuhnya dulu sedikit gemuk. Kulit tak terlalu cerah. Dan memakai kacamata. Tapi sekarang, waktu telah merubahnya.

"Oh, yang waktu itu pacarannya cuma sebulan?"

Reno tertawa mendengar ucapan Belva. Kenapa juga harus disebutkan masa pacaran yang tak begitu lama itu?

"Maaf. Kamu beda banget sama yang dulu. Glow up-nya nggak main-main."

Reno tertawa lagi. "Bisa aja kamu, Bel. Nggak nyangka, ya, bisa ketemu di sini? Padahal kita udah nggak ketemu bertahun-tahun, ya?"

Belva mengangguk membenarkan. "Makanya aku lupa. Pangling juga, sih, sama penampilan barunya."

"Sebenarnya aku udah lihat kamu semenjak pertama masuk kemarin, sih. Waktu PKKMB kemarin. Tapi aku nggak sempat mau nyapa kamu."

Baru dua orang yang Belva dulunya kenal kini bertemu lagi di kampus yang sama. Belva belum tau ada berapa lagi orang-orang yang dia kenali, akan kembali dia temui di kampus nanti.

***

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa Belva sudah selesai kuliah hari ini. Mencari tahu dosen dari setiap materi pembelajaran. Menyesuaikan jadwal dan mencari teman baru sebanyak-banyaknya.

Sebisa mungkin Belva mencoba mengakrabkan diri tanpa menunjukkan latar belakang kehidupannya.

Biasanya, jika ada yang tau bagaimana latar belakang hidup Belva, akan ada yang minder untuk berteman dengannya. Dan ada juga yang sengaja cari perhatian agar bisa berteman dengan Belva.

🌻🌻🌻

Gilang merasa harinya mulai berwarna semenjak hubungannya dengan Belva mengalami peningkatan yang cukup besar.

Ponselnya tak pernah sepi dari pesan atau panggilan dari Belva. Dan Gilang pun tak pernah keberatan untuk meresponnya walaupun sesibuk apapun dia.

Seperti sore ini, Belva bercerita banyak hal melalui sambungan video call. Padahal Gilang sedang meeting bersama karyawannya.

Gilang memakai headset di telinganya. Sehingga hanya dia yang bisa mendengar ocehan manja Belva.

Gilang tak bersuara sedikitpun. Tapi dia mendengar setiap detail yang diceritakan oleh Belva. Belva sendiri juga tidak masalah karena dia juga tahu kalau Gilang sedang meeting.

Kedua mata Gilang melebar melihat apa yang terpampang di layar handphonenya. Belva sedang berganti baju di depan kamera meskipun letak kamera cukup jauh dari tempat Belva berganti baju.

Entah sengaja atau tidak, tapi hal itu membuat Gilang mulai gerah.

"Eh, ya ampun, kak. Maaf, aku nggak tau kalau kelihatan dari kamera. Aduh, aku nggak sopan, ya? Maaf, Kak," ucap Belva yang salah tingkah saat menyadari bahwa tempat untuknya berganti baju masih terekam kamera.

Tapi setelah dipikir-pikir, kenapa pula dia harus meminta maaf? Sudah sah juga, bukan? Sudah halal. Tidak masalah jika Gilang melihatnya. Yang lebih pun boleh dilakukan, kok.

Gilang berdehem kecil, memberi isyarat pada Belva dengan tangannya agar diam sebentar. Gilang perlu waktu untuk mengakhiri meetingnya sore ini walaupun masih banyak yang harus dibahas.

"Apa-apaan kamu, Bel?" tanya Gilang dengan gemas setelah beberapa karyawannya keluar dari ruang meeting.

"Maaf," balas Belva merasa bersalah sekaligus malu.

"Kamu bikin kakak nggak bisa tidur malam ini."

"Kenapa, Kak? Maaf, ya, kalau aku salah. Tapi beneran, Kak, aku nggak tau kalau kakak masih bisa lihat."

"Bukan masalah itu, Bel. Kalau itu, sih, kakak seneng aja lihatnya. Masalahnya, ah... Ya udahlah, Bel. Kamu buat kakak merasa harus ke Surabaya malam ini juga."

"Eh, ngapain?"

"Kamu nggak ngerti, Bel?"

"Lagian cuma lihat aku ganti baju aja kakak udah mau ke Surabaya malam ini. Gimana kalau lihat aku mandi?"

Gilang menepuk dahinya lalu memijatnya pelan. Ulah Belva benar-benar membuat kepalanya atas bawah begitu pening sore ini.

♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Endang Werdiningsih

Endang Werdiningsih

kalo hanya soal kuliah kan bisa pindah ke universitas yg ada dijakarta drpd LDR-an ampe 4thn..
LDR-an ujung"a bnyk pelkor dan pebinor,,apalagi pernikahan belva-gilang msh disembunyikan

2023-12-27

0

Tavia Dewi

Tavia Dewi

lanjut tor,,,mulai seru.

2023-09-09

0

Siti Maryam

Siti Maryam

bikin bucin tu gilang

2023-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!