Bab 8

Greyson bisa melihat wajah kelelahan Stevi dengan keringat membanjiri wajahnya. Stevi tertidur memejamkan kedua matanya karena terlalu lelah menyatu berulangkali untuk menghilangkan obat perangsang di tubuhnya. Dia juga berpikir kenapa laki-laki di depannya itu tidak merasa lelah sama sekali sehabis berc*inta.

Greyson hanya tersenyum kecil menikmati percintaan kedua kali mereka. Semoga rencananya berhasil pikirnya. Greyson lalu beranjak ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Greyson hanya melihat handuk kecil tergantung di kamar mandi"Sial. Gue lupa pesan pakaian ke Jack" ujar Greyson dengan kesal. Setelah selesai mandi Greyson menggunakan ulang pakai yang tadi dia gunakan.

📞" Hallo Jack. Antar pakaianku ke kamar Stevi " ujarnya, tanpa menunggu jawaban Jack, Greyson langsung mematikan panggilannya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara bel dari luar

Ting Tong... (bel)

Greyson melangkah ke arah pintu dengan pakaian yang masih kusut. Tidak mungkin kan dia keluar dengan handuk kecil yang tidak sepenuhnya bisa menutupi daerah kekuasaan terong ungunya pikirnya. Greyson lalu melangkah membuka pintu dan mengambil pakaian yang akan dia gunakan dari tangan Jack.

Jack lalu kembali ke Apertemen tempatnya menginap sekaligus memantau keadaan sekitar dari CCTV.

Greyson tidak peduli dengan kondisi Stevi yang masih tepar di atas kasur. Greyson lalu sarapan tanpa Stevi karena dia merasa puas dengan rencananya. Tujuan hanya satu tapi tercapai dua. Nikmat mana lagi yang harus dia tolak pikirnya. Setidaknya dia melepas terong ungunya ke wanita baik-baik bukan?.

Selesai makan Greyson ke ruang TV lalu menghidupkan TV di ruangan itu. Greyson mengecek beberapa email 📧 dan beberapa laporan dari anak buahnya.

Di Kamar

Stevi merasa perutnya lapar, lalu terbangun dari tidurnya. Perlahan-lahan Stevi menurunkan kakinya dari tempat tidur dan rasa sakit itu semakin terasa"Grey brengsek" makinya kuat dari dalam kamar dengan air mata yang mengalir turun

Greyson yang mendengar teriakan Stevi tersenyum kecil tanpa berniat membantunya. Greyson melanjutkan pekerjaannya memeriksa beberapa email 📧 . Beberapa saat kemudian Greyson menerima panggilan telepon dari orang yang sangat dia sayangi. Greyson dengan cepat mengangkat telepon itu.

📞"Hallo By?" jawab Greyson

📞" Kak pengen makan street food lagi. Tapi kakak yang belikkan ya. No bodyguard" ujar seorang wanita dengan manja dari seberang sana

📞"Cuma itu? Ada lagi yang lain?" tanya Greyson

📞" Enggak. Street food nya beli bermacam-macam" ujarnya lagi dengan berbinar membayangkan banyak makanan yang akan datang.

📞"Siap Nona Muda. Beberapa Saat lagi pesanan mu akan tiba" ujar Greyson mematikan teleponnya lalu berdiri dari sana.

Didepan Pintu Stevi terlihat duduk dengan posisi mengesot keluar dari kamar. Air matanya terus mengalir, sakit dibawah sana membuatnya susah bergerak. Setibanya Stevi di depan pintu kamarnya, dia mendengar setiap kata yang terucap dari bibir Greyson untuk seseorang di telepon genggamnya.

Dengan hati sakit, Stevi terus mengesot menuju arah meja makan. Stevi merasa perutnya dari tadi minta diisi. Greyson yang melihat Stevi mengesot menuju dapur seketika melangkah mendekatinya. Tanpa aba-aba Greyson mengangkat tubuh Stevi ala bridal style lalu mendudukkannya di kursi.

Greyson berlalu dari sana tanpa sepatah katapun. Bagaimana pun dia harus memprioritaskan wanita yang sangat dia sayang. Stevi yang melihat tingkah Greyson seperti itu merasa sangat sakit dan sedih. Bagaimanapun ini semua salah Greyson yang menambah obat perangsang di semua botol minuman yang ada di kulkas Apartemennya. Hanya karena hal sepele hidupnya jadi hancur di tangan Greyson brengsek itu pikirnya.

Dengan air mata mengalir Stevi memakan sarapan yang ada di atas meja itu. Tanpa tahu Greyson sudah menambah beberapa butir obat yang akan membuat hidup Stevi berubah.