Semalaman Imelda begadang demi membuat kue hidangan dan kue ulang tahun, untuk cucu Bu Rara.
Bu Rara harus pulang, jadi lah Imelda mengerjakan semua nya sendirian.
" Akhirnya selesai.."
Imelda melihat ke arah jam.
" Astaga, sudah pukul 02:00. Seperti nya besok harus libur jualan kue dulu."
Melihat Migel yang tertidur, karena lelah membantu Imelda di dapur. Membuat rasa lelah Imelda hilang. Dia mendekati putra kesayangan nya itu.
CUP
Imelda mencium kening pangeran kecil nya itu.
" Ibu.." Migel terbangun.
" Hei, ibu membangunkan mu ya.." Tanya Imelda.
" Tidak, apa ibu sudah selesai."
" Sudah, ayo kita tidur di kamar."
Imelda membopong Migel yang setengah sadar itu, menuju kamar.
Keesokan hari nya. Pagi pagi buta, Bu Rara dan suami nya datang untuk mengambil kue di rumah Imelda.
Tok
Tok
Tok
" Imelda .."
" Imelda .."
Ceklek..
" Eh Migel. Ibu mu mana?," Tanya Bu Rara.
" Ibu sedang mandi."
" Ya sudah, nenek ke sini mau ambil kue."
" Masuk saja nek." Ucap Migel.
Rara dan suami nya langsung masuk dan mengambil beberapa macam kue yang sudah di buat Imelda.
" Bapak angkat kue tart nya saja. Biar ibu yang membawa ini." Ucap Bu Rara sambil membawa 3 kotak besar berisi berbagai macam roti dan kue kering.
" Ya sudah."
Bu Rara segera memasukan kotak itu ke dalam mobil. Dan saat itu, Bu Rara sedang melihat Bu Nur
" Astaga, aku lupa memberitahu Bu Nur jika anaknya harus datang siang nanti."
Bu Rara segera mendatangi Bu Nur.
Bersamaan dengan itu Imelda mengantar Pak Danu, suami Bu Rara keluar rumah.
" Buk, lihat deh."
" Ada apa?"
" Itu kan Pak Danu.."
" Iya, lihat lihat, pagi pagi keluar dari rumah Imelda."
" Duh, jangan jangan. Mereka kumpul kebo lagi."
" Ini tidak bisa di biarkan. Kita harus lapor pak RT. Kita tidak mau kan di kampung kita ada seorang pelacvr."
" Ayo kita lapor pak RT."
Sementara itu.
" Ohya, ini.. sebagai ucapan terima kasih."
Pak Danu memberikan sebuah amplop coklat pada Imelda.
" Apa ini pak?"
" Sudah terima saja. Ini dari saya dan ibu."
" Tapi pak.."
" Saya pamit ya.." Ucap Pak Danu.
Kemudian Bu Rara datang.
" Loh, ibu dari mana?. Bapak pikir ibu sudah di mobil."
" Ibu tadi dari rumah Bu Nur, ibu lupa, anak Bu Nur belum ibu beritahu."
" Ya sudah, ayo kita pulang. Sebentar lagi Akmal pulang."
" Itu nya sudah diberikan pada Imelda." Tanya Bu Rara.
" Sudah bu."
" Ya sudah. Ayo kita pulang"
" Bu Rara, tunggu." Cegah Imelda
" Ada apa?"
" Ini buk. Ibu tidak perlu repot repot memberi ini segala. Saya ikhlas membantu ibu."
Imelda mengembalikan amplop yang diberikan Pak Danu kepada Bu Rara.
" Lo, saya juga sudah ikhlas memberikan ini kepadamu. Terima ya.."
Bu Rara mengembalikan lagi amplop kepada Imelda.
" Tapi bu.."
" Ya sudah, kalau tidak mau, berikan pada Migel. Buat dia saja, agar dia bisa beli pizza dan pergi ke mall."
Bu Rara tersenyum sambil menatap Migel yang hendak keluar menemui nya.
" Darimana ibu tau?" Tanya Imelda.
" Semalam dia cerita ke ibu, kata nya jika kamu sudah punya cukup yang, kamu akan membawa nya ke mall. Bener kan?. Ya sudah itu buat ke mall saja." ucap Bu Rara.
" Tapi bu.."
" Sudah. Gak ada tapi tapi. Jangan lupa nanti Migel ajak kerumah ya. Ingat, tidak usah bawa apa apa. Azam tidak suka kado." Tegas Bu Rara, lalu segera naik ke dalam mobil. Dan pergi dari rumah Imelda.
