Pernikahan Couple Dingin
Ruangan yang tampak terlihat gelap dan sunyi dicat dengan warna hitam yang hampir mengelilingi dinding menambah kesan seorang yang sedang kesepian.
Sebuah ruangan yang membuat seorang pemuda merasa nyaman sekaligus kesedihan.
Kesedihan yang akan selalu mengingat seorang tersayangnya bahkan melebihi keduanya orang tuanya.
Drett
Drett
Drett
Tiba-tiba suara telepon berbunyi sehingga menggangu kesunyian ruangan tersebut.
Tetapi tidak membuat seorang pria itu bergerak dari diamnya,pria yang mengisi ruangan tersebut. Tepatnya di balkon terdapat seorang pemuda sedang berdiri sambil menatap langit yang terang karena adanya cahaya bulan dan bintang dengan sorot mata sendu. Ia hanya diam saat mendengar suara dering telepon tersebut.
Drett
Drett
Drett
Merasa terganggu dengan suara yang terus menerus berbunyi.Akhirnya ia masuk kedalam kamar mengambil handphone di atas meja samping tempat tempat tidur.
Yah benar ruangan tersebut adalah sebuah kamar yang dihuni oleh seseorang yang terkenal dengan siasat licik dan kekejamannya.
Baru saja memencet tombol hijau.suara nan ngegas seperti gas motor sedang melaju dengan cepat di sertai kekehan di ujung kalimatnya sudah dulu memasuki gendang telinga.
"Apa lagi alasanmu sangat lama dan tidak langsung mengangkat telepon mu. bocah tengik tidak mungkinkan kau sedang berkencan dengan kekasih mu.ah tapi tidak mungkin kau memiliki seorang kekasih dekat dengan gadis saja kau tidak pernah"
"Langsung intinya saja mengapa seorang pak tua yang sibuk ini menelpon" dengan malas karena tidak mungkin pria yang disebut pak tua ini menelpon kalau tidak ada hal penting.
"Zein apa benar kau gay"
"Akan ku mati--"
"Yah baiklah-baiklah kau ini tidak bisa di ajak bercanda".
....
"Besok jemput dia di bandara pastikan jangan sampai terjadi apapun padanya dan ajak lah kedua sepupu tengik mu itu".
"Hm"
"Bocah tengik"
"Benarkah kau tidak menyukai wanita bocah tengik tidak perlu malu kau bisa berceri--"
Tut
"Ckk pak tua tengik"kesalnya.
Malas mendengar perkataan selanjutnya ia pun langsung menutup telepon secara sepihak.Dan melemparkan handphone tersebut ke atas kasur.
Lalu Berjalan masuk kedalam kamar mandi.setelah menyelesaikan kegiatan mandinya dan berpakaian.ia pun langsung menuju dapur mengambil minum untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering.
Selanjutnya ia masuk kedalam ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya yang baru saja dikirim melalui email.
Tak terasa benda yang menempel di dinding ruangan tersebut menunjukkan pukul 2 malam.Pantas saja cuaca semakin dingin ditambah air yang berjatuhan dari atas langit.
Menghilangkan sesuatu yang bercahaya terang di atas sana.Hujan deras terus menguyur di ikuti suara petir.
"Hah"menghela nafas lelah setelah menyelesaikan pekerjaannya meregangkan otot-otot tubuhnya lalu berdiri dari kursi favoritnya berjalan menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.Sebelum itu ia mengirim pesan pada seseorang.
****
Sedangkan di sisi lain terdapat pria hampir berkepala lima tetapi masih terlihat tampan dengan tubuh yang berotot sedang mercak-mercak tidak jelas dengan kesal. Pria itu sedang mencoba menelpon seseorang.
Setelah beberapa kali menelpon akhirnya telponnya tersambung.
"Apa lagi alasanmu sangat lama itu tidak langsung mengangkat telepon mu. bocah tengik tidak mungkinkan kau sedang berkencan dengan kekasih mu.ah tapi tidak mungkin kau memiliki seorang kekasih dekat dengan gadis saja kau tidak pernah".ucapnya kesal dan ngegas tetapi suara mengejek di akhirnya.
"Langsung intinya saja mengapa seorang pak tua yang sibuk ini menelpon".
Mendengar suara balasan dari sebrang sana dengan nada kesal membuatnya terkekeh.tiba-tiba ide usil muncul di otaknya.
