Angga melangkah tergesa-gesa keluar dari Cafe menuju tempat parkir. matanya liar mencari sosok yang tadi menghubungi Andin.
Angga melihat handphone yang sedari tadi barada di genggamannya, mencoba menelpon nomor yang tadi menghubungi Andin. Angga mulai menelpon, dering handphone di kegelapan mengundang perhatian Angga.
Angga berjalan dengan langkah pelan menghampiri arah suara dering handphone, tampak sosok lelaki tampan berdiri di sebelah mobil berwarna hitam.
"Kau teman Andin," tanya Angga setelah mereka berhadapan.
"Iya." jawabnya singkat.
"Ada urusan Apa kau ingin bertemu dengan Andin!," tanya Angga dengan suara datar.
"Aku rasa itu bukan urusan mu." jawabnya ketus.
Angga tersenyum sinis, dia memandang kasihan pemuda di depannya.
"Tentu saja itu jadi urusanku, sebab dia kekasih ku," jelas Angga.
Pemuda di hadapannya itu menatapnya, lalu tersenyum sinis.
"Kau cuma pacarnya, bukan suaminya, aku rasa aku masih punya kesempatan. Bukan begitu tuan Angga." ujarnya penuh percaya diri.
Angga menatap pemuda di depannya dengan perasaan geram, ingin rasanya dia menghajarnya hingga mulutnya tak mampu lagi bicara.
"Bukankah kau masih kuliah, pokus saja pada kuliahmu, aku peringatkan pada mu Andin kekasih ku jangan coba mendekatinya." ujar Angga memberi peringatan.
Pemuda itu terkekeh mendengar perkataan Angga , dengan sorot mata yang tajam dia memandang Angga.
"Aku permisi dulu tuan Angga, titip salam pada pacar mu," ujar lelaki itu, kemudian berlalu dari hadapan Angga.
Sementara Angga hanya diam berusaha menahan amarahnya.
"Di mana Andin mengenal pria seperti itu"
gumam Angga kesal, tapi juga lega sebab Andin tidak berdusta padanya, lelaki itu hanya temannya.
Sementara Andin menunggu Angga dengan perasaan gelisah, Andin berharap Angga tak melakukan hal bodoh.
Suara langkah terdengar memasuki ruangan ini Andin melihat Angga menuju ke arahnya.
"Kenapa.." tanya Angga saat di depan Andin.
Andin mengeleng pelan, dia tak ingin berdebat dengan Angga.
"Sejak kapan dia menyukai mu?." tanya Angga dengan suara datar.
Andin menatap sekilas sosok lelaki di depannya, Angga apa sebenarnya yang ada di parkiran mu, batin Andin.
"Kenapa diam.?" tanya Angga lagi.
"Pertanyaan mu gak penting di jawab mas."
"Jawab saja apa susahnya." ujar Angga
"Setahun yang lalu" jawab Andin pelan.
"Itu sebabnya kau selalu menolakku, iya," ujar Angga setengah berbisik.
"Sama sekali tidak ada hubungannya mas" jawab Andin pelan.
"Lalu apa masalahnya?" tanya Angga terdengar putus asa.
"Aku hanya pacar mu mas, bukan istri mu, aku hanya mau melakukan kalau kita sudah suami isteri," lirih Andin, memberi penjelasan atas pertanyaan bodohnya Angga.
"Kau terlalu jual mahal Din!" ujar Angga enteng. Andin tercengang. Dia menatap Angga tak berkedip, jadi ini yang ada dibenak Angga selama ini, pikir Andin kecewa.
Andin meraih handphone di tangan Angga lalu beranjak pergi meninggalkan Angga yang masih mematung, satu detik kemudian Angga sudah bergegas mengejar Andin.
Andin berjalan cepat menuju ruang ganti, menutup pintu kemudian mengganti baju dinasnya, tak butuh waktu lama andin pun selesai mengganti bajunya.
Andin membuka pintun ruang gantin mencari sosok Angga yang tadi mengejarnya, tapi tidak terlihat sama sekali , dia sedikit lega.
Cafe sudah terlihat sepi, yang tinggal hanya satpam yang bertugas mengunci pintu.
"kok telat non" tanya pak satpam saat Andin tiba di pintu Cafe.
"Iya pak ada yang tertinggal tadi" Jawab Andin sekenanya.
"Oohh, jadi ini sudah bisa saya kunci non"
"Sudah pak" jawab Andin, lalu beranjak pergi menuju tepi jalan, Andin berniat pesan ojol sebab tempat kosnya lumayan jauh kalau harus jalan kaki.
Andin tersentak kaget saat tangan kokoh menarik paksa lengannya berjalan kearah tempat parkir, tapi kemudian dia bisa mengenali sosok itu adalah sosok Angga.
Angga membuka pintu mobilnya untuk Andin, mau tak mau dia pun menuruti keinginan Angga.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, berjalan menuju tempat kos Andin yang tidak jauh dari cafe tempat dia bekerja.
"Din, Maaf. Kau taukan aku tak bermaksud begitu," tutur Angga dengan suara pelan.
Andin diam, pandangan matanya menerawang membus keluar jendela.
" Kau benar mas, wanita miskin sepertiku, tak seharusnya terlalu jual mahal. Tapi hanya itu untuk saat ini yang aku miliki mas, salahkah bila aku mempertahankannya?" ujar Andin lirih.
