Hate - 19

Theala Anderson

Harvey meninggalkan pekerjaannya dan berbalik menghadap ke Rachel.

"Aku akan ikut denganmu. Ayo ke rumahmu." Kata Harvey mengagetkan Rachel.

"Apa? Kau serius? B-benarkah?" Tanya Rachel tak percaya.

"Apa sebaiknya aku tidak ikut?" Ucap Harvey.

"Tidak. Mendapat kunjungan dari tuan muda adalah suatu kehormatan bagi keluarga Anderson. Aku sangat senang mendengarnya." Ujar Rachel penuh semangat.

"Kita mampir membeli parsel buah sebelum ke rumahmu." Kata Harvey.

"Baiklah. Apapun yang kau inginkan, sayang." Ucap Rachel sambil membenarkan dasi Harvey.

Lalu mereka pun beranjak pergi keluar dari ruangan CEO.

Mereka berdua bertemu dengan Theala yang ruangannya tepat diluar ruangan tersebut.

"Tuan muda. Apakah anda akan pergi?" Tanya Theala sambil melirik tangan Rachel yang merangkul erat lengan suaminya itu.

"Aku akan pergi sebentar. Kau boleh pulang duluan, tidak perlu menungguku kembali ke kantor." Kata Harvey.

"Baiklah tuan muda. Hati-hati di perjalanan." Jawab Theala.

"Heh parasit. Bekerjalah dengan baik selama kau masih bisa." Ucap Rachel sombong

Tuan muda yang mendengar celoteh Rachel merasa sangat geram dan tidak terima. Melihat ekspresi mainannya di buat muram selain karena ulahnya.

Harvey pun menarik lengannya yang juga menarik tangan Rachel yang bergelantung disana. Tubuh Rachel pun ikut tertarik dan mau tidak mau menyusul dengan berlari kecil menyesuaikan langkahnya dengan Tuan muda.

Sabar Theala.

Kau harus sabar.

Hanya sebatas mainan.

Kau bukan istri benaran untuknya.

Theala terus mengusap-usap dadanya yang terasa sesak. Menghibur diri sendiri saat melihat kedua orang itu berlalu pergi dari pandangannya.

...🍁🍁🍁...

Harvey William

"Ayah. Ibu. Tuan muda datang berkunjung." Rachel berteriak girang menyapu ruangan-ruangan di rumahnya.

"Tuan muda?" - Sarah Anderson.

"Rachel? Tuan muda?" - Tommy Anderson.

"Ini bingkisan untuk kalian." Kata Harvey.

"Ayah. Ibu. Tuan muda membeli parsel buah sebelum kemari." Rachel menjelaskan dengan raut muka ceria.

Sudah tentu.

Bak kedatangan seorang raja dirumahnya. Mereka langsung mempersilahkan masuk dan menjamu tuan muda dengan jamuan makan malam mewah.

"Ada perlu apa tuan muda sampai repot kemari?" Tanya Tommy sopan.

"Aku ingin kau mempercepat pengumuman itu." Jawab Harvey tegas sambil menikmati makan malamnya.

Sedangkan kedua wanita yang duduk bersebelahan disisi lain. Sarah yang mendengar perkataan tuan muda langsung bersikutan dan berbisik kepada anak gadisnya. Sibuk dengan obrolan mereka sendiri.

"Heh apa yang sudah kau lakukan? Kenapa tuan muda jadi takhluk sekali dengan mu?" Tanya Sarah berbisik.

"Bukankah ini tentu hasil dari kerja keras ku selama ini ibu?" Jawab Rachel ikut berbisik.

"Kau benar-benar anak ibu. Ibu bangga sudah pernah mengandung dan melahirkan gadis seperti mu." Ucap Sarah berbisik bangga.

Disisi lain.

Tommy Anderson kaget mendengar perkataan Harvey. Seakan hal yang mustahil telah terucap. Ia masih tak percaya dengan apa yang sudah di dengarnya.

"Apakah anda serius tuan muda?" Tanya Tommy meminta penjelasan.

"Besok. Kau boleh lakukan itu besok." Jawab Harvey.

"Besok? Bukankah terlalu terburu-buru, tuan muda?" Tanya Tommy.

"Terburu-buru apanya? Ayah ini jangan mempersulit tuan muda." Ucap Sarah.

"Iya ayah. Ikuti saja apa yang di perintahkan tuan muda kepada kita." Ucap Rachel.

Tommy terdiam beberapa menit setelah mendengar ucapan istri dan anaknya itu.

Seperti tersadar akan apa yang sudah ia lakukan adalah kesalahan fatal.

