Gosip

"Hoaaamm, ngantuknya." Sambil berjalan menaiki anak tangga ke lantai tiga, Rinjani merasakan kedua matanya begitu kantuk karena semalaman ia harus merawat bundanya yang sedang sakit.

Para siswa-siswi setiap kali berpapasan dengannya selalu berbisik-bisik, entah apa yang sedang mereka gunjingkan hingga membuat Rinjani kebingungan. Namun ia memilih untuk berlari agar lebih cepat sampai di kelas dan bisa tidur sebentar sebelum bel masuk berbunyi.

"Baguslah masih sepi." Gumam Rinjani saat dirinya membuka pintu kelasnya. Lalu ia merebahkan kepalanya di atas meja dan menutup wajahnya dengan sweater cokelatnya, sehingga tidak boleh ada orang lain yang melihatnya tidur di dalam kelas.

"Jan.. Rinjani.. bangun." Indah menggoyangkan bahu Rinjani.

Dengan kedua mata yang masih setengah sadar Rinjani mengangkat wajahnya dengan malas "Ada apa?" Tanyanya.

"Udah bel Jani." Jawab indah mengeluarkan buku-bukunya.

"Ah, gue ngantuk banget ndah, boleh ya gue tidur 5 menit aja." Ucapnya menaruh kepalanya lagi sambil mengacungkan kelima jarinya.

"Ta.. tapi Jan."

"Rinjani!"

Mata Rinjani terbelalak kaget mendengar suara siapa yang memanggilnya. Semua murid tahu siapa dia. Guru killer yang selalu membawa gagang rotan, itu Bu Hindun. Rinjani lupa bahwa jam pertama pelajaran kelasnya adalah pelajaran agama.

"Sa.. saya Bu." Ucap Rinjani, merapihkan kunciran rambutnya.

"Kamu begadang semalam? Sampai-sampai tidur di kelas! Sekarang kamu bawa ini, dan berdiri di lapangan menghadap ke tiang bendera sampai bel istirahat!"

"Ta.. Tapi Bu."

"Tidak ada tapi-tapian, cepat keluar!" Bentak Bu Hindun.

Tangan Rinjani mengambil papan yang bertuliskan. "SAYA BERJANJI TIDAK AKAN TIDUR DI KELAS LAGI!!" Dengan rasa penyesalan Rinjani berjalan malu menuruni anak tangga. Tiba-tiba ia berpapasan dengan Alex dan secepat kilat Rinjani langsung menutupi papan yang ia pegang, namun Alex hanya memberikan senyumannya tanpa menyapa Rinjani sambil berlalu menuju ke kelasnya.

Terpaksa Rinjani harus mengalungkan papan itu di lehernya, sehingga membuat seluruh murid yang sedang melakukan olahraga memandang ke arahnya.

Kedua mata Rinjani melihat Sandra yang baru saja ganti pakaian olahraga, itu berarti kelasnya Alex lah yang akan melaksanakan olahraga pagi ini.

Wajah Rinjani semakin memerah karena malu saat seluruh murid mempertontonkan dirinya.

"Semalam kerja kali dia makanya tidur di kelas." Bisik para siswi yang melihat Rinjani dengan tatapan sinis.

"Huft, tau gini mending gak masuk sekalian." Gumam Rinjani sambil melirik siswi yang memandangi dirinya.

"Saya berjanji tidak akan tidur di kelas lagi."

Rinjani menoleh ke samping dan mata sipitnya melihat cowok dengan tubuh jangkung sudah berdiri bersamanya. Tidak lupa senyuman yang selalu terukir jika bertemu dengannya. Dan bagi siapa pun yang melihatnya akan merasa bahwa Alex telah menyukai dirinya.

Tapi, Alex hanya memberikan senyumannya kepada Rinjani.

"Tumben."

"Apa?" Tanya Rinjani.

"Tumben tidur di kelas." Jawab Alex, menutupi wajahnya dengan papan yang ia ambil dari belakang sekolah karena paparan sinar matahari.

"Kurang tidur." Ucap Rinjani.

"Kenapa?" Tanya Alex.

"Gak apa-apa."

"Ada masalah?" Papan yang Alex pegang berganti alih, ia memilih untuk menutupi wajah Rinjani yang sudah berkeringat karena kepanasan.

