Acara ulang tahun cucu Bu Rara, berjalan sederhana namun meriah. Hanya sedikit yang di undang. Karena memang Azam tidak terlalu suka dengan pesta.
" Bu Rara, kue nya enak banget lo."
" Iya, ibu pesan dimana?"
" Pasti pesanan khusus, mungkin dari kota, ya kan bu."
" Saya suka kuker nya. Kapan kapan kalau ke kota, saya nitip yang seperti ini dong Bu Rara, boleh kan?"
" Ngapain jauh jauh ke kota, la wong saya beli nya di sini." Jawap Bu Rara ramah.
" Masak sih buk?, Moza bakery gak kayak gini rasa nya."
" Iya, Moza bakery ramai kan, hanya karena itu satu satu nya toko kue di kampung kita."
" Betul, rasa nya juga biasa saja. Masih enak kue ini."
" Kalian tau kue itu buatan siapa?"
" Buatan siapa bu?"
" Iya, aku mau pesan banyak kalau memang beli nya di kampung kita."
" Iya, aku juga pengen beli kuker nya."
Bu Rara menoleh ke arah Imelda, seperti mengatakan bolehkah aku memberi tahu pada mereka jika Imelda lah yang membuat semua kue yang ada di sini. Imelda menggeleng.
" Yang membuat semua kue ini adalah orang yang sama, yang kalian sebut sebagai pelacvr."
Semua orang yang ada di sana terkejut, sekaligus memandang ke arah Imelda yang terlihat menundukkan kepala.
" Maafkan kami Imelda, kami bersalah."
" Iya, maafkan kami."
" Kami janji akan merubah sikap kami."
" Iya kami berjanji.."
.....
Setelah acara selesai.
" Nih, buat kamu."
Azam memberikan seluruh kado yang di bawa teman teman nya.
" Ha?, kenapa kamu memberikan nya pada ku?" Tanya Migel.
" Aku tidak suka kado. Aku lebih suka membeli dengan uang ku sendiri. Ini, ambilah."
" Tapi...."
" Sudah tidak apa apa, Azam memang seperti itu." Ucap Akmal, Ayah Azam. Yang datang dan bergabung bersama mereka.
" Tapi paman, ini sangat banyak."
" Anggap saja, itu hadiah untuk Migel. Karena selama ini Migel sudah rajin membantu ibu." Akmal tersenyum dan mengelus kepala Migel.
Azam bangun, dan berjalan menuju kamar nya, lalu kembali dengan membawa sebuah kardus.
" Apa itu?" Tanya Akmal.
Azam membuka kotak kardus. Dan mengeluarkan isi nya.
" Azam, bukankah ini milikmu?"
" Ya, dan sekarang aku ingin memberikan nya kepada Migel."
" Kenapa?, apa Azam tidak menyukai nya?" Tanya Akmal.
" Bukan Azam tidak menyukai nya. Tapi baju dan barang barang Azam sudah banyak. Lebih baik di berikan untuk mereka yang membutuhkan."
Akmal tersentuh dengan apa yang dilakukan Azam.
" Kemarilah.." Perintah Akmal.
Cup
Akmal mencium kening Azam.
" Ayah bangga pada mu."
" Terima kasih ayah."
Azam memeluk ayah nya.
" Senangnya punya ayah."
Mata Migel berkaca kaca. Azam melepas pelukan nya.
" Jika Migel mau, Migel boleh memanggil paman Akmal dengan sebutan ayah."
Akmal menatap Migel dengan senyuman. Sedang Migel menatap balik dengan tatapan tidak percaya.
" Bolehkah?"
Migel menatap Azam, seperti meminta ijin. Azam mengangguk.
"Tentu saja boleh. Nenek Rara dan kakek Danu kan juga menganggap mu sebagai cucu nya, dan aku menganggap mu sebagai saudara ku. Jadi, ayahku adalah ayah mu juga. Walau kita terlahir dari orang tua yang berbeda."
Azam menghampiri Migel yang mata nya mulai berair. Dan memegang bahu nya.
" Sudah sana, sebelum aku berubah pikiran." Kekeh Azam.
" Sekarang ayo, panggil paman ayah." Ucap Akmal, sambil merentakan ke dua tangan nya.
" Ayah...."
Migel menangis sambil memeluk Akmal.
" Migel punya ayah, Migel bukan anak haram lagi. Aku bukan anak haram kan ayah." Isak Migel dalam pelukan Akmal.