"Aku benar-benar tidak bermaksud berkata begitu sayang, pecayalah, aku hanya putus asa. Aku merasa kau tidak sungguh sungguh menyukaiku." ujar Angga sedikit gugup. Sorot mata penuh kecewa milik Andin membuat Angga cemas setengah mati.
"Mas.."
"Iya sayang."
"Tempat kos ku sudah lewat."
"Benarkah !," seru Angga seraya memijak rem dengan mendadak, membuat tubuh Andin sedikit terlonjak karena rem dadakan Angga. mobil Angga lalu kembali mundur kebelakang beberapa meter, berhenti tepat di depan kos Andin.
"Aku turun dulu mas, mas hati-hati di jalan ya," ujar Andin, kemudian turun dari mobil, berjalan menghampiri ke sisi sebelah Angga, Angga menurunkan kaca mobilnya setengah.
"Ada apa sayang..?"
Andin tak menyahut, dia mendekati Angga melabuhkan kecupan lembut di pipi Angga.
"Pulanglah hati-hati" ujar Andin setelahnya.
Angga mengangguk, tersungging senyum di bibir seksinya.
"Aku pulang sayang."
"He,em" jawab Andin, seraya melambai pada Angga yang sudah melajukan mobilnya meninggalkan Andin.
Angga melajukan mobilnya ke apartemennya. Seseorang sudah menunggunya di sana, saat dia mengikuti Andin ke ruang ganti , orang itu menelponnya memberitahu dia sudah menunggu di apartemen.
Handphone Angga berdering, tertera di layar panggilan masuk dari tamu di apartemen nya.
"Halo sayang, aku sudah di dalam lift" ujar Angga dengan mesrah.
"Bersiaplah" ujarnya lagi, lalu mematikan handphone nya, menyimpannya di balik jas nya.
Pintu apartemen terbuka, sosok wanita seksi menyambut kedatangan Angga. Angga terpana menatap gaun tipis yang membalut tubuh wanita di depannya.
"Sayang kenapa lama sekali," rajuk wanita itu seraya bergelatut manja.
"Macet sayang," jawab Angga seraya melabuhkan kecupan lembut di pipinya. Menggandeng dengan mesrah sosok seksi itu kedalam kamarnya.
"Sayang aku dengar dari sekertaris mu, tadi sayang mampir ke Cafe, ada masalah apa?"tanya wanita itu, seraya membantu Angga membuka dasinya.
"Tidak ada sayang hanya mampir "
"Benar hanya mampir? kamu jangan macam-macam di belakangku dengan kariawan cafe ya sayang!" Ancamnya dengan raut wajah tegas.
"Kamu apa-apaan sih Bella" dengus Angga kesal. Sembari menepis sentuhan wanita itu di tubuhnya.
"Aku hanya memperingatkan mu sayang." ujar Bella dengan manja.
"Tetap saja aku tidak suka ancaman mu," ujar Angga berang.
"Iya, iya, aku minta maaf , aku kemari mau bersenang-senang dengan mu sayang, bukan malah berdebat begini." rengek Bella.
Bella bergelayut manja pada bahu Angga, sementara angga tak tinggal diam, tubuh molek yang terpampang nyata di hadapannya, sayang rasanya kalau tidak nikmati, Bella juga terlihat menginginkannya.
Tak butuh waktu lama kamar megah berukuran luas itu berubah hangat oleh gairah mereka yang membara, desah- desah kenikmatan menggelitik telinga yang mendengarnya.
hingga dua insan itu terkulai tak berdaya bermandi keringat, mereguk nikmat dunia.
Bella kembali mengenakan pakaiannya, setelah memebersihkan diri terlebih dahulu.
"Sayang aku pulang ya," ujar Bella seraya memberi kecupan lembut pada Angga yang masih terbaring dengan tubuh tertutup selimut.
"Heemm" jawab Angga seperti bergumam.
Bella pun berlalu pergi meninggalkan apartemen Angga.
Angga meraih handphone di atas meja, berusaha menghubungi seseorang.
"Halo sayang," sapanya begitu lembut.
"Halo mas"
"Kamu lagi apa sayang"
"Cuci baju mas" jawab Andin di sebrang telpon.
"Malam-malam begini sayang cuci baju?!" seru Angga, sedikit kaget.
"Mas kan tau siang aku mana ada waktu," ujar Andin, siang andin kuliah, pulang kulaih dia langsung kerja, hanya malam sepulang kerja waktunya untuk berberes di kamar kos nya.
"Ya sudah di lanjut kerjamu ya sayang"
"Iya mas"
"Cium dulu sayang" rengek Angga.
"Gak Ah" goda Andin
"Ayolah sayang" rengeknya lagi.
Andin terpaksa mengikuti kemauan Angga, memberi ciuman hangatnya di udara, Anggan pun tersenyum puas.
Apa sebenarnya yang ada di hati angga, memberi cintanya pada gadis polos seperti Andin, di sisi lain bermadu kasih dengan Bella saling bertukar kehangatan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Cinta
ternyata Angga Bkn laki" baik 🥺
2023-07-06
0
Adila Ardani
dasar buaya si Angga jgn mau sama bekas Andin msh banyak laki"yg baik di luar sana
2022-10-19
0
🌷💚SITI.R💚🌷
angga knp blng cinta sm andin tp kamu bisa berbuat keji sm bela..ayo andin angga bkn laki² baik buat kamu..
2022-09-30
0