Tyo dan Dimas pun sudah menginjakkan kaki ke tanah air kembali dan setibanya di bandara Soekarno Hatta mereka berdua berpisah. Sang bos sudah dijemput sopir pribadinya untuk pulang ke Mansion utama karena mama papanya melarang Tyo pulang ke apartemen pribadinya. Ada hal penting yang akan mereka bicarakan selain melepas kerinduan.
Dimas pun berlalu untuk pulang ke apartemennya sendiri dan Tyo pun memberi ijin cuti sehari untuknya istirahat selepas perjalanan mereka yang cukup menguras tenaga.
Mansion Utama Keluarga Sasongko
"Hai, ma pah..mmuach Tyo melabuhkan ciuman ke pipi sang mama dan bersalaman dengan papanya yang sedang asyik membaca koran di taman belakang".
"Uhh..putra mama yang dingin seperti es batu balok ini udah pulang toh"
"Ih mama selalu deh, anaknya disuruh ke mansion bukannya disambut malah diledekin. Ini mama papa lagi ngapain sih kok mama pake perban di pelipis kepala kayak main dokter-dokteran saja, inget umur dong pah, ucap Tyo".
"Kalo papa sama mamamu main dokter-dokteran bukan pasang perban tapi yang ada rambut kita basah terus mamamu khilaf belanja sampo sepabriknya buat stok di kamar mandi, ya gak ma".
"Ih papa, inget lagi puasa dan belum waktunya berbuka dimohon bersabar".
"Astaga ni orang tua gak inget disebelah ini anaknya belum kawin malah main ledek-ledekan bikin adonan bikin orang pengen tau, sewot Tyo".
"Bukan kawin tapi nikah, ih gemes nih anak satu ini mulutnya suka gak disaring. Kamu mah sudah kawin tapi belum pernah nyobain rasanya nikah makanya segera tobat wahai putraku yang terkaku seperti tiang listrik Pancagalib Adi Bramantyo Sasongko, tegas Mama Tyo".
Sore itu gelak tawa yang jarang terjadi di mansion utama keluarga Adi Sasongko pun mendadak hidup kembali seakan kebahagiaan di depan sedang menanti keluarga tersebut atau ini hanya sebuah angin lalu yang akan datang lalu pergi.
Akhirnya Papa dan Mama Tyo meminta Tyo untuk mandi dan rehat sejenak nanti selepas makan malam ada hal yang perlu disampaikan. Tyo pun sedikit memaksa ingin mengetahui hal apa namun karena sang mama sudah mengeluarkan auman singa betina bak Tyo lari tunggang langgang masuk ke kamar.
Malam pun tiba, setelah menikmati santap makan malam yang sangat nikmat di kediaman orang tuanya berlanjut bercengkerama santai di ruang tengah yang cukup luas dengan aksen dominan perpaduan warna gold dan navy. Menampilkan ruangan yang damai romantis namun tetap elegan untuk sekelas keluarga Adi Sasongko.
"Oh ya mama mau nagih janjimu mana nih calon menantu buat mama papa?"
"Uhuk..Tyo yang sedang meminum teh hangat langsung tersedak karena sang mama kenapa ingat terus dengan hal yang satu itu, ucap Tyo dalam hati."
"Astaga mama apa gak ada pembahasan lain saja sih? Cari calon menantu kayak beli saham saja, ucap Tyo dengan nada kesal".
"Mama dan papa sudah punya calon istri untukmu. Mama berharap kamu mau bertemu dan tak terlalu lama saling beradaptasi karena kami sudah kenal baik dengan gadis ini serta keluarganya".
"Turutilah anjuran mamamu tadi Tyo, kamu sudah genap kepala tiga. Papa dan mama sudah tua ingin menikmati masa tua kita dengan cucu yang tentunya anak-anakmu kelak sekaligus penerus keluarga kita, ucap Papa Tyo dengan bijak."
Kedua orang tua Tyo menceritakan gadis ini bernama Fira, dia putri sahabat Mamanya dari zaman sekolah hingga saat ini. Kedua orang tua dan adik lelaki Fira sudah meninggal. Sang Mama begitu senang menceritakan sosok calon menantu idamannya tersebut.
Namun kedua orang tua Tyo tak menceritakan tentang kecelakaan beberapa waktu lalu yang menyebabkan mamanya sempat kritis sehingga Fira mendonorkan darahnya serta kisah pelik takdir kematian orang tua Safira walau semua itu bagian dari takdir tetap saja di hari kedua orang tua Tyo ada rasa bersalah yang mendalam pada Safira.
