Part 11

Malam itu juga, Belva dan Gilang berangkat menuju Jakarta menggunakan pesawat dengan jadwal penerbangan malam hari.

Tak sampai tengah malam, pesawat yang mereka naiki sudah mendarat di bandara Soekarno Hatta.

Selama di dalam pesawat, yang Belva lakukan hanya melamun. Memikirkan apa tujuan Gilang apa mengajaknya ke Jakarta setelah permasalahan semalam yang terjadi di antara mereka.

Sedangkan Gilang bisa tertidur dengan lelapnya selama di dalam pesawat. Selain memikirkan apa maksud Gilang, Belva juga asyik memandangi wajah tenang Gilang yang sedang terlelap.

Wajah Gilang masih seperti umur dua puluh lima meskipun sudah duda dan hampir kepala tiga.

Tampan9, dan tidak membosankan untuk dipandang. Keduanya ibarat pasangan artis Lyodra dan Riza Syah yang sedang diidolakan banyak remaja jaman sekarang.

Usia mereka juga terpaut cukup jauh. Namun perbedaan usia itu tak terlihat karena wajah Riza yang masih sangat muda. Seperti itulah Gilang dan Belva.

Kedatangan Belva dan Gilang disambut hangat oleh Yunita meskipun waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

"Apa kabar, Bel? Baik, kan?" tanya Yunita setelah mencium kedua pipi Belva.

Belva tersenyum manis. "Baik, Tante."

"Kok, panggil Tante, sih? Panggil Mama kayak yang lainnya, dong."

"Iya, Ma." Belva tersenyum lagi.

"Langsung istirahat aja, ya. Papa kamu udah tidur. Baru pulang jam sebelas tadi soalnya."

Gilang dan Belva menganggukkan kepala. Keduanya langsung berjalan menuju kamar Gilang yang juga berada di lantai dua.

Akhirnya, untuk pertama kalinya Belva masuk ke dalam kamar Gilang. Setelah satu bulan menjadi istri Gilang.

"Bersih-bersih dulu sebelum tidur, Bel. Biar nyaman tidurnya."

"Iya, Kak."

Belva pun masuk ke kamar mandi setelah mengambil beberapa keperluan yang dia butuhkan.

Setelah beberapa menit di kamar mandi, Belva akhirnya keluar dan berniat untuk segera tidur, seandainya bisa tidur. Walaupun dia juga bingung harus tidur dimana.

Jika di kamarnya sendiri, Gilang yang tidur di sofa. Lalu sekarang apakah kebalikannya? Belva yang akan tidur di sofa begitu?

Tapi ternyata tidak. Gilang sendiri sudah memposisikan tubuhnya di atas sofa di kamarnya.

"Kak?" Belva memanggil.

Gilang yang semula sudah menutup matanya menggunakan satu lengannya kini menatap Belva. "Ya, Bel?"

"Kenapa kakak tidur di situ? Ini kamar kakak. Jadi kakak yang lebih berhak atas kamar ini.'

"Saya tidak menganut paham seperti itu, Bel. Lalu kalau saya tidur di atas ranjang, kamu tidur di atas sofa gitu? Kamu pikir saya setega itu?"

"Aku nggak apa-apa, kok, kalau harus tidur di sofa, kak."

"Sudah, Bel. Nggak usah mikirin saya. Yang penting kamu nyaman."

Belva membagi ranjang menjadi dua tempat dengan dibatasi guling. Dengan memberanikan diri, Belva ingin menawarkan Gilang untuk tidur di atas ranjang yang sama dengannya.

"Tempat tidurnya udah aku bagi dua, Kak. Kakak bisa tidur di sebelah situ."

"Kamu yakin?"

Belva menganggukkan kepala meskipun dalam hati dia gugup sekali jika harus satu ranjang dengan Gilang. "Nanti badan kakak sakit semua karena tempatnya kurang leluasa. Udah dibatasi guling juga, kok."

"Serius?" Gilang bertanya, memastikan bahwa apa yang diucapkan Belva itu serius.

Belva mengangguk tanpa ragu. "Serius, Kak."

Tanpa menunggu Gilang berpindah dari sofa ke tempat tidur, Belva segera membaringkan tubuhnya dan membelakangi tempat yang akan ditiduri oleh Gilang. Berharap dia bisa segera memejamkan matanya.

Ranjang yang sedikit bergoyang menandakan bahwa Gilang sudah tidur di sana. Jantung Belva semakin tidak karuan. Ini pertama kalinya dia satu ranjang dengan Gilang.

***

"Aaaa..." Belva berteriak kencang saat baru saja dia membuka matanya. Membuat Gilang membuka matanya dengan segera.

Keduanya sama-sama terkejut dalam hal yang berbeda. Jika Gilang terbangun karena teriakan Belva, Belva terkejut karena saat dia membuka kedua matanya, tubuhnya sudah dalam pelukan Gilang yang begitu erat.

Guling yang jadi pembatas di antara mereka pun sudah pergi entah kemana. Dan siapa pula yang menyingkirkan guling itu dari tengah-tengah keduanya.

"Apa, sih, Bel, teriak-teriak begitu?" Tanya Gilang dengan wajah yang masih mengantuk. Enggan sekali untuk membuka kedua matanya. Tapi karena teriakan Belva yang begitu melengking membuatnya mau tidak mau harus bangun.