"Maaf tuan muda. Saya telah lancang. Baiklah kami akan mengadakan pengumuman resminya besok." Kata Tommy.

"Semua akan di urus oleh pihak ku. Kalian hanya perlu melakukannya dengan baik dan benar. Tapi aku tidak bisa ikut pada saat pengumuman itu diadakan." Ujar Harvey.

"Tidak apa-apa. Kami tahu, tuan muda pasti sangat sibuk." Ucap Sarah Anderson.

"Biar kami sendiri yang menyelesaikannya, tuan muda tidak perlu repot-repot lagi." Ucap Tommy Anderson.

"Hansen akan mengirimkan alamatnya untuk besok." Kata Harvey.

"Terimakasih sayang. Aku benar-benar tidak sabar untuk hari besok." Ucap Rachel.

"Aku juga. Aku akan pergi sekarang." Ujar Harvey bangkit dari duduknya.

Aku sangat tidak sabar dengan akhir permainan kalian.

Harvey beranjak keluar dari kediaman keluarga Anderson. Sudah ada sopir yang menunggunya, terlihat sopir itu sedang membukakan pintu untuk tuan muda saat melihat tuan muda sudah nampak dari pintu utama rumah tersebut.

"Kembali ke kantor dulu. Ada sesuatu yang perlu ku kerjakan malam ini juga." Kata Harvey saat ia sudah duduk di bangku penumpang belakang.

"Baik tuan." Jawab sopir itu.

Masih teringat bagaimana raut muka muram milik Theala tadi siang karena celoteh Rachel saat di kantor.

Meremas kedua tangannya yang sudah ia kepalkan.

"Sialan! Hanya aku yang boleh membuatnya seperti itu." Gumam Harvey.

Sopir di balik kemudi sedang fokus mengemudikan mobil sambil melihat tuan mudanya sesekali dari cermin mobil itu.

Kenapa tuan muda tiba-tiba menjadi sangat kesal. Bahaya. Aku tidak boleh membuat kesalahan.

Sopir tersebut sibuk bertanya-tanya di dalam hatinya sendiri tak berani bertanya tentang tuan mudanya yang moodnya tiba-tiba terlihat sangat buruk setelah keluarga dari kediaman keluarga Anderson.

Selama di perjalanan Harvey sibuk memainkan hand phone ditangannya. Setelah bergumam hal seperti sebelumnya. Tidak ada satu kata pun yang terdengar lagi terucap dari mulut sang tuan muda.

...🍁🍁🍁...

Langit sudah mengganti warnanya menjadi gelap. Bertanda hari sudah mulai petang.

Namun masih ada wanita yang terlihat cemas terduduk di kursi ruang tamu seperti sedang menunggu seseorang masuk dari balik pintu utama rumah itu.

"Sudah jam 10.00 malam. Kenapa tuan muda tak kunjung pulang? Apakah semua baik-baik saja?" Gumam Theala penuh ke khawatiran.

Tak lama kemudian Harvey tiba di halaman rumahnya.

Theala terbangun dari tidur singkatnya saat mendengar ada suara mobil datang dan berhenti di depan pintu utama.

Ia pun bergegas menyambut suaminya itu pulang kerumah.

"Selamat malam tuan muda. Kenapa anda pulang sangat larut hari ini. Adakah sesuatu yang terjadi? Apa tuan muda sudah makan malam?" Theala tidak sadar sudah menghujani banyak pertanyaan kepada Harvey.

"Tidak bisakah kau bertanya satu persatu hal padaku?" Jawab Harvey.

"Maaf tuan muda. Saya akan menyiapkan makan malam untuk anda." Ucap Theala sambil menerima tas kerja dan membantu melepaskan jas kerja Harvey.

"Ini sudah lebih dari jam makan malam. Aku sudah makan." Kata Harvey.

"Kalau begitu saya akan siapkan air hangat untuk anda mandi." Ucap Theala.

Tanpa menggubris istrinya ia berjalan ke dalam rumah menuju ke kamarnya dan di ikuti Theala di belakangnya.

Harvey membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalamnya.

"Hmm. Tapi tiba-tiba aku menjadi sangat lapar lagi." Kata Harvey.

"Baiklah. Saya akan menyiapkan makan malam untuk anda, saat anda sedang mandi." Ucap Theala sambil melepaskan dasi Harvey.

"Bagaimana bila kau saja yang menjadi makan malam ku?" Balas Harvey menatap lekat Theala.

"Sebaiknya anda bergegas untuk mandi. Sebelum tuan muda kedinginan." Jawab Theala berlalu pergi menyiapkan baju ganti Harvey.

...🍂🍂🍂...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!