Part 8

Pagi ini Gilang mengantar Belva untuk melakukan daftar ulang di kampusnya. Setelah Gilang memberikan semangat, motivasi dan dukungan penuh agar Belva kuliah, akhirnya Belva memutuskan untuk melakukan daftar ulang agar namanya tercatat sebagai mahasiswi baru.

Selama perjalanan, Belva masih terus berharap Gilang akan berkata, "ikut ke Jakarta aja. Kuliah di sana." Tapi ternyata hal itu sama sekali tak diucapkan oleh Gilang.

Seperti dugaannya, Gilang memang tak ingin Belva ada bersamanya. Bukannya sejak awal memang seperti itu? Belva saja yang memaksakan diri untuk tetap bertahan mencintai lelaki yang hatinya tidak bisa dia masuki sama sekali.

"Berkasnya udah lengkap semua?" tanya Gilang sebelum Belva turun dari mobilnya.

Belva mengangguk dan tersenyum. "Udah, kok, Kak."

"Kalau udah selesai kabarin, ya. Saya jemput nanti."

"Oh, nggak usah, Kak. Nanti aku pulang naik taksi online aja."

"Enggak apa-apa saya yang jemput. Nanti telepon aja."

Setelah perdebatan kecil itu, akhirnya Belva mengangguk mengiyakan ucapan Gilang. "Aku turun dulu, kak," ucap Belva sambil mengulurkan tangannya.

Gilang menatapnya dengan bingung.

"Mau salim, Kak."

"Oh." Gilang tergagap dibuatnya. Langsung menyambut tangan Belva dan Belva pun menciumnya dengan takzim.

"Hati-hati," ucap Gilang sebelum Belva membuka punya.

"Iya, Kak."

Setelah Belva turun dari mobil, Gilang masih terus memandang Belva sampai dia tak terlihat lagi oleh kedua matanya.

Kemana Belva yang cerewet saat pertama dia mengenalnya dulu? Tanya Gilang dalam hati.

Gilang menerka-nerka, apa peristiwa malam itu yang membuat Belva berubah drastis? Tak secerewet dulu. Tak semanja dulu. Bahkan sikapnya akhir-akhir ini terlihat lebih dewasa.

🌻🌻🌻

"Belva!"

Belva mencari sumber suara yang memanggil namanya. Sepertinya di universitas tersebut hanya Eliza yang dia kenal. Itupun beda fakultas karena Eliza mengambil kebidanan.

Lagipula, suara yang memanggilnya adalah suara seorang laki-laki.

"Nah, bener, kan, Belva."

Belva menganggukkan kepalanya melihat laki-laki di hadapannya. Seperti tidak asing, tapi Belva lupa dia siapa.

"Siapa, ya?" tanya Belva masih terlihat bingung.

"Lupa sama aku?"

Tanpa ragu Belva menganggukkan kepalanya. "Nggak asing, sih. Tapi beneran nggak ingat."

"Ya ampun." Lelaki itu menepuk dahinya pelan. "Aku Irfan. Kakak kelas kamu waktu SMA."

"Oh, Kak Irfan mantan wakil ketua OSIS?"

"Nah..." Irfan tertawa kecil setelah Belva berhasil mengingatnya.

"Sorry, Kak. Habisnya penampilan kakak beda banget."

"Tambah ganteng, ya?"

"Ih, kepedean."

Keduanya lantas tertawa bersama.

Irfan mengajak Belva untuk duduk di salah satu bangku. Dan Belva pun tak menolaknya. Baru saja dia selesai menelepon Gilang dan mengatakan kalau urusannya sudah selesai. Dan Gilang pun akan segera datang menjemput Belva.

Sembari menunggu, tak ada salahnya untuk mengobrol sebentar dengan Irfan.

"Jurusan apa?"

"Hukum, Kak."

"Wah, kita sama. Berarti satu fakultas ini. Baru habis daftar ulang?"

"Iya, Kak. Kebetulan banget, ya, bisa satu fakultas. Aku belum punya teman di sini."

"Enggak apa-apa. Nanti juga banyak temannya kalau udah masuk. Yang penting kalau di sini jaga sikap. Yang ramah sama teman atau kakak tingkat."

"Emangnya aku kelihatan nggak ramah, ya, Kak?"

Mendengar pertanyaan Belva, Irfan menyemburkan tawanya. "Nggak gitu juga, Bel. Kamu baik, kok. Buktinya mau ngobrol sama aku."

"Apaan, sih, nggak nyambung," ucap Belva yang membuat Irfan tertawa lagi.

Mereka larut dalam obrolan yang terlihat sangat asyik. Gilang yang sudah datang pun membiarkan Belva dan teman lelakinya mengobrol tanpa berniat untuk menghampiri Belva, atau menghubungi Belva dan mengatakan bahwa dia sudah datang.

Gilang lebih memilih menunggu di bawah sebuah pohon yang begitu rindang. Jika Belva mau melihat ke seluruh penjuru arah, pasti Belva akan melihat keberadaan Gilang.

Sayang, Belva terlalu asyik sampai tak sempat untuk melihat kesana kemari. Tawanya terus berderai setelah lelaki itu berbicara. Tak tahu apa yang mereka bicarakan sampai mereka terlihat begitu asyik.

Setelah lebih dari sepuluh menit Gilang menunggu, akhirnya Belva melihat Gilang yang berdiri di bawah pohon sambil menatapnya.

