Part 5

Didalam kamar Meyra.

"Sana cepatlah kamu coba, aku menunggu mu diluar." Gea merebahkan tubuhnya diranjang tempat tidur Meyra yang empuk itu.

Dengan langkah gemetar Meyra mengiyakan nya dan terburu - buru, Meyra segera masuk kedalam kamar mandi dan menguji alat tersebut sesuai dengan petunjuk yang tertera.

"Ya tuhan, semoga aja negatif jika positif aku tidak bisa berbuat apa - apa lagi." Ia memasukkan test pack ke dalam wadah berisi cairan kuning pekat itu dan menunggu hasilnya.Ingin sekali Meyra tidak melihat nya, tetapi jika tidak dilihat ia tak tahu akan hasilnya.

"Jika hasilnya positif akan muncul dua garis, aku jadi takut sekali melihat hasilnya."

Kini Meyra mengambil hasil urinnya pada test peck itu dan seketika ia menutup matanya tanpa ingin melihat nya. Ia keluar menemui sahabatnya itu yang tak lain Gea.

"Ge. kamu bisakah lihatkan hasilnya aku takut sekali melihat nya" Memberikan test pack itu ke Gea.

"Tapi aku tidak tahu antara positif dan negatifnya,"

Meyra membelakangi Gea dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kalau satu garis itu negatif kalau dua garis berarti fositif. Sekarang cepat katakan apa hasilnya?"

Gea membulatkan matanya dengan sempurna seketika test pack itu berubah menjadi dua garis muncul dengan begitu jelas.

"Dua garis?" Gea mengangkat test pack itu, ia masih tak percaya hasilnya positif.

Meyra yang mendengar nya pun ikut tak percaya, ia merampas hasil test pack nya itu dan tertera dua garis merah disana.

"I–iini tidak salah, kan?" Kaki Meyra bergetar ia hampir tak bisa menopang tubuhnya itu sampai ia terduduk dilantai.

"Ini ngak mungkin, Gea aku hamil. Ngak aku ngak mau hamil ge. Ini ngak mungkin"

Tangisan Meyra tiba - tiba saja begitu pecah dengan begitu keras. Tetapi untungnya saja kamar nya itu kedap suara jadi Andre tidak akan mendengarkan pembicaraan mereka.

"Aku juga tidak percaya. Tapi kamu harus menerima ini semua Mey, kamu harus cari laki - laki yang telah melakukan ini semua." Gea dengan segera memeluk Meyra dengan menenangkan nya.

"Ngak, aku ngak mau mengandung anak dari pria itu. Aku ngak mau! aku akan mengugurkannya!"

Pikiran nya sudah dipenuhi dengan emosi, kesal dan amarah. Ia tidak terima dengan hidupnya yang sekarang.

"Mey kamu tidak boleh melakukan nya, dia anakmu yang kamu sedang kandung itu tidak bersalah dia harus hidup Mey. kamu tidak boleh menggugurkan nya,"

"Tapi aku tidak tahu laki - laki itu ada dimana ge? lagi pula lelaki itu tidak akan mau bertanggung jawab pasti nya dia akan memilih untuk menggugurkan nya"

"Kita bisa bicarakan baik - baik dengan nya pasti dia akan mengerti, kamu masih ingat kan wajah pria itu?" tanya gea.

"Aku masih ingat,"

Air mata Meyra terlihat sudah mengenangi pipi tirus nya itu, namun Gea berusaha menghapus air mata Meyra dengan ibu jarinya.

"Ge aku ingin pulang, aku ingin pulang kerumah kedua orang tuaku. Apakah kamu mau menemani ku selama disnaa. aku ngak mau bertemu dengan pria itu aku janji tidak akan menggugurkan bayi ini. Gea aku mohon sekali ini aja." Mohon Meyra dengan mengatupkan kedua tangannya.

Gea sebenarnya tidak ingin melakukan permohonan Meyra tetapi mau bagaimana pun ia tidak tega menolak permintaannya.

"Baiklah, aku akan menemanimu disana. Tetapi jika nanti lama kelamaan kedua orang tuamu akan tahu kamu hamil karena pasti nya perut kamu akan membesar lama - kelamaan dan kakakmu?"

Meyra menggenggam kedua tangan Gea, "Tidak, kamu harus berjanji kepada ku untuk tidak memberitahukan alasanku untuk pergi dari sini. dan kedua orang tuaku mereka tidak akan tahu, aku akan menyembunyikan dengan pakaian yang berukuran besar pasti mereka ngak akan tahu."