Rinjani menggeleng, lalu menepis papan dari wajahnya. Ia tidak mau Bu Hindun menambah hukumannya gara-gara melihat Alex berlaku baik padanya.

"Alhamdulillah." Rinjani melepas papannya dan menyuruh Alex yang memegangnya, sedangkan ia sendiri pergi ke kelas karena masa hukumannya telah selesai.

Lagi-lagi sikap Rinjani sukses membuat senyuman Alex mengembang. Ia pun pergi ke kelas untuk menaruh papan hukuman Rinjani ke dalam tasnya.

"Rinjaniiiiii." Panggil Indah melihat temannya masuk ke kelas setelah menjalani hukumannya di lapangan.

"Gue capek dan ngantuk, mau tidur!" Sahut Rinjani menaruh tasnya di atas meja.

"Gue mau tanya serius sama lo!" Ucap Indah.

"Apa?" Rinjani tidak mengangkat kepalanya sama sekali, justru ia malah menutup wajahnya dan tidak mau melihat Indah, dan membiarkan Indah main dengan teman-teman yang lain.

"lo pacaran sama Alex?" Tanya Indah.

"Pertanyaan lo gak penting ndah. Dan lo udah tau jawabannya. NGGAK!" Jawab Rinjani.

Lalu indah membuka Instagram miliknya dan melihat akun SMK PERMATA, lalu memutar video saat Alex mengucapkan bahwa dia mencintai Rinjani di depan Aini.

Rinjani langsung bangun dari tidurnya dan mengambil HP Indah lalu melihatnya dengan seksama. Degup jantung Rinjani langsung berdetak kencang mendengarnya, saking bingungnya ia menghabiskan air minum Indah yang selalu di bawa dari rumah. Padahal ia sendiri mempunyai air minum yang baru saja ia beli di koperasi, tetapi justru malah salah minum.

Indah pun memandang Rinjani dengan tatapan aneh dan meminta konfirmasi atas video Alex tersebut.

"Jadi?" Tanya indah.

"Jadi apa? Gue sama Alex itu..."

"Pacaran." Potong Alex masuk ke dalam kelas Rinjani dengan membawakan mie ayam kesukaan Rinjani lalu duduk di depannya.

"Gue pindah deh." Bisik Indah pada Rinjani lalu berjalan ke tempat duduk paling belakang.

"Cie...cie... Rinjani" teriak teman-teman sekelasnya.

Rinjani berdiri dan menggeleng cepat sambil mengatakan bahwa itu semua bohong, namun mereka tidak percaya dengan omongan Rinjani sama sekali.

"Udah makan aja! kamu pasti lapar kan abis di hukum?" Alex memegang pundak Rinjani lalu menyuruhnya duduk dengan secara paksa.

"Lex, kayaknya kita perlu bicara!" Ucap Rinjani.

"Bicaralah, aku dengarkan. Apa perlu aku suruh mereka keluar." Alex menunjuk teman-teman sekelas Rinjani.

"Ah, gak perlu. Nanti aja ngomongnya."

"Oke, kalau gitu makanlah!" Alex menyiapkan mie ayam untuk Rinjani.

Sebelum menyuap mie ayamnya, Rinjani mencium terlebih dahulu sambil melirik Alex yang tengah memandangnya heran.

"Aku gak taruh racun, atau pun obat tidur. Jadi, makanlah mie ayamnya dengan tenang!" Kata Alex agak kesal dengan sikap Rinjani yang semakin lama menurutnya semakin menyebalkan.

"Gimana mau tenang kalau kamu ngeliatin aku terus." Sahut Rinjani.

Alex membuang nafasnya kasar lalu pergi keluar kelas Rinjani tanpa menoleh ke belakang sekali pun.

Meskipun banyak pasang mata yang sedang memperhatikan Rinjani makan, ia tetap saja dengan lahap memakan mie ayam pemberian Alex. Karena bagi Rinjani yang membuatnya salah tingkah dan gugup adalah adanya Alex di hadapannya, dan sekarang dia tidak ada makanya ia bisa santai memakannya.

Tak lama datanglah Luna bersama Mona dan Rere menghampiri meja Rinjani dengan wajah penuh emosi.