Belva langsung terdiam. Lalu segera berpamitan kepada Irfan. "Maaf, Kak. Aku harus pulang. Udah di jemput," ujar Belva. Telunjuknya menunjuk Gilang yang berada tak jauh dari tempatnya duduk bersama Irfan.

Irfan mengikuti arah telunjuk Belva. "Dia siapa, Bel?"

"Dia ss_" Belva urung meneruskan ucapannya. Lupa kalau pernikahannya dengan Gilang masih disembunyikan. "Dia kakak sepupuku, Kak. Habis dari kantor sekalian jemput aku karena aku nggak bawa mobil." Belva terpaksa berbohong.

"Oh, ya udah kalau gitu. Hati-hati, ya. Sampai ketemu di kampus ini lagi."

"Siap, Kak."

Belva segera berlari kecil menghampiri Gilang yang sudah menunggunya. "Kak Gilang udah lama di sini? Kenapa nggak telepon aku kalau udah sampai?"

Gilang tersenyum tipis. "Baru saja, kok," jawab Gilang nerbohong. "Udah selesai semuanya? Kita pulang sekarang?"

Pengennya, sih, jalan-jalan dulu, Kak. Belva berucap dalam hati.

Tapi dia hanya bisa menganggukkan kepalanya dan mengiyakan ajakan Gilang untuk pulang ke rumah.

🌻🌻🌻

Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah tiga hari lamanya Gilang ada di Surabaya. Belva sangat bahagia meskipun tak ada hal yang spesial yang dilakukannya bersama Gilang. Seperti umumnya seorang suami istri.

Bukan hanya soal ranjang. Tapi juga canda dan tawa. Saling kangen-kangenan karena harus LDR-an.

Gilang tetap menghabiskan waktunya untuk bekerja. Sedangkan Belva menghabiskan waktunya jalan-jalan bersama Eliza dan kedua temannya yang lain. Feby dan Riska.

Malam harinya, Gilang masih harus bekerja. Menghabiskan waktunya di depan laptop sampai Belva tertidur lelap. Pagi harinya, yang Belva lihat adalah Gilang yang kembali tidur di atas sofa.

Belva mengembuskan napas berat. Entah sampai kapan akan seperti ini. Mungkin ini adalah sebuah konsekuensi karena hanya Belva sendiri yang mencintai. Sedangkan hati Gilang masih tertutup begitu rapatnya.

Apalagi alasan Gilang menikahinya membuat Belva semakin merasa bahwa dirinya dianggap tidak pantas untuk Gilang oleh Gilang sendiri.

Belva hanya bisa bersabar sampai waktu yang tidak bisa ditentukan. Berharap semua akan indah pada waktunya. Dan keindahan itu ada Gilang di dalamnya.

"Saya pamit dulu, ya, Bel. Tapi mungkin akan ke sini lagi sekitar dua Minggu lagi."

Belva tak mau bertanya kenapa harus lama sekali Gilang kembali ke Surabaya.

"Kak Gilang hati-hati, ya." Ingin melanjutkan ucapannya untuk meminta Gilang mengabarinya jika sudah sampai di Jakarta. Tapi urung dia lakukan. Takut Belva akan kembali kecewa nantinya.

Belva hanya memandang Gilang yang berjalan memasuki bandara. Gilang tak menoleh sama sekali untuk melihat Belva sampai punggung tegap Gilang tak terlihat lagi.

Dada Belva terasa sesak. Hingga air matanya terjatuh dan Belva segera mengusapnya.

Belva menghela napas berat. Harinya kembali sepi tanpa adanya Gilang. Meskipun ada Gilang di dekatnya pun Gilang tak pernah menanyakan bagaimana keadaan hatinya.

Orangtuanya masih berada di Bali sampai seminggu ke depan. Sudah biasa bagi Belva ditinggal ke luar kota sampai seminggu atau dua Minggu lamanya.

Bahkan sempat berbulan-bulan orangtuanya tidak pulang karena harus mengurus usaha papanya yang ada di luar negeri.

"Aku nggak bisa ada di sampingmu setiap saat, Kak. Karena bisa saja kamu juga nggak berharap aku ada di hidupmu. Maka ku titipkan dirimu kepada Sang pencipta. Doaku yang akan membersamai langkahmu bersama perlindunganNya."

Belva segera kembali masuk ke dalam mobil. Segera pergi meninggalkan bandara dan pergi ke tempat yang hanya dia sendiri yang tahu. Belva selalu ke sana setiap merasa ingin sendiri.

Tak ada satupun orang yang tahu akan kebiasaannya ini karena setiap dia pulang ke rumah, yang dia tunjukkan hanya wajah ceria dan penuh canda tawa.

Belva memang pandai untuk menyembunyikan rasa sedih yang ada di hatinya. Hingga orang lain menganggapnya tak pernah bersedih dan seperti orang yang tak memiliki beban apapun.

🌻🌻🌻

Dari dulu Gilang jahat, ya? 😌😌

Terpopuler

Comments

Tavia Dewi

Tavia Dewi

ini yang gue tak suka klo cewek cinta ma laki seperti orang bodoh

2023-09-09

0

Anita Aprilia

Anita Aprilia

ikutan nyesek banget 😭😭

2023-09-08

0

Rika Hari

Rika Hari

kok hati ku yg sesak ya??? melihat hubungan org ni ber dua😭😭😭

2023-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!