" Ya, Migel bukan anak haram. Tapi anak ayah Akmal mulai sekarang."
Azam ikut memeluk Migel dan Akmal.
"Gibran punya ayah, gibran bukan anak haram lagi. Aku bukan anak haram lagi."
Migel terus mengulangi kata kata nya.
Imelda melihat itu dengan airmata yang tak henti henti nya mengalir. Bu Rara mendekati Imelda, dan langsung memeluk nya.
" Terima kasih bu, ibu dan bapak sudah sangat baik kepada kami." Ucap Imelda dalam pelukan Bu Rara.
" Iya nak, sama sama. Kalau saja putri ku masih hidup. Mungkin dia sudah sebesar diri mu. Jangan sungkan lagi ya nak, anggap aku adalah ibu kandung mu." Ucap Bu Rara.
Imelda semakin terisak dan memeluk Bu Rara.
" Ehem.., semua nya berpelukan. Lalu Bapak memeluk siapa?" Tanya Pak Danu yang baru saja datang.
" Meluk saja gak apa apa pak. Saya mau kok." Ucap Jojo, sopir sekaligus pembantu laki laki di rumah Bu Rara dan Pak Danu.
" Heh! daripada berpelukan dengan mu. Lebih baik aku memeluk tembok saja."
" Hehe..."
Pak Jojo menggaruk garuk kepala nya lalu pergi ke belakang.
...
" Imelda, kamu pulang diantar pak Jojo ya. Biar sekalian di bantu membawakan barang milik Migel."
" Apa tidak merepotkan bu?" Tanya Imelda.
" Memangnya, kamu bisa membawa semua itu?"
" Hehe, enggak sih."
" Ya sudah, diantar pak Jojo saja"
" Baik Bu, kalau begitu saya dan Migel permisi. Sekali lagi terima kasih."
" Iya sama sama. Besok besok main kesini ya, mumpung Azam masih lama di sini."
" Siap nek." Ucap Migel semangat.
" Terima kasih ya Azam."
" Sama sama."
Imelda dan Migel pulang ke rumah dengan di antar Pak Jojo.
Sesampainya di rumah, mereka langsung membongkar kado dan barang pemberian Azam..
Ada baju, tas, buku, alat tulis, sandal, sepatu. Dan masih banyak lagi.
" Sekarang, bereskan kemari Migel. Baju Migel yang sudah tidak muat dan jelek bisa di buang." Ucap Imelda.
" Baik bu."
Migel membawa satu kardus pakaian dari Azam. Dan menata dalam lemari pakaian nya.
Sedang Imelda . Mencari tempat untuk meletakan buku dan alat tulis, serta tas dan sepatu.
....
Keesokan hari nya, seperti janji Imelda. Dia mengajak Migel jalan jalan ke mall.
Perjalanan membutuhkan waktu 30 menit. Mereka menempuh perjalanan dengan menggunakan bus.
Sesampai nya di mall, Migel sangat gembira.
" Wah ibu, lihat. Ternyata mall itu sangat besar ya..."
" Iya sayang. Ayo kita masuk. Kita makan burger dan pizza, seperti yang Migel mau."
" Hore...."
Sepanjang perjalanan masuk ke dalam mall, Migel tidak henti henti nya tersenyum dan kagum melihat banyak sekali barang di dalam mall tersebut.
" Bu, ayo kita ke sana."
Migel menunjuk tempat bermain.
" Iya, setelah kita makan. Oke."
" Janji.."
" Janji, hari ini adalah hari untuk Migel. Migel boleh bermain sepuasnya."
" Ye, terima kasih bu."
Migel menarik lengan Imelda, lalu mencium pipi kanan dan kiri Imelda.
" Ayo kita makan."
Direstoran cepat saji, Imelda memesan burger dan pizzaa ukuran kecil untuk Imelda. Dan paket sarapan untuk dua orang.
" Wah bu, ayam nya sangat enak. Seandainya Migel bisa makan ayam seperti ini setiap hari ya..."
" Doakan ibu banyak rejeki. Nanti ibu akan sering mengajak gibran kesini."
" Beneran?"
" Iya, untuk anak ibu yang paling ganteng."
" Terima kasih bu.."
" Sama sama sayang, ayo cepat habiskan. Lalu kita pergi bermain."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sumiati 32
Migel namanya , kenapa jadi Gibran
2024-02-07
0
Imam Sutoto Suro
wooow amazing story thor lanjutkan
2023-04-01
0