"Mau lo tuh apa sih!" Bentak Luna menggebrak meja, sehingga Rinjani menghentikan makannya.

"Maksud lo?" Tanya Rinjani.

"lo itu gak pantes sama Alex! Kayak langit sama bumi, jauh. Mending lo jauhin dia!" Sahut Mona menunjuk wajah Rinjani dengan tangannya yang terlihat seperti orang jijik.

Rinjani diam tidak menanggapi apa pun yang menyangkut hal-hal tentang dirinya dan Alex akibat video di Instagram itu.

"lo jauhin Alex atau gue kasih tau ke semua orang siapa Bokap lo sebenarnya!" Ancam Luna.

"Ngomong! lo bisu!" Rere pun ikut-ikutan memarahi Rinjani yang tidak merespon emosi mereka.

"Kalau lo diam, berarti lo setuju kalau kedok bokap lo gue publikasiin di sekolah!" Ancam Luna lagi. lalu menumpahkan mie ayam ke seragam Rinjani beserta es yang di pegang oleh Rere dengan sengaja ia tuang ke rok Rinjani.

Mereka pun berjalan ke tempat duduknya seolah merasa tidak bersalah. Indah langsung menghampirinya dan membersihkan mie yang berada di seragam Rinjani dengan kasihan. Begitu pula dengan Rinjani yang tidak bisa menahan air matanya karena ulah Luna bersama teman-temannya.

"Makasih ndah." Ucap Rinjani dengan beruraian air mata.

"Maaf Jan, gue cuma bisa lihatin lo doang waktu mereka ngebully lo." kata Indah.

"Gak apa-apa. lo jangan deket-deket gue, karena gue gak mau lo kena getahnya. Kalau gitu gue ke toilet dulu ya ndah." Ucapnya lagi lalu menghapus air matanya.

"Iya." Kata Indah memandang Rinjani dengan penuh sesal.

Kedua mata Alex menatap Rinjani yang tengah berlari ke toilet dengan baju seragam yang kotor. Ia pun berlari ke kelas Rinjani dan mendapati Indah sedang membersihkan sisa-sisa mie ayam di lantai dan meja tempat duduk Rinjani. Alex hanya memandang satu persatu teman Rinjani lalu kembali berjalan menemuinya.

Sudah hampir setengah jam Rinjani berada di toilet namun tak kunjung keluar juga, Alex merasa khawatir dengan keadaannya tapi tidak mungkin juga ia masuk ke dalam toilet cewek. Dengan cepat Alex mengeluarkan HP nya dan menelepon Sandra untuk menyuruhnya masuk ke dalam toilet.

"Coba lo cek san!" Suruh Alex pada Sandra dengan sedikit memohon.

Tanpa menjawab iya, Sandra pun masuk ke dalam toilet, dan mendengar suara perempuan menangis ia coba dengarkan lagi ternyata itu suara Rinjani. Sandra memanggil namanya namun hanya usiran yang diterima olehnya.

"Dia kenapa?" Tanya Alex panik saat melihat Sandra keluar dari dalam toilet.

"Nangis." Jawab Sandra.

"Apa? Terus, lo tinggal sendirian?"

"Alex, dia nyuruh gue keluar, yah gue keluar. Lagian lo apain sih sampe nangis gitu?"

"Eits, enak aja lo nuduh gue. Gue cuma kasih dia mie ayam, terus gue balik ke kelas."

"Sejak kapan lo perhatian sama cewek?" Tanya Sandra serius.

"Tuh kan, lo mah gitu. Heran deh gue sama lo, kemarin kan gue bilang kalau gue cinta sama dia, yah gue kasih perhatianlah." Kata Alex menjelaskan.

Sandra memicingkan matanya tidak percaya dengan perkataan sahabatnya itu.

"Terserah lo deh San, yang penting gue harus liat dia kenapa."

"Eh.. eh.. Lex!" Sandra mencegah Alex menerobos masuk ke toilet hingga membuat semua cewek yang berada di dalamnya berteriak.

Alex melihat Rinjani sedang membersihkan bekas kuah mie ayam yang menempel pada baju putih dan roknya.

"Hai." Sapa Alex.

Rinjani kaget melihat Alex berada di dalam toilet cewek. "Keluar! ini kan toilet cewek, gak bisa baca ya?!"