"Zein benarkah kau gay"tanyanya tiba-tiba dengan nada suara sok serius.
"Akan ku mati--"
"Yah baiklah-baiklah kau ini tidak bisa di ajak bercanda"potongnya ketus langsung saat mendengar balasan yang tidak sesuai dengan yang di inginkan.selalu saja sebuah ancaman.
"Besok jemput dia di bandara pastikan jangan sampai terjadi apapun padanya dan ajaklah kedua sepupu tengik mu itu"
"Hm"
"Bocah tengik".tidak mendengar balasan.
"Benarkah kau tidak menyukai seorang wanita bocah tengik tidak perlu malu kau bisa berceri--"
Tut
Belum selesai berbicara tiba-tiba suara telepon dimatikan secara sepihak.dan benar saat ia melihat handphone di tangannya menunjukkan bahwa telponnya tidak tersambung lagi.Padahal ia masih ingin mengerjai pemuda itu.
"Yaaak bocah tengik berani sekali dia"pekiknya tapi tak lama kemudian ia tertawa saat membayangkan wajah pemuda itu sedang kesal.
"Hahaha pasti sangat menyenangkan melihat langsung wajah kesal bocah tengik itu".
Namun suara kekehan berasal dari belakang tubuhnya terdengar di telinganya.
Saat dia berbalik menghadap pintu terdapat wanita cantik yang menjadi belahan jiwanya.berjalan menuju wanita yang sedang tersenyum melihat dirinya.
"Sayang"panggilnya lembut sambil memeluk pinggangnya istrinya dan mengecup sekilas keningnya.
"Membutuhkan sesuatu"lanjutnya
"Tidak aku hanya terbangun karena merasa haus"membalas pelukan suaminya itu
"Benarkah atau kau merindukanku dan langsung datang menemui ku"dengan tatapan menggoda lalu mengecup pipi istrinya itu.
Bughh
Memukul dada suaminya dengan pelan saat mendengar perkataan suaminya itu.Bukannya marah pria itu malah tertawa sambil mencium pipinya terus menerus.
"Apa yang membuat mu senang tadi"tanyanya mengalihkan agar suaminya itu berhenti menciumnya.
"Hanya menjahili bocah tengik tidak sopan itu"
"Sudah tua tetap saja tidak berubah"sambil menggelengkan kepalanya.
"Kau itu suka sekali menjahilinya"
"Membayangkan wajah kesalnya yang mirip seperti patung itu sangat menyenangkan sayang"
"Kau itu sudah tua hubby kurangilah sifat jahil mu itu" ucap nya lembut sudah berkali-kali memberitahu tapi tetap saja suami mesumnya itu tidak berubah dari dulu.
"Salahkan saja bocah tengik itu yang selalu membuatku kesal.dan aku belum tua sayang"sahutnya menekan kata tua tidak terima dibilang tua.
"Nah kan benar"pekiknya dalam hati
" Terserah kau saja"ucap dengan malas "yang kau sebut bocah tengik itu anakmu berarti kau Dady tengiknya"sambil berjalan keluar menuju kamar meninggalkan suaminya itu.
"Dan kau mommy tengiknya"tertawa melihat muka kesal istrinya.sambil berjalan mengikutinya.
Melihat wajah kesal istri dan anaknya adalah hiburan baginya.
Pada saat masuk kedalam kamar ia tidak melihat keberadaan istrinya.lalu berjalan menuju balkon kamar pada saat melihat pintu balkon terbuka.
Melihat istrinya sedang memandang langit dengan tatapan sendu.
Ia langsung mendekati dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.
"Ada apa hm"
" aku hanya memikirkan putra kita"
"Kau tak perlu memikirkannya dia bukan pria lemah sayang.
"Tapi aku merasa tidak berguna saat melihat putra ku seperti itu"
"Percayalah padanya sayang putra kita itu sangat mengagumi kakeknya, mungkin suatu saat nanti dia dipertemukan dengan seseorang yang membuat putra kita bisa membagi lukanya".
"Semoga saja"mendengar ucapannya lembut suaminya membuat dirinya sedikit tenang.
Ia selalu merasakan kebahagiaan jika berada dalam pelukan suaminya itu.Pria yang dulunya sangat kejam, memandangnya dengan wajah datar.
Tidak ada raut ekspresi sama sekali.
Berbeda dengan sekarang yang sangat menjengkelkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments