Hari Bahagia

...~Happy Reading~...

Hari yang di tunggu telah tiba, kini Nasya bersama dengan dua sahabat nya tengah berada di dalam kamar bersama dengan seorang MUA yang akan merias Nasya. Meskipun kedua sahabat nya selalu menghibur nya dan mengajak nya bercanda, namun tak bisa dia pungkiri bahwa sejak tadi jantung nya sudah berdegup begitu cepat. Hampir dua tahun lamanya ia menunggu, dan kini akhirnya hari yang ia impikan akan terwujud.

“Deg- deg’ an ya Sya?” tanya Riska yang sejak tadi menatap kagum pada sahabat nya.

“Gak usah di tanya Ris, udah pasti lah,” kata Aqila terkekeh, lalu ikut mendekat ke arah Nasya.

Nasya berusaha untuk menarik napas nya dalam, ia tersenyum bahagia.

“Sya ... “ panggil Riska, kini gadis itu duduk di depan Nasya dan menggenggam tangan nya.

“Selamat ya, aku ikut bahagia atas pernikahan kamu. Dan aku semoga kamu akan selalu bahagia. Meskipun sejujurnya aku sedih, karena kamu lebih dulu menikah, tapi aku bahagia kok, karena kamu dan pak Adnan bisa bersatu dalam ikatan yang suci. Ini adalah hadiah dari Tuhan atas kesabaran dan ketegaran kamu selama ini. Bahagia selalu ya Sya,” ujar Riska dengan tulus dengan mata yang sudah berkaca kaca.

“Aku juga ikut bahagia Sya,” sambung Aqila yang ikut duduk di depan Nasya menggenggam tangan kedua sahabat nya, “Semoga pernikahan ini menjadi pernikahan pertama dan terakhir untuk kamu. Meskipun kamu bukan yang pertama untuk pak Adnan. Tapi aku yakin, kamu adaah cinta terakhir nya. Dia pasti bisa memberikan kebahagiaan yang berlimpah buat kamu.”

“Huaa kenapa kalian buat aku nangis hiks hiks,” kata Nasya langsung berseru dan menahan tangis, ia menengadahkan kepala nya ke atas agar air matanya tidak meluncur keluar.

“Meskipun nanti waktu kita gak akan sesering biasanya. Kita gak akan bisa seperti sebelumnya, tapi kami harap, kamu tidak akan pernah melupakan kami Sya.” Imbuh Aqila yang sudah terisak.

“Kalian bicara apa sih. Mau jadi siapapun aku nanti, istri mas Adnan dan ibu dari dua R sekalipun, aku tetap sahabat kalian. Kita masih bersahabat dan kita bis bertemu kapan pun. Aku yakin, mas Adnan tidak akan menjadi sejahat itu untuk mengurung ku hiks hiks. Kalian jangan buat aku nangis dong,” kata Nasya lalu mengusap sedikit air matanya dengan tisu.

Aqila dan Riska pun langsung memeluk Nasya dengan begitu erat, dan ketiganya berpelukan selayaknya Teletubbies. Hingga, tiba tiba ia mendengar suara pintu yang di buka, membuat ketiga gadis itu langsung mengalihkan perhatian ke arah pintu.

“Abayy!” pekik ketiga nya ketika melihat seorang laki laki yang memasuki kamar ganti Nasya.

“Mau ikut pelukan juga boleh gak?” katanya dengan tersenyum menggoda. Bukan menggoda sang pengantin, melainkan menggoda sahabat calon pengantin.

“Peluk aja, tapi siap siap ada yang ngehajar nanti!” cetus Aqila memberikan kepalan tangan kepada Abay.

“Yang ngehajar dia mas Adnan, apa kamu La?” tanya Nasya menggoda dan langsung melirik ke arah Aqila.

Aqila tidak menjawab, ia hanya mampu mendengus kesal kepada Nasya yang sudah menggoda nya. Aqila tahu bahwa Abay menyukai nya, bahkan karena Nasya laki laki itu terus menghubungi nya. Karena Abay berhasil mendapatkan nomor Aqila dari Nasya.

“Udah sih, sama sama jomblo, sekalian aja gimana? Numpang sekalian pesta nya sama Nasya dan pak Adnan!” saut Riska terkekeh melihat sahabat nya yang semakin di landa kekesalan.