"Kakak ngapain peluk-peluk aku? Nggak sopan ya, kakak ini. Mau cari kesempatan apa gimana?"

"Kesempatan apa, sih, Bel? Lagian siapa yang duluan meluk? Kamu loh."

Belva membelalakkan kedua matanya. "Jangan ngarang, Kak. Aku nggak mungkin meluk-meluk kakak begitu."

"Ya kenyataannya memang begitu. Saya habis dari kamar mandi semalam. Tapi waktu mau tidur lagi, kamu lempar itu guling dan mepet-mepet ke saya. Besok, deh, pasang cctv biar keliatan yang cari kesempatan siapa. Nyuruh tidur di ranjang karena mau cari kesempatan, kan, peluk-peluk saya? Pakai alasan kasian segala."

Belva merasa malu jika itu memang benar adanya. Mau bagaimana pun juga, yang terjadi semalam juga diluar kehendaknya kalau memang dia yang terlebih dahulu memeluk Gilang. Namanya juga orang tidur nyenyak. Sudah pasti tidak sadar dengan apa yang dia lakukan.

Besok-besok tak akan lagi Belva ulangi untuk menawarkan tempat tidur pada Gilang. Biarkan saja Gilang mau tidur di mana.

***

Gilang dan Belva tidur terlalu nyenyak. Entah karena kelelahan, atau tidur terlalu larut bahkan dini hari mereka baru bisa tidur, atau karena nyamannya mereka ketika berpelukan.

Jadi saat keduanya terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Setelah melalui perdebatan kecil yang membuat Belva malu, Belva segera membersihkan dirinya. Mandi, gosok gigi dan lain-lain dan segera turun ke lantai satu.

Saat Belva turun, Mama mertuanya dan kakak iparnya sudah berbincang hangat di ruang keluarga. Belva menatap keduanya. Mereka terlihat begitu akrab. Yunita terlihat sangat menyayangi Mikha.

"Nanti kalau Belva sudah bangun kita ke salon bareng, ya, Sayang. Mama pengen hangout dengan anak-anak perempuan Mama."

"Boleh, Ma. Tapi, kok, Belva nggak bangun-bangun ya, Ma? Tadi kayaknya udah teriak. Diapain tuh sama si Gilang?" Mikha dan Yunita tertawa kecil.

Sedangkan Belva yang belum bergabung dengan mereka, menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Malu karena teriakannya ternyata terdengar sampai lantai satu.

"Biasa. Namanya juga pengantin baru. Kamu kayak nggak pernah saja, sayang."

Mikha tertawa keras mendengar ucapan mamanya. "Mama pasti nggak betah kalau menginap di apartemen, Ma."

"Mama nggak mau coba-coba kalau gitu, deh," balas Yunita lantas keduanya kembali tertawa.

Tawa Mikha tiba-tiba terhenti saat melihat Belva di ujung tangga. Berganti dengan sebuah senyuman manis. "Belva, udah bangun? Sini gabung sama kita."

Belva tersenyum malu dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak."

Belva duduk diantara Mikha dan Yunita. Kepalanya menunduk mendapatkan tatapan penuh godaan dari Mikha.

"Tadi diapain sama Gilang sampai teriak begitu?" tanya Mikha pelan.

"Emangnya beneran kedengaran ya, Kak?"

Yunita dan Mikha terkekeh geli. "Udah, Mikha. Kasian Belva, malu nih dianya."

"Enggak apa-apa, Ma. Hal kayak gini bukan hal yang tabu lagi untuk dijadikan pembahasan kita. Iya, kan, Bel?"

"Jangan bahas kayak gitu ke Belva, Mikha. Dia malu tuh. Lagian belum ngerti juga dia soal begitu," ucap Gilang yang baru saja turun. Dia sudah rapi dengan setelan kerjanya dan langsung menuju ruang makan untuk sarapan yang kesiangan.

Mikha dan Yunita saling berpandangan. Lalu menatap Belva yang terlihat salah tingkah. "Bel, jangan bilang kalau kalian belum pernah melakukannya," ucap Mikha penuh dengan intimidasi.

Belva menundukkan kepalanya. Semakin malu mendengar ucapan Mikha.

"Beneran belum, Bel?" Yunita menimpali.

Mereka terdiam sesaat. Belva tidak tahu bagaimana ekspresi wajah ibu mertua dan kakak iparnya karena dia hanya bisa menundukkan kepalanya.

Tak berselang lama, terdengar tawa yang keras dari bibir keduanya. "Gilang.... Kasian banget, sih, Lo," teriak Mikha. Puas menertawakan Gilang.

"Diam, Mikha. Gue habisin ini sup manten kesukaan Lo baru tau rasa."

"Nggak ada ya, Lang. Awas Lo kalau sampai habis itu sup."

♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Alita Niwa

Alita Niwa

iya bknnya tdnya nikah sma saudranya belva ya

2023-06-27

1

Atun Ismiyatun

Atun Ismiyatun

kok bisa thor mikha mantan istrinya gilang,,terus sekarang dapat kakaknya gilang,dimana critanya...

2023-06-13

1

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

janganlah Mikha dan Gilang terlalu akrab Thor, karna bagaimanapun mereka Pernah jadi suami istri...

2023-03-02

7

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!