#04

Matahari telah terbenam di ufuk maghrib. Bising suara kendaraan di jalan mulai terdengar mengisi suasana bakda maghrib. Sulastri masih terdiam mematung di depan kaca buramnya.

Ia tak punya parfum mewah untuk melumuri tubuhnya. Ia tak memiliki gincu untuk sedikit menghaluskan bibir keringnya. Dia hanya memiliki satu buah sabun di kamar mandi, yang ia pakai bersama anak-anaknya. Baju londres yang ia pakai tadi malam, kini dipakainya lagi. Ia tak mau berhias kalaupun ia memilikinya. Ia tak peduli siapapun dan apapun jabatan orang yang menunggunya di sana. Dia hanya tahu, apa yang akan dilakukannya malam ini adalah perbuatan keji dan menjijikkan.

Fahmi dan Farida terlihat mendekatinya. Keduanya kemudian berdiri di sisi kiri dan kanan Sulastri. Masing-masing kedua tangan Sulastri, mengusap lembut rambut keduanya. Lalu bergantian mencium kening keduanya.

"Sampai jam berapa ibu akan pergi kerja," kata Farida dengan logat cadelnya. Sulastri tersenyum. Ia menarik tubuh keduanya lebih dekat.

"Sebentar saja,"memandang bergantian kedua anaknya, "Kalian di sini baik-baik jaga adik kalian, mengerti?"

Keduanya mengangguk.

"Tapi kenapa kerjanya harus malam bu," kata Fahmi.

"Kalau siang, siapa yang jaga adikmu. Kalian berdua pergi sekolah, jadi ibu gak bisa kemana-mana,"

"Ayah kapan datang Bu,"tanya Farida lagi. Sulastri menoleh ke arah jam dinding. Sudah jam 7 lebih. Dia tidak peduli Bagas akan datang atau tidak. Bukan urusannya dan tidak akan berpengaruh apa-apa untuknya.

"Sudah sana, jaga adikmu. Sebentar lagi ayah kalian datang." Sulastri bangkit dan mendorong tubuh kedua anaknya dan mengarahkannya ke tempat tidur.

Suara pintu terdengar diketuk. Fahmi dan Farida berhamburan turun dari atas ranjang. Mereka berdua berlarian ke arah pintu sambil berteriak,

"Ayah!"

Bagas terlihat tersenyum di balik pintu. Ia mengangkat kedua tangannya. Tangan kiri memegang boneka panda, dan satunya lagi mobil truck ukuran besar. Farida dan Fahmi bersorak kegirangan dan langsung merebut kedua mainan itu dari tangan Bagas.

Sulastri berpaling. Melihat wajah Bagas, ia jadi ingin muntah.

"Bangsat!"umpatnya dalam hati.

"Fahmi, Farida, sini Nak."Sulastri memanggil keduanya. Keduanya berlarian ke arah Sulastri dan memperlihatkan mainan baru mereka. Sulastri mengacak-acak rambut mereka.

"Sudah, jangan ribut. Jangan sampai adik kalian bangun. Sekarang, Ibu mau pergi dulu, baik-baik di rumah dan tunggu sampai Ibu pulang." Mereka berdua mengangguk. Setelah mencium kedua kening mereka, Sulastri mengambil tasnya dan melangkah keluar.

"Ingat, jangan sampai kamu gak bisa membuat Raihan diam kalau nanti menangis. Aku gak mau tetangga komplain besok," Sulastri mengarahkan telunjuknya ke arah muka Bagas.

"Dimana Bosmu,"sambung Sulastri. Bagas membuka pintu dan menunjuk ke arah mobil yang berhenti di ujung gang.

"Namanya pak Yulian Wi_,"

"Alah, persetan dengan nama Bosmu, kamu dan dia sama-sama bangsatnya,"kata Sulastri memotong pembicaraan Bagas. Iapun segera berjalan menuju mobil. Penuh umpatan dan sumpah serapah.

Seorang laki-laki terlihat membukakannya pintu mobil depan. Sulastri masuk dan sejurus kemudian, mobil itu telah menghilang di balik tembok gang.

