Luna berhasil meminta ojek online langganan. Yang notabane temannya dulu. Dia memerintahkan agar membawakan sayuran dan ikan, daging segar pada teman seprofesi saat ayahnya berjualan.
Setengah jam berlalu, Luna turun dari lift dan menemui di dalam parkiran.
"Thanks ya joko, untung kamu ada. Gimana kamu jadi langganan tetap aku saat aku butuh dan pesan?"
"Oke! ga masalah. Tapi kenapa kamu ga bisa kepasar sendiri Luna?" tanya Joko.
Ia tau, jika teman baiknya ini bisa diandalkan. Aduuh.. gimana ya, nanti kapan kapan gw ceritaiin ya. Yang jelas gw bakal lama disini ko. Sekali lagi thanks ya!
Luna berlari, "Eekh.. Lun. kembaliaannya?" Buat bensin aja. Teriak balas Luna.
Wiiiih... Wuuush! gaya Luna. Baru kerja di Apartment megah aja. Bisa ngasih kembalian uang biru. Bisa kaya kalau model pembeli kaya lu lah Luna, tapi Luna kerja dilantai apa. lain kali gw harus mampir nih. Sesama tukang ikan dulu, ga boleh lah seneng sendirian. Hiieieeei Joko tertawa senyum menyeringai dan pergi dengan motor bebeknya.
........
"Apa kau gila, sudah berapa lama. Kalian belum bisa mendetek keberadaan Keiy?" teriak Triis.
ia menggebrak meja dan melempar sebuah laptop yang bercecaran terbelah menjadi dua. Ebon hanya mendengus nafas panjang. Lalu meminta seseorang untuk membereskan laptop dan membenahi suatu data tidak ada yang tertinggal karna ulah bos yang Marah.
"Tapi saya hanya bisa memberikan informasi ini, Maafkan saya jika tidak lengkap Tuan!"
Triis menaikan alis, ia tersenyum ketika menatap jadwal Keiy berada di korea besok malam.
"Ebon siapkan tiket. Atur jadwal meeting sore ini!"
Luna terdiam lelah, tubuhnya sangat tidak karuan. Ia menatap jam sudah pukul enam sore. lalu ia pergi membersihkan diri setelah menata ruangan meja makan yang telah ia siapkan. Tak lama ia bingung akan baju yang yang tergantung.
"Aakh.. tidak koperku dimana?" seketika ia tersadar akan koper yang tertinggal di depan pintu pria yang salah.
Luna bergedik melirik dengan sebuah handuk kecil. Ia menatap lemari Triis. Astaga ini baju apa butik, mewah semua. Luna memilih baju dan mengambil kemeja putih berukuran besar itu, ia membalut tubuhnya untuk sementara ia gunakan.
"Heeumh.. setidaknya aku bisa pakai sementara. Pria seram itu pasti tidak akan marah kan. Jika kotor aku pasti akan mencuci bersih." lirih Luna.
"Apa kau sudah mempertimbangkan, lokasi itu tak ada celah kesalahan sedikitpun kan?" Ebon menjawab jika semua selesai dan rapih.
Saat Triis sampai, ia meminta semua menunggu diluar. Ia hanya ingin sekedar mengambil barang yang tertinggal. Tapi sorot matanya tertajam menatap seseorang yang tidur di meja makan.
Wanita sial ini, tidak tau etika. Bisa bisanya tidur di meja makan. Triis mencoba untuk menghampiri dan menatap kesal akan baju yang dipakainya. Tapi menatap seisi meja makan ia telah memasak banyak. Ia segera mengangkat ponselnya dengan menjawab nada serius.
Percakapan itu berubah menjadi kaku dan mengepal tangannya.
"Lakukan, tunggu beberapa jam saya akan tiba!" Tak lama ia menutup ponsel lipatnya. Ia simpan amarah nya saat kelak nanti ia kembali pulang dan berkata, malam ini kau selamat wanita sial. Karena dirimu aku terikat selama enam bulan dalam pernikahan.
***
Ke esokan harinya, Luna mengucak mata. Ia menatap pukul tujuh pagi. Ia tertegun karna lelah sampai tertidur. .
"Pria seram itu, apa dia tidak pulang. Tidak masakan yang kubuat basi. Bagaimana bisa menghamburkan uang yang baru saja kemarin aku belanja banyak." Luna bersedih dan mencari seisi ruangan tempat.
Pria ini, terlalu kaya sampai mengabaikan. Aku tau posisiku, tapi jika tidak pulang apa tidak bisa mengabarkan sebentar. Tak lama Luna telah bersiap rapih, ia turun meminta bantuan akan koper yang tertinggal kemarin siang. Tapi seseorang menepuk dan menyapanya.
"Hai, apa kau wanita yang meninggalkan koper biru?" Luna menatap, setelah membuk pintu.
"Kau yakin, dia akan hadir menjadi bintang acara malam ini?" Ebon mengangguk. Meski ia menitip pesan pada Kosim melalui telepati mata mata yang menjaga Keiy agar berhati hati.
Tak lama, Triis tersenyum menatap bahagia. ia meminta Ebon dan pengawal menjaga jarak. Ia segera melangkah cepat dengan kaki panjangnya. Ia menatap sosok wanita tinggi yang ia kenal meski dari punggung belakangnya.
"Meski dari belakang, kau masih terlihat indah. Kali ini kamu tidak akan bisa lepas lagi!" ujar Triis yang diam diam menghadiri konser.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments