Remaja itu berlari secepat kilat, menjauh dari Dhea kekasihnya.
"Gawat!" pikirnya dalam hati, dia menekan jantungnya dengan tangan. Detak jantung yang tak beraturan juga desiran aneh menjalari seluruh persendian, tengkuknya terasa panas dingin.
Alhamdulillah kesadarannya akan iman masih ada dalam tempurung kepalanya.
"Aku harus menjauhi semua mahluk hawa, sadis! apa yang terjadi padaku.''
Bukan ide bagus berada disekitar wanita untuk suasana hatinya yang sedang kacau. keinginan untuk setia pada seorang Gita menjadi kekuatan baginya.
Sejak perasaan hatinya kacau Abimanyu banyak menghabiskan waktunya menyendiri dan merenungkan apa yang sedang terjadi.
"Ada yang sedikit aneh sih, apa?" Abimanyu terus berusaha mengingat, kepalanya ia miringkan ke kanan dan ke kiri.
"Saat aku berada disekitar Dhea dan buk Mardalena, Medan magnetnya tidak sebesar aku berada di sekitar bibi." Kepala pemuda itu tampak condong kedepan lalu ke belakang, badannya pun demikian, ikut bergerak ke kanan dan ke kiri, kadang berputar -putar seperti orang Gila.
"Kok gitu ya?" tampak terlihat dia mangut -mangut mengerti, padahal dia tidak mengerti apapun sama sekali.
"pasti karena cinta."
Wajah Abimanyu berubah ambigu, diam, matanya berkedip-kedip menatap hamparan rumput.
"What! love?oh my God." ia menelungkupkan tubuhnya terduduk, membekap wajahnya dengan kedua belah tangan, panik.
Bahasa mulut bisa saja bersandiwara dengan dalil-dalil dan hukum, tapi bahasa tubuh tidak bisa dibohongi, seluruh anggota tubuhnya selalu merespon apapun yang berhubungan dengan Gita.
Bersama bibi hanya dengan melihatnya saja aku bisa kejang mendadak. Tidak bisa kubayangkan seperti apa rasanya jika sampai berdekatan atau bersentuhan. Akankah aku mati mendadak!
Ooooooooh! ... dengan kedua tangannya ia mengusap wajah 'panik' namun kepanikan itu hanya sebentar, sedetik kemudian ada senyum licik menarik ujung bibirnya.
Semua rasa yang aneh justru menjadi daya tarik yang membuat dirinya penasaran, apa sebenarnya itu? atau mahkluk seperti apa Bibi itu? jangan-jangan ini cerita seperti di dalam dongeng, aku yang diasuh bidadari.
Hahaha..
Abimanyu tertawa terbahak-bahak, lalu menyeringai.
"Ya nggak mungkin lah! jaman sekarang, mana ada bidadari yang mau susah-susah mengurusi anak bandel kayak aku."
"bodohnya aku." Jadi geli sendiri.
Saat ini Abimanyu duduk di bangku SMA jurusan IPA kelas tiga. Status menjadi pacar rahasia dan mencintai wanita yang sudah dewasa. Cerita singkat tentang diri Abimanyu.
Abimanyu penasaran dengan asal usul dirinya sendiri. Informasi dia dapatkan dari mulut ke mulut. Gita kesayangannya yang memiliki wajah malaikat tak bersayap, Mengatakan bahwa orang tuanya adalah sebuah keluarga kecil yang tinggal di kampung sebelah, yang ia ketahui mereka adalah pedagang.
Mengapa dirinya di asuh oleh Gita? Sementara orang tuanya masih ada, sehat dan juga tidak tergolong keluarga miskin, masih menjadi PR buat Abimanyu.
Bude giarti nama pangilan ibunya dan pak Kasman nama bapaknya, empat saudara wanita Laila, Sari, Yuni dan Astrit. Potret keluarga kecilnya yang bahagia.
Sari sendari berada di sekolah yang sama dengannya.
Bagaimana aku bisa berakhir di rumah minimalis modern bersama malaikat, sagittarius.
“Coba Bibi cerita, jangan biarkan aku tau keadaannya dari orang lain...” tanya Abimanyu pada suatu pagi yang dingin.
Remaja ini selain ingin mencongkel informasi dari bibinya dia juga ingin sekali menikmati sarapan pagi bersama wanita cantik idamannya itu.
Cukup melihatnya pagi ini aku akan hidup seribu tahun lamanya.
"Ngopi, BI." Secangkir kopi yang masih mengepulkan asap ada di tangan bibinya, wanita itu tidak berusaha untuk menjawab pertanya yang diajukan olehnya, dengan santai ia menikmati setiap seruputan.
Mengetahui aku menunggu jawaban, iapun hanya menarik ujung bibirnya.
“Nanti jika kamu dewasa, kamu akan tau sendiri.” Katanya, itu membuat Abimanyu menyipitkan matanya kesal.
Merasa sudah SMA, dan sudah dewasa, Membuat rasa ingin tahu Abimanyu semakin besar.
Sepulang sekolah sengaja Abimanyu mendatangi rumah ibunya, giarti.
“ Assalamualaikum...” salam remaja itu, wajahnya melongo masuk melewati pintu yang terbuka separuh.
"Assalamualaikum...." kembali dia mengucapkan salam.
Seorang wanita duduk disudut ruangan sedikit jauh. Warung yang tidak seberapa besar dan tertata rapih.
Abimanyu sangat mengingat, tidak ada yang berubah di rumah ini, padahal masa kanak-kanak yang dihabiskan Abimanyu dirumah ini sudah melewati hampir sepuluh tahun lebih.
Gita Bibinya menitipkan dirinya dirumah ini pada pagi hari, dan akan menjemputnya pada sore hari.
“Abimanyu, le..." Yang di panggil bude giarti menyambut Abimanyu dengan senang. Ada Kerinduan yang sangat besar di aura bude giarti.
"kamu sudah besar? Mana Bibinya? Nggak ikut...?” remaja itu mengeleng tersenyum mendapatkan pelukan hangat bude giarti. Tangan renta itu menyentuh pipinya, pundak juga tangannya. Terlihat sekali rasa rindu pada sosok Abimanyu.
“Aku baik-baik saja Bu...” jawab Abimanyu membuat wanita yang di panggil bude giarti tercengang sesaat.
Jika memang ia ibuku, tidak masalah kan di panggil ibu?
Kemudian ia tersenyum membimbing remaja itu untuk masuk ke dalam rumah, segelas air dan makan siang ia siapkan layaknya seorang ibu.
“Le, bagaimana kabar Bibimu...? apa dia baik-baik saja?” Abimanyu mengangguk pelan, semua pertanyaan sudah berbaris ngantri di kepalanya ‘Sabar’ pikir hati remaja itu sedikit gundah.
“Bibi baik bu...”
“Kamu tumben datang ke sini, sudah sangat lama...” kata Budi giarti, tangannya masih menggenggam tangan Abimanyu erat.
“Kamu nganteng bi,”
Yo iyesssss
Abimanyu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
❤little girl♥
hemmmmm, lnjt😍😍😍😍😍
2022-10-12
0
Darrel🐈🐈
halu nya kenemenan thor🙊🙊
2022-10-11
0
Strobery 🍓
1 😊
2022-10-02
0