"Aku tau. Ada yang mau aku bicarain keluar yuk." Ajak Alex.

"Sebentar, aku bersihin ini dulu."

"Ya udah aku tunggu di luar ya."

Rinjani mengangguk pelan.

Saat Rinjani ada di hadapannya Alex hanya memandang baju sekolah dan roknya, "Ada yang gak beres nih." Pikir Alex di dalam hatinya.

"Mie ayamnya enak?" Tanya Alex.

"Enak." Jawab Rinjani.

"Kalau gitu habis dong?" Tanya Alex lagi, memancing supaya Rinjani bercerita yang sebenarnya.

"Emm, tadinya mau aku habisin. Eh, malah tumpah. Maaf ya." Jawab Rinjani berbohong.

"Tumpah? Gimana ceritanya cewek seusia belasan tahun bisa menumpahkan mie ayam sampai ke baju dan roknya?" Pikiran-pikiran Alex kini berkutat dengan semua jawaban yang Rinjani berikan untuk meyakinkan dirinya bahwa dia memang tidak ada apa-apa dan tidak terjadi apa-apa.

Sejenak Alex teringat ucapan pak Budi waktu di kantin kemarin yang memberitahukan kepadanya bahwa Rinjani bukanlah cewek seperti kebanyakan yang Alex kenal selama ini, dia cewek yang hanya mau berbagi kebahagiaannya kepada orang-orang di sekitar.

Sedikit demi sedikit Alex mulai mengerti sikap cewek yang berada di depannya itu.

"Besok-besok aku traktir lagi deh." Ujar Alex.

Senyum Rinjani terlihat di wajah imutnya, dan itu adalah hal pertama yang Alex lihat selama dekat dengannya.

"Boleh. Tapi traktirnya kalau aku dapat hukuman lagi ya." Kata Rinjani

Alex mengangguk.

"Ya udah, aku ke kelas udah bel masuk." Ucap Rinjani.

"Iya."

Alex pun bergegas menuju ke kelasnya dan meminta Winda salah satu admin dari Instagram SMK PERMATA untuk menghapus video perkataannya beberapa hari lalu. Alex tidak mau karena ucapannya akan menyebarkan gosip kepada Rinjani sehingga berakibat fatal untuk diri Rinjani sendiri.

Kini hari demi hari gosip itu semakin menyebar ke mana-mana bahkan caption-nya pun sudah tidak ada yang benar. Ada yang mengatakan bahwa Alex dan Rinjani berpacaran di toilet perempuan, lalu melakukan hal-hal yang di larang oleh Agama. Sampai-sampai Rinjani dituduh hamil di luar nikah, sehingga Bu Hindun beserta guru yang lain memanggil Rinjani ke kantor.

Dengan susah payah dan penjelasan yang benar-benar akurat Rinjani mengatakan hal sejujurnya. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak ada hubungan apa-apa dengan Alex, ia dan Alex hanya seorang adik dan kakak kelas tidak pernah lebih dari itu. Rinjani begitu berusaha agar pihak sekolah tidak melayangkan surat pemanggilan orangtua, sebab Rinjani tidak mau bundanya tahu mengenai hal semacam ini yang berakibat fatal untuk kesehatannya.

Setiap hari Rinjani selalu mendapatkan gunjingan dari para siswa-siswi di sekolahnya, bahkan tak jarang mereka mengerjai Rinjani dengan berbagai hal-hal yang ekstrim, dari mulai melemparkan saus ke seragam sekolah sampai telur ayam yang sudah busuk.

Rinjani merasa sangat terpukul saat ia tahu bahwa Indah pindah sekolah karena orangtuanya bekerja di luar kota yang mengharuskan dia ikut. Padahal hanya Indah yang bisa menghibur dirinya kalau sedang sedih di sekolah dan Indah juga memperlakukan Rinjani sebagai saudara begitu pun sebaliknya.

Cibiran-cibiran dari para siswa-siswi akan Rinjani hadapi dengan sendiri tanpa ada sahabat yang menemaninya. Bahkan untuk beberapa tahun ke depan ia pasrah dengan keadaannya sekarang ini, selagi belum menyangkut keluarganya. Walaupun mungkin suatu saat nanti kesabaran Rinjani akan habis kepada teman-temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!