Chopee

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Lintang yang keukeuh tak mau makan ikan akhirnya di buatkan telur rebus kesukaannya, alasan takut memang sedikit tak masuk akal tapi jika sudah Lintang yang bicara apapun bisa terjadi kecuali membuat si mata ikan terpejam.

"Tutupin aja pake nasi, De." Air yang duduk di samping cicitnya terus tertawa melihat putra semata wayangnya itu dibuat pusing oleh si bungsu.

"Ntal lilip-lilip dia," sahut Lintang.

"KELILIPAN, ntar di tiup sama Abang," timpal Fajar si kang penerjemah.

"Ya udah, makannya jangan sambil di liatin. Sini Bubun suapin ya," rayu Embun yang terus mendapatkan penolakan.

"Nda mahu, nda mahu mam itan pokonya, asian!"

"Kasihan kenapa lagi sih?" sambung Keanu, meski selalu di buat pusing tujuh keliling dengan tingkah si kembar tapi rasa sayangnya tak pernah terhingga.

"Asian, mbit-mbit badannya, telus di mam. Ntal itannya angis," jawab Lintang yang kembali terisak.

"Ikannya nakal ya, Lin. Makanya dicubit sebelum dimakan," kekeh Air yang tak kuat menahan tawa.

Ocehan Lintang memang selalu luar biasa, ada saja ucapannya yang membuat orang-orang gemas padanya.

"Iya, bukan cuma nakal, tapi cengeng juga, kaya siapa?" ledek Samudera yang memeluk tubuh mungil cucu kesayangannya.

"LILIN.... hahahahahaha"

Tangis bocah itu pun langsung pecah sambil meronta kuat dalam dekapan Phiunya dan itu justru menambah semua semakin tertawa dan meledek Lintang.

"Akal mua!" teriaknya kesal.

"Sssssst, ada ultramen dateng,".bisik Sam.

"Mahu apa?" tanya Lintang.

"Mau ajak Lilin berantem, katanya"

"Nda, apek."

Lintang yang gampang menangis nyatanya gampang juga di rayu jika oleh Samudera meski hanya dengan bisikan saja. Tapi jangan harap hal yang sama bisa terjadi jika orang lain yang melakukannya termasuk orang tuanya sendiri.

.

.

Drama makan malam pun selesai, semua bisa bernapas lega saat melihat tiga pasukan rumah utama bermain lagi seperti biasa. Angkasa dengan lari lari nya, Fajar dengan buku gambarnya dan Lintang dengan robot ultramennya.

Para orangtua mengawasi sambil mengobrol di temani dengan berbagai cemilan diatas meja, Air yang terus menggoda Hujan menjadi bahan ledekan Samudera yang sebenarnya begitu bahagia melihat kedua orangtuanya masih begitu nampak harmonis di usia yang tak lagi muda.

"Udah malem, bobo yuk," ajak Embun yang membuat si kembar menoleh padanya.

"Sapa?" tanya Lintang.

"Bubun, ayah, Abang, Aa sama Lilin dong," jawab Embun.

"Lilin mahu bobo ma Piyuh, iya taaaaaan?"

Samudera yang pura-pura tak mendengar membuat Lintang kesal dan hampir menangis lagi. Tapi, Keanu justru dengan cepat menggendong si bungsu dan mengalihkan perhatiannya sampai tak terasa mereka semua sudah berada di dalam kamar.

Bohong rasanya jika Embun dan Keanu tak rindu dengan ketiga hasil keringat mereka itu.

"Abang Asha sama Aa apain sih? kok bicik-bicik, Lilin mahu ntut," ucapnya saat bergabung dengan dua kakaknya.

"Nda boleh," jawab Angkasa cepat.

"Apa?" tanya Lintang.

"Ini buat Abang sama Aa, Lilin nda boleh itut!" tolak si Sulung lagi.

"Lilin mahu ntut, ih!" rengeknya kesal.

"Nda! Lilin kan nda punya ade, nda boleh itut. Abang punya ade dua, Aa sama Lilin, Aa juga punya ade satu, Lilin. Lilin adenya mana?" tanya Angkasa sambil cekikikan bersama Fajar.

Rasanya dua bocah itu sedang kompak meledek si bungsu.

"Iya, Lilin ' kan gak punya ade" timpal Fajar.

"Ntal Lilin puna ade kok," ucapnya sedih lalu berlari kearah Keanu yang ada di ranjang bersama Embun.

.

.

.

Ayah, pecenin bayi dong di CHOPEE....

Nurun emaknya 😂😂😂😂

Sekalian yang di keranjang kita checkout in ya Lin. udah buluk bin karatan itu 🤭🤭

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***