Janji ya...

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

"Abaaaaaah!!!" teriak Angkasa saat ia mendengar salam dari suara pria yang jelas sudah ia hafal.

Rendra, dialah pria baya yang kini tersenyum lebar sambil merentang kan kedua tangannya siap menerima pelukan dari sulung. Meski Fajar lebih dekat dengannya tapi bukan berarti ia tak menyayangi Angkasa dan Lintang.

"Jagoannya Abah, apa kabar?"

"Abang makin ganteng," jawabnya yang jelas pasti tak nyambung.

"Iya, ganteng. Dua adikmu mana?" tanya Rendra.

"Aa Fajar lagi di kamar masih bobo, tapi kalo Lilin lagi di dendong sama Piyuh," jelas Angkasa menjawab pertanyaan dari Abahnya. Ia duduk dengan manjanya di atas pangkuan Rendra selagi si tengah tak ada.

"Main ke rumah Abah yuk, sama Enin. Enin kangen kalian,"

"Sama Aa sama Lilin juga?"

"Iya, dong. Kan tadi Abah bilang kalian yang artinya kamu dan dua adikmu," jawab Rendra yang di balas anggukan setuju oleh Angkasa.

"Ayah sama Bubun ajak nda?"

"Boleh, ikut juga gak apa-apa"

"Jangan, tinggalin aja," ujar Angkasa yang membuat Rendra tertawakan saking gemasnya.

Angkasa dan Lintang memang sedikit berbeda dari Fajar yang sedikit lebih diam dan serius. Tapi meski begitu, rasa sayangnya semua tentu sama rata tanpa di bedakan.

Obrolan keduanya berhenti saat Samudera datang menggendong Lintang yang tak mau lepas sejak pagi, sampai Phiunya rela mengorbankan pekerjaan tak jadi pergi ke kantor.

"Lilin kenapa?" tanya Rendra sambil menyodorkan tangan berharap cucu bungsunya itu mau pindah kepelukannya.

"Lilin, syedih"

"Iya, kenapa?" tanyanya lagi yang justru ingin tertawa melihat tingkah Lintang yang begitu manja. ia mengalungkan tangannya dan meletakan wajah sedihnya di ceruk leher Samudera.

"Miyuh ambil Piyuh, miyuh cium cium. Nda boleh"

Rendra mengernyitkan dahi, tapi ia langsung tertawa kecil saat melihat ekspresi besannya yang merona menahan malu.

"Makanya, nunggu tidur dulu buntutnya," sindir Rendra pada Samudera yang langsung di balas cibiran.

Pria itu paham, karna saat ia ingin bercumbu dengan istrinya pun sering hampir ketahuan oleh Fajar, tapi beruntungnya tingkat kecemburuan si tengah tak seperti si bungsu.

"Ini kan, Piyuh Lilin. Anan ada ambil ya. Sayang Lilin ya," ujarnya lagi dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, kan Mhiu juga sayang, makanya Phiunya di cium," jelas Samudera yang dibalas gelengan kepala.

" Nda, iyum Lilin aja" tegas si bungsu marah.

Sambil terus merayu Lintang, Rendra pun mengutarakan niatnya membawa si kembar, bukan satu seperti biasanya tapi ketiganya sekaligus. Samudera yang sudah tahu dari Embun tentu tak kaget dan mempersilahkan. Meski Rendra dan Cheryl bukan tak ada hubungan darah sama sekali tapi bagi Keanu mereka tetap orang-tuanya yang terbaik.

Angkasa dan Lintang yang sudah siap kini tinggal menunggu Fajar yang baru bangun tidur. Ia memang bisa lebih lama terbuai mimpi di banding kedua saudaranya.

"Sudah siap?" tanya Embun pada ketiga jagoannya yang akan pergi sore ini ke rumah mertuanya.

"Syudaaaaaah" jawab Angakasa sambil berjingkrak senang.

"Sudah, Bun." sambung Fajar yang masih lemas setelah menguap.

"Lintang, kenapa? kamu mau ikut Abah gak?"

"Ntut, ih" jawab Lintang yang matanya tetap ke arah Samudera, bocah itu memang selalu berat jika meninggalkan Tututnya.

"Besok juga Lilin pulang, sekarang nginep di rumah Abah dulu ya," Rayu Samudera.

"Tapi....?"

"Tapi apa lagi?" tanya Sam dan Embun berbarengan.

Janji ya, ntal Piyuh bobonya pake baju.

Wkwkwk.... justru mumpung lo gak ada Lin 🤣

Tidur berdua hawanya hareudang 😂

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***