Jika saat itu tiket perjalanan umroh sekaligus berlibur ke Eropa tak diberikan kepada kedua orang tua Safira dan tak ada problem bisnis mreka di Bali tentunya mama dan papa Tyo yang sudah tinggal nama saja. Namun takdir berkata lain, hingga saat ini mereka masih dalam kondisi sehat akan tetapi kedua orang tua Safira sudah menghadap Sang Pemilik Kehidupan.
Manusia hanya bisa berencana namun tetap kuasa Tuhan yang menentukan bagaimana takdir kita kelak.
Kedua orang tua Tyo sepakat tak membuka kedua hal sensitif tersebut kepada Tyo karena tak ingin anaknya menikah karena rasa balas budi pada Safira namun mereka ingin kelak Safira dan Tyo menikah karena takdir dan jatuh cinta dari hati yang tulus.
Setelah sedikit perdebatan yang cukup pelik akhirnya Tyo mengiyakan permintaan kedua orang tuanya dan tiga hari lagi Tyo akan dikenalkan dengan calon istrinya itu dalam suatu jamuan makan malam privat di sebuah restoran yang telah di booking oleh sang mama.
Adi Corporation
Tok...tok...pintu ruang CEO diketuk
"Masuk, titah Tyo."
"Hai, bro kenapa wajah lu kusut pagi begini ? Butuh tempat buat celup apa sekalian nyemplungin torpedo lu itu? Kalau mau ntar gue bantu cari yang masih legit jepit lapis legitnya walau tak bersegel deh. Tapi untuk sekelas lu mau nyari yang masih ori tenang pasti gue bantu cari stoknya ke madam Ratu."
"Apaan sih lu, gue bukan pusingin adik gue minta jatah tau tapi pusing urusan perjodohan yang tengah digadang sama emak bapak gue".
"What apa kata Dora kalo dia udah sediakan peta buat lu nyari jodoh sendiri eh malah balik kandang jaman Siti Nurbaya pakai dijodohin haha...mubadzir dong Dora bikin peta cinta buat seorang Tyo sang CEO Adi Corporation. pfiuuu....gelak tawa Dimas mencemooh Tyo".
"Somplak lu.. (bolpoint Tyo pun melayang pada tubuh Dimas). Bukan bantu mikir malah ledekin gue terus. Pengen turun jabatan jadi OB kah lu?"
"Gila lu yang benar saja seorang Dimas dari asisten pribadi CEO Adi Corporation sekaligus sahabat lu masak jadi OB. Apa kata dunia terlebih lagi apa kata para cewek yang pernah menikmati keganasan serta keperkasaan si jantan milik gue ini (sambil jarinya nunjuk alat tempurnya yang selalu dibanggakan yang suka membuat m3ndesah nikmat para wanita)".
Lalu Tyo memberikan secarik kertas kecil pada Dimas yang tertulis nama Fira dan sebuah alamat.
"Lu cari info detail tentang gadis ini dan keluarganya serta apapun tentang dia dan jangan sampai ada yang terlewat sama sekali. Gue tunggu dalam sehari lu udah kasih info lengkap ke gue"
Dimas pun terdiam membaca tulisan di kertas itu dan seperti familiar dengan alamat yang diberikan oleh Tyo namun ia sedikit sangsi apa Fira yang tertulis dikertas ini sama dengan Safira yang nabrak mobil Tyo lalu.
"Siap bos, perintah laksanakan."
Bagaimana pertemuan Safira dengan Tyo? Akankan perjodohan mereka lancar atau banyak hambatan? Banyak misteri yang belum saya ungkap, so tetap stay tuned sobat penaku semua.
Ditunggu taburan sesajennya ya baik Vote, Gift, Rate bintang 5, serta Like dan Komen positif kalian para pembaca setiaku. Biar aku makin semangat lanjutin cerita Safira. Terimakasih semua.
3S ( Salam Sayang Safira )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Febby Fadila
dasar lelaki menjijikan
2024-07-23
0
zian al abasy
lki"pd somplak kang celap celup mnjijikn gk bos gk asistenny..biasnya asisten yng alim..ini lbih prah dr bosny.huuhhhh mnjijikn lki"mcam dimas gk kna HIV Ajh lki"kang celup
2024-07-12
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
dimas bener yaa
2024-03-12
1