Gadis Belia Istri CEO Duda

Gadis Belia Istri CEO Duda

Bab 1

Gadis yang baru saja lulus sekolah menengah atas itu terlihat tak berkedip saat melihat lelaki dewasa di hadapannya.

Terlihat berwibawa dan sangat berpendidikan ketika berbicara dengan ayahnya.

Belva namanya. Dia tak peduli dengan apa yang saat ini dibicarakan oleh lelaki tampan itu dengan ayahnya.

Sejak tadi fokusnya hanya pada lelaki itu. Menyangga dagunya dengan kedua tangannya. Tersenyum sendiri dan menggigit bibirnya dengan manis saat tak sengaja kedua matanya bertatapan dengan lelaki itu.

Lelaki itu adalah Gilang. Duda tampan berusia dua puluh sembilan tahun namun masih terlihat seperti lelaki yang baru berusia dua puluh dua tahun.

Berbeda dengan Belva yang nampak bahagia saat melihat Gilang, Gilang sendiri justru merasa risih ditatap sedemikian rupa oleh Belva.

Gadis yang diceritakan oleh ayahnya bahwa dia beru saja lulus sekolah menengah atas kemarin.

Belva cantik, Gilang akui itu.

Tapi sayangnya dia masih sangat belia. Dan Gilang pun tak berminat untuk menyukainya.

Gilang menginginkan seorang perempuan dewasa untuk dijadikan pendamping hidup setelah perceraiannya dengan Mikha dua tahun yang lalu.

Sayangnya, baru beberapa Minggu setelah pernikahan Mikha dan Gavin, Gilang baru bisa move on dan menerima kenyataan bahwa Mikha bukan lagi miliknya.

Miliknya? Tidak, Gilang tak pernah memiliki Mikha.

Gilang hanya mengikat Mikha dalam sebuah pernikahan tanpa adanya cinta. Hingga waktu yang membuat Mikha memilih untuk menggugat cerai Gilang karena satu persatu kesalahannya di masa lalu terungkap.

Sudahlah, itu semua sudah berlalu. Penyesalan pun tak akan membuat Mikha kembali menjadi istrinya. Sekarang Gilang harus terima kenyataan bahwa Mikha sekarang adalah kakak iparnya.

Hampir setiap hari Gilang disuguhkan dengan kemesraan keduanya. Belum lagi malam panas yang sempat terdengar olehnya malam itu. Ah, Gilang tak mau membayangkan apa yang terjadi.

Dia pun pernah melakukannya meskipun bukan dengan Mikha.

"Belva, kita bisa pergi sekarang."

Darmawan, Papa Belva, lelaki Jawa namun berwajah bule, berucap namun tak didengar oleh Belva yang sedang asyik memandangi wajah Gilang.

Darmawan sampai merasa sungkan dengan ulah anaknya. "Maafkan Belva ya, Lang," ucapnya pada Gilang.

Gilang tersenyum tipis. "Tak masalah, Om."

"Belva, kita pergi sekarang."

Belva tak juga mendengar ucapan ayahnya.

"Belva!" Panggilan Darmawan naik satu oktaf. Tak kasar, namun sedikit keras. Ditambah juga dengan menyenggol lengan Belva pelan. Barulah Belva tersadar dari lamunannya akan Gilang.

"Kenapa, Pa? Mau jodohin Belva sama Kak Gilang, ya?" ucap Belva ngaco.

"Ssstt... Sembarangan kamu. Bikin malu papa aja. Tapu gitu tadi papa nggak ngajak kamu. Ayo pergi. Papa sama Gilang sudah selesai meeting."

"Kok, udah selesai, sih, Pa? Belva belum puas lihatin Kak Gilang," rengek Belva semakin menguat Darmawan malu.

Tak ada cara lain selain menarik tangan Belva agar Belva mau beranjak dari tempat duduknya dan membawa Belva pergi dari hadapan Gilang sebelum Darmawan dibuat semakin malu oleh tingkah anak semata wayangnya.

***

"Dia cantik, bos. Bos nggak naksir sama dia?" tanya Juan, sekertaris Gilang.

"Cantik sih, cantik, Ju. Tapi dia masih bocah."

"Justru karena masih bocah, Bos, masih polos. Enaklah buat eksperimen gaya baru."

"Mulutmu, Ju."

Juan tertawa terbahak mendengar ucapan Gilang. Juan yakin ucapannya tadi pasti sudah mengganggu perasaan Gilang saat ini. Entah ucapannya yang mengatakan bahwa Belva cantik, atau Belva yang masih polos sehingga bisa diajak bereksperimen gaya baru.

"Sialan!" umpat Gilang yang disambut tawa oleh Juan. Juan yakin ucapannya benar-benar mengganggu pikiran Gilang.

🌻🌻🌻

Beberapa Minggu ini, Gilang sudah sering pulang pergi Surabaya - Jakarta untuk menjalankan proyek baru milik ayahnya yang diamanahkan pada Gilang. Bekerjasama dengan Darmawan yang merupakan teman Anton semasa kuliah dulu.

Jika dilihat kembali antara Darmawan dan istrinya, usia mereka terlihat terpaut begitu jauh.

Darmawan seumuran ayahnya. Sedangkan istrinya terlihat masih sangat muda. Apalagi anak yang mereka miliki hanya Belva seorang, yang baru saja lulus SMA.

Itu artinya tak masalah juga jika Gilang menyukai Belva.

"Ah, apalah otakku ini?" Gilang merutuki pikirannya sendiri. Bisa-bisanya dia berpikir untuk menikah dengan Belva yang masih belia itu.