Setelah kepergian Bu Rara dan pak Danu, Beberapa warga beserta pak RT, datang berbondong bondong ke rumah Imelda.
" Itu pak wanita j*lang nya."
" Dia sudah mengoda Pak Danu."
" Iya dia adalah pelacvr."
" Usir saja dari kampung kita pak."
" Pantas saja Migel tidak punya ayah. La wong ibu nya seorang pelacvr."
" Anak saya bukan anak haram. Migel ku bukan anak haram." Teriak Imelda.
Migel ketakutan, dan memeluk Imelda.
" Stop stop stop. Ibu ibu tenang. Tenang. Kita bisa bicara baik baik." Ucap pak RT.
Pak RT, kemudian menjelaskan kepada Imelda maksud kedatangan mereka. Sontak saja, Imelda langsung menangis mendengar bagaimana dia di fitnah.
" Sungguh pak RT, saya hanya membuat kue atas perintah Bu Rara. Beliau juga semalam ada di rumah saya." Ucap Imelda .
"Halah alasan."
" Iya, alasan saja itu. Biar tidak di usir."
" Ya benar."
" Sudah sudah. Sebaiknya ayo kita kerumah Pak Danu. Agar semua nya jelas."
" Ayo ayo.."
Mereka pun segera berjalan menuju rumah Pak Danu .
" Pak Danu.. pak Danu.."
" Bu Rara .. Bu Rara.."
Teriak para ibu ibu..
" Lo lo lo, ada apa ini pak RT, kenapa datang berbondong bondong ke rumah saya. Dan kenapa Imelda di seret seret begitu." Ketus Bu Rara.
" Bu, ibu tau Imelda ini ada main dengan suami ibu."
" Iya, semalam kami melihat suami ibu keluar dari rumah Imelda"
" Pagi tadi juga kami melihat ayuna keluar mengantar Pak Danu, dengan rambut basah. Mereka pasti main serong."
" Iya benar"
" Sumpah demi apapun, saya tidak melakukan nya." Tegas Imelda .
" Halah. Mana ada pelacvr ngaku pelacvr."
" Jadi ini gara-gara semalam?" Tanya Bu Rara.
" Iya benar."
" Sebentar.."
Bu Rara masuk ke dalam dan keluar lagi bersama Pak Danu.
" Pak, jelaskan kepada mereka. Untuk apa kita kerumah ayuna semalam, dan tadi pagi." Tegas Bu Rara.
Pak Danu kemudian menceritakan dengan detail setiap hal yang dia dan Bu Rara lakukan.
" Tuh, dengar ibu ibu. Mangkan nya jangan asal nuduh dan asal seret sebelum tau yang sebenarnya." Ketus Bu Rara.
Para warga, khusus nya emak emak, yang tadi nya dengan semangat meneriaki Imelda pelacvr, dan menuduh Migel anak haram. Langsung diam seribu bahasa. Setelah Pak Danu sendiri menceritakan kejadian yang sebenarnya.
" Lain kali, kalian itu cari dulu informasi nya dengan benar. Jangan main asal nuduh begini. Sudah ayo sekarang kita bubar." Ucap pak RT.
" Awas jika kalian menuduh Imelda yang tidak tidak lagi" Ancam Bu Rara.
" Maaf kan kami Bu Rara."
" Jangan minta maaf padaku. Minta maaf lah pada Imelda, dan juga Migel. Yang sudah kalian tuduh sebagai pelacvr dan anak haram." Ketus Bu Rara.
Para emak emak kemudian meminta maaf sambil menjabat tangan Imelda.
Setelah semua nya bubar.
" Maafkan semua warga yang ada di sini ya Imelda . Mereka memang orang orang sinting." Ucap Bu Rara.
" Iya bu, tidak apa apa."
" Ya sudah, ayo kamu dan gibran masuk ke dalam. Sekalian bantu menyiapkan suguhan." Ajak Bu Rara.
" Tapi bu, saya dan Migel belum ganti pakaian."
" Pakai baju ibu, seperti nya ibu masih menyimpan beberapa baju saat gadis dulu." Kekeh Bu Rara.
" Tapi nek, Migel pakai baju apa?" Celoteh Migel .
" Kamu pakai baju Azam saja. Pasti muat." Ucap Pak Danu.
" Ah, ya benar. Azam juga tidak akan keberatan meminjam kan baju nya untuk mu. Ya, mau ya Imelda. Daripada kamu harus bolak balik " Timpal Bu Rara.
" Hmm, baiklah bu. Sekali lagi maaf jika saya merepotkan." Ucap Imelda.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
semangat thor lanjutkan
2023-04-01
0