Part 2

"Sampai kapan, sih, Lang, kamu tu mau nolak kalau Mama mencoba mendekatkan kamu dengan perempuan? Ingat umur, Lang. Mama juga pengen punya cucu."

"Kalau masalah cucu kan, di Gavin sama Mikha udah buat tiap hari, Ma."

"Mereka udah usaha. Kamu kapan usahanya?"

"Usaha apa? Bikin cucu?"

"Cari istri buat diajak bikin cucu buat Mama dan Papa juga."

Seperti anak kecil yang sedang memiliki sebuah keinginan, Yunita mengikuti kemanapun Gilang pergi. Bahkan saat Gilang berenang pun Yunita menunggunya di pinggir kolam renang.

"Kenalan aja dulu, Lang. Pendekatan dulu. Kalau emang nggak cocok Mama nggak akan maksa, kok," ucap Yunita.

Gilang yang tengah menggosok rambutnya dengan handuk pun menghela napas berat.

"Jihan anaknya baik, kok. Dia udah tahu masa lalu kamu dan dia dan orangtuanya nggak masalah akan hal itu."

Bukan masalah masa lalu Gilang yang menjadi alasan Gilang untuk tidak mau mengenal wanita-wanita itu lebih dekat. Namun lebih ke perasaan yang tidak mudah untuk berlabuh setelah perceraiannya dengan Mikha.

Gilang hanya takut siapa yang nantinya akan dekat dengannya akan merasa dirinya hanya sebagai pelarian saja. Gilang tak ingin lebih banyak menyakiti hati wanita.

"Mama ngapain coba ngikutin aku terus?" tanya Gilang saat Yunita membuntutinya dari belakang saat Gilang naik ke lantai dua untuk bersiap berangkat bekerja.

"Mama nggak akan berhenti ngikutin kamu sebelum kamu mau dekat dengan Jihan. Atau yang lain, deh. Sama Mella, misalnya. Atau Yasmin yang keturunan Arab itu."

Lagi-lagi Gilang hanya bisa menghembuskan napas dengan kasar. Jika seperti ini terus tentu hidup Gilang juga tidak akan pernah tenang dan selalu diusik dengan kemauan mamanya.

Apalagi kini Yunita menggunakan cara yang menurut Gilang itu kekanakan. Mengikuti kemanapun Gilang pergi.

"Oke, fine! Sama Jihan aja. Tapi kalau nggak ada kecocokan, Mama nggak boleh marah."

Senyuman lebar terukir di bibir Yunita mendengar persetujuan dari Gilang. Dia peluk tubuh Gilang yang terbalut handuk kimono. Sedikit basah, tapi tak jadi masalah.

"Makasih, sayang. Mama selalu berdoa semoga dia yang terbaik buat kamu," ucap Yunita bahagia.

"Aamiin-in, dong," protes Yunita saat Gilang diam saja.

Gilang mengangguk terpaksa. "Iya, aamiin," ucapnya setengah hati.

"Oke. Besok kalian nga-date, ya."

"Aku besok ke Surabaya lagi, Ma."

"Ya udah. Ajak Jihan ke Surabaya sekalian biar dia tahu pekerjaan kamu."

Gilang melebarkan kedua matanya. "Nggak, deh, Ma. Nggak mau bawa pergi anak gadis orang. Ada apa-apa nanti aku yang disalahin."

"Kamu tenang aja. Nggak akan ada apa-apa kalau kamu mau nurut omongan Mama. Ini nomor Jihan udah Mama kirim ke handphone kamu. Telepon dia, dan ajak dia ke Surabaya besok."

"Ma?" Gilang hendak memprotes. Tapi kedua tangan Yunita yang terangkat membuat Gilang terdiam. Tandanya memang dia harus diam. Yunita tak ingin ada protes apapun yang keluar dari bibir Gilang.

***

"Saya Gilang."

"Oh, Mas Gilang. Ada yang bisa saya bantu, Mas?"

"Mama minta saya buat ngajak kamu ke Surabaya besok kalau kamu nggak sibuk."

"Besok?"

"Iya."

"Kebetulan sekali, Mas. Besok saya juga ada pekerjaan di Surabaya. Kita bisa berangkat bersama."

"Iya. Pesawat besok jam delapan pagi. Kita bertemu di bandara."

"Baik, Mas. Berapa lama di Surabaya?"

"Kalau saya mungkin sekitar tiga harian."

"Oh, baiklah. Saya akan ada di Surabaya selama satu Minggu, Mas."

"Oke."

***

Keesokan harinya, Gilang bersama Juan sudah menunggu Jihan di bandara. Tak sampai sepuluh menit menunggu, Jihan terlihat turun dari mobilnya.

Gilang akui, penampilan Jihan pagi ini cukup menawan. Rambut pirangnya tergerai indah. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya. Kaki jenjangnya berjalan menghampiri Gilang dan Juan.

