Cklek...
Pintu terbuka, Seorang gadis yang tidak asing muncul, wanita yang tidak memiliki daya tarik sama sekali itu berdiri cukup lama memperhatikan Abimanyu, ada raut terkejut yang tidak disembunyikan.
"Lho...kok...''
Abimanyu hanya tersenyum menanggapi keterkejutan Sari melihatnya.
“Tumben bi...?” katanya kemudian, dia menyapa Abimanyu terkesan asal-asalan. Ada gerigi salah tingkah di setiap gerak dan nada bicaranya. Pastilah aku akan super star
Abimanyu yang di sapa, hanya memalingkan wajah, tidak memberikan jawaban.
Sari melemparkan tas sepatu dan semua bebannya di lantai begitu saja.
“Iya mbak, baru pulang? Kok sore...?”
Melihat Sari yang terkesan kurang senang, Abimanyu mencoba menciptakan suasana netral. Dia mencoba menciptakan basa -basi, meskipun kenyataannya dia dan Sari satu sekolah tapi tidak satu genre, dan diakui oleh hati kecil Abimanyu bahwa dirinya tidak banyak memiliki kontak komunikasi yang baik dengan Sari.
“Aku les dulu, kamu pulang dari tadi? Kok aku nggak pernah lihat kamu ya bi? Memangnya kamu nggak sekolah lagi?”
Abimanyu melirik wanita dengan kulit hitam manis berbadan kurus kering berhijab dan tidak memiliki daya tarik sama sekali itu dengan tatapan, haaaaaah...luar biasa, bisa -bisanya aku memilih saudara jelek' banget. Ah, Seandainya dia bukan mbakku, pasti mengalami sakit mata aku melihatnya.
“Sekolah lah mbak, ini juga baru pulang.”
“Maksudnya aku, kok aku nggak pernah ketemu kamu di sekolah.”
"Mungkin Tuhan tidak mempertemukan kita,'' jawab Abimanyu asal-asalan.
Satu sekolah tapi tidak satu jurusan, beda konsep beda haluan juga beda genre.
Hubungan keduanya hanya se hello se hay saja. Mengapa begitu...? entahlah. Malah terkadang Abimanyu suka kurang ajar dengan rombongan Sari.
Mudah mudahan dia tidak dendam
“Aku ada perlu mbak, sama ibu...” Sari menoleh memperhatikan Abimanyu yang pura-pura tidak melihatnya sebentar, lalu asyik lagi dengan kegiatannya.
“Perlu apa?” tanyanya kemudian.
“Ada hal yang ingin aku bicarakan sama ibu,..” wanita itu menaikkan alis matanya sebelah, ia terus asyik membolak-balik baju-baju di lemari.
“Abi, kamu nggak makan dulu...” ibu yang sendari tadi memperhatikan kedua remaja ini memotong obrolan yang tidak perlu mereka.
“Ibu masak apa?"
“Cari sendiri...!” jawab sari dari dalam.
Ibu sudah menyiapkan piring untuk kedua anaknya. Dengan bingung mata Abimanyu celingak-celinguk mengitari ruangan dapur tradisional, rumah yang belum ia kenal, orang yang belum seberapa ia tau seperti orang asing di rumah sendiri.
Ibu terus mengikuti langkah Abimanyu.
“Abi, bagaimana kabar Bibimu?” tanya ibu, ia duduk di sebelah remaja ini.
“Baik bu,”
Ibu menuang air ke dalam gelas, ia mengelus-elus rambut dan mencium kening Abimanyu.
Mata Abimanyu berkaca -kaca, rasanya tidak tahan diperlakukan seperti itu. Nafas remaja itu seperti tersangkut di tenggorokan, hidung dan matanya terasa sakit, air mulai mengenang dipelupuk matanya.
“Ada apa? Kamu sedih? Bibimu marah? Sudah biasa orang tua marah, Abi. Jangan di ambil hati, jika di ingat-ingat, sudah hampir lima tahun kamu tidak berkunjung.’’
“Iya, dan kenapa ibu tidak menjenguk aku.”
Bukan lima tahun tapi hampir sepuluh tahun, ibu.
“Ibu...?”
“Eh...” jawab remaja ini sedikit saja, ia sudah tidak bisa menahan Isak, air mata mengalir begitu saja di pipinya.
“Ada apa Abimanyu?”
“Apa ibu tidak merindukan aku?”
“Rindu, ada apa? Katakanlah pada ibu. Tadi ada yang ingin kamu katakan, iya kan?”
“Bu, sebenarnya aku anak siapa? Kata bi Gita aku anak laki-laki ibu, tapi ibu dan semua orang di rumah ini seperti orang asing terhadapku...”
“Bibimu mengatakan hal seperti itu.’’
“Iya, aku ingin tau, siapa orang tuaku.”
“Jika ibu bercerita apakah kamu tidak terluka...?”
“ Aku sudah besar, biarkan aku tau...”
“Ibu akan bercerita padamu, tapi setelah kamu lulus, sekarang kamu tetaplah tinggal dengan bibimu, jaga dia baik-baik, karena hanya dialah satu-satunya orang yang kamu miliki saat ini, Abimanyu.”
Ini semakin membuat remaja belasan tahun ini tidak mengerti, semua hal yang terjadi mengacak-acak emosinya.
Ah! Terserahlah apa yang terjadi, yang penting adalah semua baik-baik saja, tidak kehilangan Bibi itu sudah lebih dari keberuntungan. Sesulit itukan kejuruan tentang aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Sisil Az Zahra
gk sabar
2022-12-24
1
maharastra
emm.libur koment😎
2022-10-13
1
❤little girl♥
rahasia besar.. segera terkuak,, gsabarrr😎😎
2022-10-12
1