"Kakak Cantik!!" teriak seorang bocah.
Otomatis membuat ku ke Ge Er an. Karena yang ada di Pantry cuma aku aja. Lalu aku menoleh ke sumber suara, sambil menunjuk dada ku sendiri menggunakan jari telunjuk.
Anak itu mengangguk dengan senyum nya,
lalu berlari menghampiri dan memeluk kaki ku lagi. Membuat ku bingung,dan salah tingkah.
Karena ada Pak Reza di sana.
"Tristan! ayo sini!!" Pak Reza mendekati kami, mencoba menjauh kan Tristan dari Kaki ku.
"Nggak boleh mengganggu Kakak nya!.."
"Nggak mau!" anak ini kekeh semakin mengerat kan pelukan kan, sampai sampai aku terjatuh.
Entah hati ku merasa bergetar melihat ekspresi anak ini.
"Tristan! jangan nakal! Ayo!" Pak Reza kembali mencoba menyingkirkan Tristan dari Kaki ku, tetap saja anak ini tidak mau pergi.
"Maaf Pak! kasihan jangn ditari tarik..." aku melindungi anak ini
"Maaf kan Tristan ya!"
"Iya Pak Tidak apa apa.." Lalu dengan lembut aku mencoba menyingkir kan tangan Tristan dari Kaki ku. "Tristan..nanti kalau terus gini, tante nggak bisa jalan lho?? lepas dulu ya.."
Anak ini mulai menurut, menatap ku dengan kasih.
"Ayo kita pergi..Papa buru buru masih ada Meeting!" ajak Pak Reza.
Anak ini hanya diam mematung, dengan masih menatap ku.
"Tristan! Jangan membuat Papa Marah!!" Pak Reza sudah mulai kesal.
Oh ternyata Tristan anak Pak Reza toh?? , Siapa sih yang nggak kenal sama Pak Reza. Semua orang kenal dengan beliau, tapi Pak Reza mana mungkin kenal sama Kacung seperti ku..
Tapi nggak nyangka juga kalau ternyata Pak Reza udah punya anak. Ahh bodo amat lah!
Mata anak ini mulai berkaca kaca,
"Pak.. kalau Tristan ikut saya saja gimana??"
"Tidak!! saya tidak mau merepot kan kamu.. Biar kan Tristan pulang saja!"
"Tapi Pak???"
"Ayo Tristan!!" Pak Reza memaksa Tristan untuk pergi.
"Anak Baik.. nurut sama Papa ya??" pesan ku sambil mengusap usap kepala nya.
akhir nya anak ini mau pergi bersama Pak Reza.
...----------------...
"Kamu tau tidak! ini masih jam kerja??" Ternyata Pak Adit sudah siap menunggu ku
Mas Budi dan Mbak Della hanya menunduk, Hawa nya sudah mulai nggak enak. Wajah Pak Adit seperti nya dalam mode serius.
"Maaf Pak..saya tadi Lupa bawa air minum jadi saya ke Pantry untuk-"
"Saya tidak butuh alasan!! Perusahaan membayar kamu mahal bukan untuk bermalas malasan!!"
Rasa nya pengen nangis kejer kalau di semprot gini
"Gimana mau kerja bener!! kalau kerjaan mu saja seperti ini!! coba lihat ini!" Pak Adit membanting Map dengan keras di meja ku.
"Mas Budi!! Della! harus nya kalian discuss dulu sebelum Acc!! "
"Baik Pak.. tapi secara prosedur masalah ini bukan di sebab kan oleh devisi kami" Mas Budi menjawab dengan tenang.
"Saya tahu Mas..Tapi tahap perencanaan dan pengembangan kan kalian dan team yang mengerjakan?? kenapa sampi Lolos begini.."
Aku hanya bisa menunduk, Mas Budi aja yang top cer masih kena Komplen apa lagi aku..
"Bawa sini Win laporan nya!!!"
Ternyata ada Pak Erwin juga disini..yakin deh, ini pasti masalah serius.
"Del?coba kamu lihat..kenapa bisa belanja bahan dengan kwalitass rendah, tapi kita jual dengan Harga tinggi??" Giliran Mbak Dela yang kena cecar.
"Pak.. dari segi Material kami sudah merencanakan dengan matang, bahkan kami tidak tahu jika kwalitass yang di produksi perusahaan menggunakan kwalitass buruk.. ,tidak ada discuss dengan devisi kami.." jelas Mbak Dela..
"Siapa yang menerima Tanda Pengesahan kemarin??"
"Saya Pak" jawab ku.
Pak Adit beneran marah nih, sampai menarik nafas dalam -dalam sebelum mendamprat ku.
"Midia!! saya kan sudah bilang berkali kali! cek dulu!! total anggaran dan perencanaan!!" bentak nya
"Kan Laporan nya, baru dikasih Pak.. jadi kami tidak bisa memeriksa nya.."
"Sebelum nya kamu kan bisa mengecek anggaran pembelanjaan!! dengan anggaran perencanaan!"
Pak Adit terus memojokan kan ku, apa sih mau nya.. terus guna nya Divisi keuangan apa ??.
"Kamu tahu! Bulan ini penjualan kita menurun!!"
"Pak.. ada ketidakseimbangan antara belanja dan pengeluaran.." JelasPak Erwin memeriksa setiap tulisan di Laporan.
"Mas Budi.. tolong dikaji lagi, Besok kita discuss lagi" Perintah Pak Adit, sebelum meninggal kan kami.
"Galak banget sih tuh orang!!" umpat ku
"Sudah sudah.. Pak adit tidak hanya menegur Divisi kita, Divisi yang lain juga" Mas Budi menengahi.
"Pantesan jadi Jomblo karaten!! orang galak nya minta Ampun!!!" Tambah ku lagi dengan sebal.
Mbak Dela tertawa terbahak bahak ," Ntar cinta Lo Mid?? iya kan Mas Budi??"
"Bener banget Tu Dell!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments