Bab 15

Di Penthouse

Jack masuk ke dalam Penthouse dan mendudukkan tubuhnya di kursi ruang tamu. Tak beberapa lama Greyson datang dari arah pintu masuk.

"Bagaimana?" tanya Greyson kepada Jack

"Ini dokumen informasi mengenai orang yang bertanggung jawab dalam kegagalan pengiriman barang ke Italia tuan" ujar Jack meletakkan map coklat di atas meja di dekat Greyson duduk.

Greyson yang melihat Jack meletakkan Map di dekatnya, langsung mengambilnya. Beberapa saat Greyson Membaca informasi itu, Seketika rahangnya mengeras.

"Cih...Jodi Kim Bryan" Gumamnya dengan menatap tajam lurus ke depan.

"Dia merupakan salah satu investor yang pernah bekerja sama dengan Perusahaan Kakek anda Tuan yang sekarang dipimpin oleh tuan besar " ujar Jack menjelaskan

"Cih.. Awasi dia Jack. Perintahkan beberapa anggota bayangan Klan King yang dapat di percaya menjaga adikku" ujar Greyson dengan dingin

"Baik Tuan" ujar Jack

"Istirahat lah Jack besok kita akan menemui beberapa klien di Italia" ujarnya berlalu melangkah ke kamar nya.

Sementara Jack berlalu keluar dari Penthouse itu. Melangkahkan kakinya ke Penthouse di seberang Penthouse tuannya. Penthouse di depan di khususkan untuk tempat istirahat anggota Klan King yang ikut bertugas melindungi atau mengawal Greyson selaku Ketua Klan King kemana pun dia pergi.

Sementara di Indonesia

Tepatnya di Jakarta, Setelah di tinggalkan Greyson dengan hati hancur. Stevi melanjutkan hari-harinya seperti biasa, apa lagi kalau tidak bekerja. Meskipun terkadang setiap melihat ruangan Apartemen nya, Sering sekali dia melihat bayangan-bayangan percintaan mereka. Percintaan yang mungkin saja akan menghadirkan seorang bayi di dalam rahimnya.

Stevi sudah berjanji dengan dirinya sendiri. Dia akan menjalani hari-harinya seperti semula. Menganggap yang terjadi di dalam hidupnya hanya lah sebuah mimpi. Mimpi yang sekedar singgah lalu berlalu dari hidupnya.

...🌷🌷🌷...

Hari-hari berlalu, begitu pun Minggu ke Minggu berlalu. Tepatnya sekarang bulan ke dua Stevi menjalani hari-harinya seperti biasa.

Hari ini Stevi akan bekerja shift malam, Jadi dia masih punya banyak waktu beristirahat di Apertemen sebelum memulai aktivitas nya bekerja.

Hoek... Hoek... Hoek

"Aduh aku kenapa. Sepertinya aku makan selalu teratur" gumamnya dalam hati

Tanpa sadar pandangannya mengarah ke arah perutnya yang terlihat sedikit membuncit.

"Nggak mungkin kan?" gumamnya dengan nada cemas. Karena takut terlalu berpikir negatif, Stevi melangkah keluar pintu Apertemen. Stevi melangkahkan kakinya menuju apotek yang tidak terlalu jauh dari lokasi Apertemen nya. Setibanya di apotek Stevi membeli beberapa alat tes kehamilan untuk memastikan keakuratan hasilnya.

Setelah membeli testpack, Stevi berlalu kembali ke Apertemen nya. Setibanya di Apertemen Stevi berlalu ke kamar mandi, langsung mencoba testpack itu. Melihat hasil yang ditunjukkan testpack itu. Jantungnya seketika berdetak kencang. Stevi merasa suhu tubuhnya menjadi panas dingin. Tanpa sadar pipinya sudah di banjiri air mata. Bila mengingat hari itu kembali, rasa benci di hati dan kedua bola mata Stevi semakin besar.

"Grey Lo akan menyesal" ujarnya dengan sesenggukan di lantai kamar mandi.

"Kuat Stevi. Kamu harus kuat" gumam Stevi menyemangati dirinya sendiri.

Stevi lalu berlalu ke dapur membuat sarapan untuk dirinya dan calon baby nya. Setelah selesai membuat sarapan dan air hangat. Stevi berlalu ke ruang tamu lalu menghidupkan TV. Di dalam layar itu terpampang wajah laki-laki yang sangat dia benci.

"Selamat pagi pemirsa, beberapa hari ini beredar kabar. Jika pewaris Hotel Royal sekaligus anak pengusaha terkenal Negara K sedang melakukan dinner dengan salah satu model papan atas Denada Wilims. Apakah mereka sedang berkencan? Tetap Ikuti berita terbaru sesaat lagi"

Mendengar pemberitaan itu seketika dada Stevi terasa sesak. Rasanya sulit bernapas melihat foto-foto kemesraan ayah dari anak dalam rahimnya. Dengan cepat Stevi mematikan Tv itu lalu perlahan melangkah ke kamarnya.