Bagas masih berdiri di depan pintu, walaupun mobil yang ditumpangi Sulastri dan pak Yulian Wibowo telah menghilang dari pandangannya. Dari binar-binar matanya, tampak ia sedang memendam kekecewaan dan penyesalan mendalam. Di saat ia ingin berubah dan ingin kembali memperbaiki rumah tangganya dengan Sulastri, justru ia telah menjerumuskan mantan istrinya ke lembah kehancuran.

Bagas mengusap air matanya lalu menutup pintu.

Episodes
1 #01
2 #02
3 #03
4 #04
5 #05
6 #06
7 #07
8 #08
9 #09
10 #10
11 #11
12 #12
13 #13
14 #14
15 #15
16 #16
17 #17
18 #18
19 #19
20 #20
21 #21
22 #22
23 #23
24 #24
25 #25
26 #26
27 #27
28 #28
29 #29
30 #30
31 #31
32 #32
33 #33
34 #34
35 #35
36 #36
37 #37/ Awal petaka
38 #38
39 #39
40 #40
41 #41
42 #42
43 #43
44 #44/ Rembulan bersinar lagi.
45 #45
46 #46
47 #47
48 #48
49 #49
50 #50
51 #51
52 #52
53 #53
54 #54
55 #55
56 #56/ Senyum Sulastri
57 #57
58 #58
59 #59/ Risalah buat Sulastri
60 #60
61 #61
62 #62
63 #63
64 #64
65 #65
66 #66
67 #67
68 #68
69 #69
70 #70
71 #71
72 #72
73 #73
74 #74
75 #75/ Senyum Rahima
76 #76
77 #77
78 #78
79 #79
80 #80
81 #81
82 #82
83 #83
84 #84
85 #85
86 #86/ Kembalinya Rianti.
87 #87
88 #88
89 #89
90 #90/ Vonis buat Rianti
91 #91
92 #92
93 #93
94 #94
95 #95
96 #96/ Pencarian cinta Sang Tuan Guru
97 #97
98 #98
99 #99/Bertemu dengan perempuan berkerudung biru motif batik.
100 #100
101 #101
102 #102/ Melamar Sulastri
103 #103
104 #104
105 #105
106 #106
107 #107
108 #108/ Lima Belas Tahun Kemudian
109 #109
110 #110
111 #111
112 #112
113 #113
114 #114/ Calon Istri Tuan Guru Izzul Islam
115 #115
116 #116
117 #117
118 #118
119 #119
120 #120
121 #121
122 #122
123 #123/Tangis dan Senyum perempuan berkerudung biru motif batik.
124 #124
125 #125
126 #126
127 #127
128 #128
129 #129
130 #130
131 #131
132 #132
133 #133
134 #134
135 #135/ menuju episode akhir
136 #136
137 #137
138 #138
139 #139
140 #140
141 #141
142 #142
143 #143
144 #144
145 #145
146 #146
147 #147
148 #148
149 #149
150 #150
151 #151
152 #152
153 #153
154 #154
155 155
156 #156
157 #157
158 #158
159 #159
160 #160
161 #161
162 #162
163 #163
164 #164
165 #165
166 #167/ Sedikit ujian buat Rianti.
167 #168
168 #169
169 #169
170 #170
171 #171
172 #172/ Perginya orang tercinta.
173 #173
174 #174
175 #175
176 #176
177 #177
178 #178
179 #179
180 #180/Mimpi Indah Tuan Guru Izzul Islam
181 #181
182 #182/ Tiga Bulan Kemudian.
183 #183
184 #184
185 #185
186 #186
187 #187
188 #188
189 #189
190 #190/Perginya Jamila
191 #191
192 #192
193 #193
194 #194
195 #195
196 #196
197 #197
198 #198
199 #199
200 #200
201 #201
202 #202
203 #203/ Pernikahan ketiga Tuan Guru Izzul Islam
204 #204
205 #205
206 #206
207 #207/ Tiga Bulan Kemudian...
208 #208
209 #209
210 #210
211 #211
212 #212
213 #213
214 #214
215 #215/ Sembilan bulan kemudian
216 #116
217 #117
218 #218
219 #219
220 #220
221 #221
222 #222
223 #223
224 #224
225 #225
226 #226
227 #227/Pernikahan Tuan Guru Izzul Islam.
228 #228
229 #229
230 #230
231 tambahan author
232 #232
233 #233
234 #234
235 #235
236 #236
237 #237
238 #238
239 #239
240 #240
241 #241
242 #242
243 #243
244 * ** * *
245 #244
246 #245
247 #246
248 #247
249 #248
250 #249
251 #250
252 *****
Episodes