Gilang tidak mau jika harus direpotkan dengan sifat manjanya nanti.

"Kak Gilang!!!"

Gilang menghentikan langkahnya setelah mendengar suara cempreng yang begitu dia kenali. Tak perlu menoleh, Gilang yakin itu adalah Belva.

Tak perlu juga Gilang bertanya-tanya kenapa Belva ada di sini, di kantor Darmawan.

"Ih, untung Belva ke sini, ya, Kak. Kalau nggak mana Belva tahu kalau ada kak Gilang di sini. Papa nggak bilang kalau kak Gilang mau ke sini."

Belum apa-apa, Belva sudah begitu bawel dengan menggandeng tangan Gilang. Catat, tanpa mau Belva melakukannya. Padahal kini keduanya sudah menjadi pusat perhatian para karyawan di kantor Darmawan.

"Kak Gilang mau ketemu Papa, ya? Bareng aja, yuk."

"Iya. Tapi nggak usah gandeng begini."

"Kenapa?"

"Malu dilihatin karyawan Pak Darmawan."

Meskipun terlihat enggan, Belva melepaskan tangan Gilang begitu saja. Harapan Gilang gadis itu memilih untuk tidak bareng dengan Gilang untuk naik ke ruangan Darmawan.

Namun gadis itu tetap mengikuti Gilang sampai Gilang masuk ke dalam lift.

"Kak Gilang udah lama jadi duda?"

Gilang tersedak air liurnya sendiri. Bisa-bisanya Belva menanyakan hal tersebut kepada dirinya.

"Nggak cemburu lihat mantan istri jadi kakak ipar, kak?"

Pertanyaan Belva tak dijawab oleh Gilang.

"Nikah sama Belva yuk, Kak, biar nggak disangka gagal move on. Belva siap untuk nikah muda, kok. Memangnya kakak nggak capek jadi duda terus? Tidur nggak ada yang meluk, baju nggak ada yang nyiapin, kemana-mana nggak ada yang nungguin di rumah, nggak ada yang tanya kapan kakak pulang, nggak ada yang diajak gandengan waktu jalan-jalan. Memangnya kakak nggak capek?"

Kedua mata Gilang melebar dengan sempurna. Baru kali ini ada gadis seusia Belva yang terang-terangan mengajaknya menikah.

Dia pikir menikah itu apa? Memangnya menikah hanya seperti apa yang dia ucapkan barusan?

Tidak hanya sekedar aku suka sama kamu lalu kita menikah. Tapi dimana pernikahan adalah menyatukan dua pikiran yang berbeda. Menyatukan visi dan misi untuk kehidupan rumah tangga.

Gadis manja seperti Belva ini tau apa soal pernikahan? Pikir Gilang meremehkan Belva.

Beruntung lift terbuka sebelum Gilang bisa menjawab ucapan Belva. "Nggak usah ngomong apa-apa ke papamu soal ucapanmu tadi," ucap Gilang sebelum masuk ke ruangan Darmawan.

"Ih, Kak Gilang mau ngobrol berdua sama aku dulu, ya?"

Gilang menghembuskan napasnya dengan sedikit kasar. Akhirnya dia menganggukkan kepalanya agar gadis itu segera menutup mulutnya dan gak berkata apapu lagi di hadapan ayahnya nanti.

***

"Anak Mama udah pulang? Duduk dulu, yuk. Ada teman Mama dan anaknya."

Jika sudah berkata seperti itu, Gilang sudah yakin bahwa Yunita pasti akan menjodohkan dia dengan anak teman mamanya itu.

Hal ini sudah terjadi berulangkali dengan teman mamanya yang berbeda. Dan Gilang selalu menolak jika diminta untuk mengenal lebih dekat lagi.

"Aku capek, Ma. Bersih-bersih dulu, ya?"

"Sebentar aja, kok. Mereka juga udah mau pulang karena udah lama di sini."

Gilang tak bisa lagi menolak. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti kemauan mamanya agar dia duduk di hadapan dua perempuan berbeda usia tersebut.

Jihan nama wanita itu. Gilang pernah melihat nama dan wajahnya ada di daftar perempuan muda yang menjadi seorang pengusaha sukses.

Meskipun baru merintis, tapi brand pakaian modern miliknya sudah terkenal di kalangan para kaum menengah ke atas.

"Kata Mama kamu, kamu baru dari Surabaya, ya, Lang?" tanya Mama Jihan yang Gilang anggap hanya sebagai basa-basi saja. Sudah tau dari Yunita kenapa masih bertanya padanya?

"Iya, Tante. Saya ke kamar dulu, ya. Mau bersih-bersih dan istirahat."

Meskipun Yunita menatapnya dengan tatapan tak suka dan seolah meminta Gilang untuk tetap duduk, Gilang tak menggubrisnya.

Setelah berpamitan Gilang langsung naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Juga tanpa menatap Jihan sedikitpun.

♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

~¥^D^~

~¥^D^~

mampir thor

2023-09-07

0

Warni Zakaria

Warni Zakaria

penasaran

2023-08-30

0

Reza Indra

Reza Indra

Seru kaya'ee... 👍🏻👍🏻👍🏻❤🧡❤😘😘😘

2023-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Part 91
93 Part 92
94 Part 93
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102
104 Part 103
105 Part 104
106 Part 105
107 extra part 1
108 extra part 2
109 Extra part 3 ( END )
110 Terimakasih
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Part 91
93
Part 92
94
Part 93
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102
104
Part 103
105
Part 104
106
Part 105
107
extra part 1
108
extra part 2
109
Extra part 3 ( END )
110
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!