Pak polisi.

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Mobil yang sudah sampai di rumah Rendra, membuat tiga bocah itu berhamburan keluar dengan cepat karna sudah ada Cheryl yang menunggu di teras.

"Ganteng-gantengnya Enin, apa kabar?" tanya Cheryl setelah mencium ketiga cucunya secara bergantian.

"Abang Asha yang ganteng ya" protes cepat si sulung.

"Iya, Abang Asha yang paling ganteng. Aa Fajar yang paling baik, dan Lilin yang paling ---"

"CENGENG!!!" sahut Angkasa dan Fajar secara berbarengan.

"Huaaaaaaaa, Lilin nda cengeng!" bocah paling rewel itupun akhirnya menangis sambil merentang kan tangan ingin di gendong oleh Rendra.

Belum juga masuk, ketiganya sudah membuat pusing pasangan baya yang tak memiliki keturunan tersebut .

Cheryl yang tertawa gemas langsung menuntun Angkasa dan Fajar, sedang kan Lintang tetap dalam gendongan Rendra.

"Udah, jangan nangis. Enin bikinin susu ya," rayu Cheryl sambil meraih tubuh montok si bungsu dari gendongan suaminya.

"Totat ya"

"Iya, Enin udah beli banyak rasa coklat buat Lilin"

Cheryl membawa Lintang menuju dapur tapi siapa sangka dibelakangnya justru sudah ada dua ekor buntut kadal junior yang pasti akan membuat rusuh lagi.

"Abang Asha, mau banana coklat ya," pinta Angkasa sambil meloncat, ia si paling aktif seperti nya tak betah jika harus duduk diam.

"Aa mau vanila ya, Enin" kini giliran Fajar yang meminta tapi tentu dengan sikap yang jauh berbeda dari kakaknya.

"Lilin dulu," ujar si bungsu yang sudah di duduk kan di atas meja makan.

"Kamu lahir bakangan, dapetnya ntal. Abang dulu nih yang besal" protes Angkasa.

"Lilin kan tecil, halus banyak banyak ' kan ya, A'?" balas Lintang yang meminta pembelaan dari kakak keduanya yang santai.

"Sesuai urutan ya, " jawab Fajar yang langsung membuat Lintang sedih.

"Semua dapet kok, gak apa apa ya. Enin lagi bikinin, Lilin jangan nangis nanti suaranya kaya kodok" rayu Fajar yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Lintang.

"Dodok loncat?"

"Iyalah, mana ada kodok ngesot." Angkasa menimpali sambil tertawa.

Lintang yang melihat kakaknya sudah memegang gelas berisi susu pisang tentu langsung protes pada Eninnya. Tapi Cheryl langsung memberinya satu gelas yang sama agar tak terlalu berisik lagi.

"Nunu pas bikin gimana sih, anaknya satu bawel banget," gumam Cheryl pelan sambil terkekeh.

"Kenapa, Umma?" tanya Rendra yang tiba-tiba mengagetkan.

"Gak apa-apa, Lintang emang paling beda deh pokoknya," sahut Cheryl.

Rendra langsung merangkul bahu istrinya sambil menatap tiga jagoan mereka yang kini duduk be jejer di sofa depan TV dengan masing-masing memegag botol susu yang sudah di buatkan oleh Cheryl.

"Apa ada yang jauh membuat kita bahagia selain melihat mereka seperti ini?" tanya Rendra yang di jawab gelengan kepala oleh istrinya yang ikut terharu.

"Gak ada, Bi. Aku bahagia"

"Eniiiiiiiin, habis" teriak Angkasa sambil menggoyangkan botolnya yang kosong.

"Yuk, kita taro dapur ya"

"Cuci, jangan?" tanya Fajar.

"Gak usah, nanti Enin yang cuci, Ok"

"Buang aja, ntal beli balu dari Piyuh," sambung si bungsu yang tiba-tiba menangis.

"Huaaaaaaaaa, Piyuh Lilin lagi apa ya? Lilin mahandinya esok nda mplot-mplot"

Rendra dengan cepat menggendong si bungsu, karna akan semakin sulit di tenangkan jika bocah itu tak segera di rayu.

"Lilin mahu tipon Piyuh," pintanya sambil terisak.

"TELEPON," ucap Fajar yang selalu membenarkan kalimat yang keluar dari mulut adiknya.

"Iya, itu"

"Apa, coba?" tanya Rendra menggoda.

"Tipon, ih!"

Semuanya langsung tertawa, tentunya selain Lintang yang semakin histeris karena terus di goda. Rendra yang kasihan pun akhirnya merogoh ponselnya di saku untuk menelpon sang besan.

"Sini, Abang Asha aja yang omong"

Benda pipih itupun langsung di berikan pada si sulung, dan hanya dalam hitungan detik panggilan telepon pun tersambung.

.

.

.

Hallo, Pak pulici.... ada yang angis mulu nih, tangkep aja olangnya. Bicik banet..

Ish, Si Abang Asha Jailnya 😂😂😂

Makin kokoseran eta si Lilin.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***