Updated 252 Episodes

1
#01
2
#02
3
#03
4
#04
5
#05
6
#06
7
#07
8
#08
9
#09
10
#10
11
#11
12
#12
13
#13
14
#14
15
#15
16
#16
17
#17
18
#18
19
#19
20
#20
21
#21
22
#22
23
#23
24
#24
25
#25
26
#26
27
#27
28
#28
29
#29
30
#30
31
#31
32
#32
33
#33
34
#34
35
#35
36
#36
37
#37/ Awal petaka
38
#38
39
#39
40
#40
41
#41
42
#42
43
#43
44
#44/ Rembulan bersinar lagi.
45
#45
46
#46
47
#47
48
#48
49
#49
50
#50
51
#51
52
#52
53
#53
54
#54
55
#55
56
#56/ Senyum Sulastri
57
#57
58
#58
59
#59/ Risalah buat Sulastri
60
#60
61
#61
62
#62
63
#63
64
#64
65
#65
66
#66
67
#67
68
#68
69
#69
70
#70
71
#71
72
#72
73
#73
74
#74
75
#75/ Senyum Rahima
76
#76
77
#77
78
#78
79
#79
80
#80
81
#81
82
#82
83
#83
84
#84
85
#85
86
#86/ Kembalinya Rianti.
87
#87
88
#88
89
#89
90
#90/ Vonis buat Rianti
91
#91
92
#92
93
#93
94
#94
95
#95
96
#96/ Pencarian cinta Sang Tuan Guru
97
#97
98
#98
99
#99/Bertemu dengan perempuan berkerudung biru motif batik.
100
#100
101
#101
102
#102/ Melamar Sulastri
103
#103
104
#104
105
#105
106
#106
107
#107
108
#108/ Lima Belas Tahun Kemudian
109
#109
110
#110
111
#111
112
#112
113
#113
114
#114/ Calon Istri Tuan Guru Izzul Islam
115
#115
116
#116
117
#117
118
#118
119
#119
120
#120
121
#121
122
#122
123
#123/Tangis dan Senyum perempuan berkerudung biru motif batik.
124
#124
125
#125
126
#126
127
#127
128
#128
129
#129
130
#130
131
#131
132
#132
133
#133
134
#134
135
#135/ menuju episode akhir
136
#136
137
#137
138
#138
139
#139
140
#140
141
#141
142
#142
143
#143
144
#144
145
#145
146
#146
147
#147
148
#148
149
#149
150
#150
151
#151
152
#152
153
#153
154
#154
155
155
156
#156
157
#157
158
#158
159
#159
160
#160
161
#161
162
#162
163
#163
164
#164
165
#165
166
#167/ Sedikit ujian buat Rianti.
167
#168
168
#169
169
#169
170
#170
171
#171
172
#172/ Perginya orang tercinta.
173
#173
174
#174
175
#175
176
#176
177
#177
178
#178
179
#179
180
#180/Mimpi Indah Tuan Guru Izzul Islam
181
#181
182
#182/ Tiga Bulan Kemudian.
183
#183
184
#184
185
#185
186
#186
187
#187
188
#188
189
#189
190
#190/Perginya Jamila
191
#191
192
#192
193
#193
194
#194
195
#195
196
#196
197
#197
198
#198
199
#199
200
#200
201
#201
202
#202
203
#203/ Pernikahan ketiga Tuan Guru Izzul Islam
204
#204
205
#205
206
#206
207
#207/ Tiga Bulan Kemudian...
208
#208
209
#209
210
#210
211
#211
212
#212
213
#213
214
#214
215
#215/ Sembilan bulan kemudian
216
#116
217
#117
218
#218
219
#219
220
#220
221
#221
222
#222
223
#223
224
#224
225
#225
226
#226
227
#227/Pernikahan Tuan Guru Izzul Islam.
228
#228
229
#229
230
#230
231
tambahan author
232
#232
233
#233
234
#234
235
#235
236
#236
237
#237
238
#238
239
#239
240
#240
241
#241
242
#242
243
#243
244
* ** * *
245
#244
246
#245
247
#246
248
#247
249
#248
250
#249
251
#250
252
*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!