"Cantik, bos," bisik Juan pelan.

"Semua wanita kamu bilang cantik."

"Memang wanita itu cantik, bos. Kalau tampan itu aku."

"Nanti kamu tak lempar dari atas pesawat ya, Ju."

"Jangan, bos. Aku belum nikah."

Gilang diam tak menjawab. Memilih berdiri untuk menyambut kedatangan Jihan. Ingat, ini hanya formalitas. Tidak lebih dari itu.

"Udah lama, Mas?" tanya Jihan pada Gilang.

Gilang menggelengkan kepalanya. "Baru sekitar sepuluh menit," jawab Gilang tanpa meninggalkan kesan sikapnya yang dingin.

"Oh, maaf sudah membuat Mas Gilang menunggu," ucap Jihan tak enak hati.

"Tidak apa-apa. Kita harus check in sekarang."

"Iya."

***

Selama di dalam pesawat, keduanya sama-sama diam. Sedangkan Juan lebih memilih untuk tidur saja.

Gilang sibuk dengan iPad yang ada di tangannya. Sedangkan Jihan hanya terdiam sambil menikmati pemandangan dari atas.

Ingin bersuara, ingin mengajak Gilang mengobrol ringan, namun sepertinya iPad di tangannya lebih menarik daripadanya Jihan yang cantik yang ada di sampingnya.

Jihan jadi sungkan sendiri rasanya. Dia tidak biasa untuk berdiam seperti itu jika sedang bersama seseorang. Minimal mengobrol ringan untuk mengakrabkan diri.

"Ada masalah?" tanya Gilang saat melihat Jihan terlihat gelisah.

Jihan menggelengkan kepalanya. "Enggak. Hanya sedikit bosan."

"Nonton film aja kalau bosan. Saya mau tidur sebentar."

Jihan mengerutkan keningnya. Bukan ini yang Jihan harapkan. Jihan ingin mereka mengobrol sebentar saja.

"Ah, nanti juga bisa, Jihan. Sabar!" ucapnya menenangkan diri sendiri.

***

Apa yang diharapkan Jihan ternyata tak berjalan sesuai dengan harapan.

Sesampainya di bandara Juanda, Gilang dan Juan sudah di jemput oleh sebuah mobil mewah. Jihan tak tahu apakah itu milik Gilang sendiri, atau fasilitas hotel, atau mobil sewaan. Dan Jihan juga tidak peduli akan hal itu.

"Saya langsung ke kantor rekan kerja saya, Han. Kamu mau ikut atau saya antar dulu ke hotel?"

Jihan sempat diam kebingungan sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "ikut kamu dulu nggak apa-apa. Sekalian jalan-jalan."

"Oke."

Sesampainya di depan kantor Darmawan, Gilang sudah di sambut dengan senyum ceria anak gadis Darmawan yang baru saja keluar dari kantor ayahnya itu.

Namun senyumnya mendadak pudar saat ada perempuan yang turun dari mobil milik ayahnya yang digunakan untuk menjemput Gilang dan Juan.

Belva menatap Jihan dengan sinis. Tak peduli jika usia Jihan jauh lebih tua darinya. "Dia siapa, kak?" tanyanya dengan sinis.

Gilang menaikan kedua alisnya. Mencium bau-bau cemburu dari gadis belia di hadapannya. Hal ini bisa Gilang manfaatkan untuk membuat Belva berhenti menggodanya, bukan? "Ada untungnya juga bawa Jihan ke kantor Darmawan," ucap Gilang dalam hati.

"Dia teman dekatku. Kenalkan! Namanya Jihan."

Belva melengos pergi saat Jihan tersenyum dan mengulurkan tangannya, berniat untuk mengajak Belva berkenalan dengannya.

Tapi sebelum Belva naik ke mobil yang semula dinaiki oleh Gilang dan Jihan, Belva menoleh dan berkata, "situ balik naik taksi online aja. Jangan pakai mobil yang biasa aku pakai buat tumpangan perempuan lain. Pak Bambang, dia ada koper di mobil nggak?" tanya Belva pada sopir ayahnya.

"Ada, Non."

"Turunin! Habis itu cuci ini mobil sampai bersih. Sampai nggak ada bekasnya mereka di sini."

"Baik, Non."

Ucapan Belva membuat Juan dan Gilang menahan tawa. Perempuan kalau cemburu memang kadang suka lucu. Mana ada orang duduk meninggalkan bekas? Kecuali jika yang duduk buang air di tempat atau muntah pasti akan meninggalkan bekas.

Berbeda dengan keduanya, Jihan justru menatap mereka secara bergantian dengan tatapan penuh tanya.

♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Tavia Dewi

Tavia Dewi

widih,,,seram....

2023-09-09

0

Asha Zhafira

Asha Zhafira

lucu sekali Thor itu Belva

2023-09-06

0

Sri indrawati

Sri indrawati

bocil cemburu 😁🤭🤭

2023-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!