Palabra de Amor
(Sabda Cinta)
***
"Ulangi kata-kata terakhirmu, Arumi Chavez!" suruh Ethan Sanchez sedikit menekuk leher.
Arumi menggeleng mundurkan kaki jauhi Ethan Sanchez keburu lengannya digapai Ethan, dipegangi erat-erat.
"Berani sekali katai aku tampak kebodoh-bodohan?"
Sangat cepat ketuk kening Arumi keras hingga Arumi menjerit.
"Awh, sakit Ethan!"
"Kamulah si bodoh yang tak tertolong. Oh ya Tuhan, sadarkan aku. Apanya yang bagus dari gadis ini? Mengapa aku terjebak pada gadis ini?"
Ethan Sanchez segera menggiring Arumi pergi ke ruangan staf, menutup pintu di belakang mereka hati-hati, lepaskan seragam kafe Amelía, sisakan kaos polos ketat sebelum kenakan kembali kemeja lalu jaket ber-hoodie dan mengatur rambutnya di depan kaca loker. Tak percaya ia bolos kerja untuk menguntit Arumi Chavez dan malah tindakannya dikecam pacarnya itu.
Ethan Sanchez menarik napas, hembuskan berulang kali. Tenangkan diri. Ia biasa hadapi Arumi Chavez dan tingkah bodoh gadis ini, sekali lagi ia kumpulkan kesabaran. Namun, ia keliru, ketika berbalik menghadap Arumi, gusar mengambil alih emosi. Tak sengaja mata-mata Ethan Sanchez melirik ke bawah.
"Rok mini, atasan belahan rendah, perutmu kelihatan saat kamu mengangkat tangan, bibir merah terang ..., apa kamu sungguhan akan menggoda Tuan Miguel Paulo?" cecar Ethan Sanchez gregetan pada penampilan Arumi.
"Owh?!" Arumi membungkuk mengukur skirt-nya. "Ethan, skirt ini tidak lebih pendek dari seragam sekolahku."
Ethan berdecak. Arumi bahkan sulit mengukur panjang sebuah benda. Apa yang dia bisa? Apa coba?
"Kamu juga tak sadari, mata Tuan Miguel melahapmu sedikit demi sedikit, Arumi?" keluh Ethan tak habis mengerti.
"Kamu berlebihan, Ethan! Pendapatmu sungguh buruk pada Tuan Miguel."
"Dengar gadis bodoh! Kamu terlalu sibuk pikirkan kencan karaktermu sampai-sampai tak sadari bahwa seseorang bisa saja ambil keuntungan darimu. Aku selamatkanmu banyak kali dari berbagai percobaan, harusnya pakai itu sebagai pelajaran. Kamu mungkin belum lupa kalau saja aku tak datang tepat waktu, kamu ...."
"Ya, terima kasih telah ingatkan aku. Yang ini berbeda Ethan," potong Arumi.
"Kamu sangat polos, ceroboh dan mudah ditipu. Matanya terus tertuju pada bibirmu. Bisa diterima jikalau logika-mu mati suri, tetapi apakah setidaknya kamu punya insting, Arumi. Tidak-kah kamu merasa gerah atau tidak nyaman terus ditatap?"
Arumi melotot sempurna sembari menggeleng, menolak tuduhan Ethan.
"Tuan Miguel tidak seperti itu, Ethan. Kamu hanya terlalu cemburu hingga gambarkan Tuan Miguel sebagai pria tanpa moral."
Oops! Arumi Chavez terlambat mengekang lidahnya.
"Oh ya?"
"Kami akan lakukan beberapa adegan yang miliki tingkat kesulitan cukup tinggi untuk episode lanjutan dan kami butuh bersama agar lebih mudah jalani syuting."
Arumi tak percaya ia jelaskan masalah yang sama beberapa jam lalu pada Archilles dan kini pada Ethan Sanchez. Apakah baik Archilles maupun Ethan sama sekali tak tahu-menahu mengenai dunia akting? Bukankah keduanya sangat cerdas?
Sementara Ethan Sanchez awasi Arumi Chavez saat gadis itu bicara. Coba Arumi gunakan teknik yang sama, menghapal pelajaran segampang menghapal naskah. Ethan yakin Arumi bisa jadi murid paling berprestasi di sekolah.
"Aku coba pahami dirimu, Arumi."
"Kamu berlebihan, Ethan. Kami hanya akan profesional."
Ethan Sanchez menyipit. Kemudian raih tangan Arumi, keluarkan karet rambut dari pergelangan tangan Arumi. Seakan terbiasa ..., Ethan Sanchez kumpulkan rambut Arumi, menguncir tinggi dekati puncak kepala. Tangannya terampil ketika rapikan helaian di kening Arumi.
Setelah selesai Ethan Sanchez sedikit membungkuk hingga pandangan mata mereka sejajar sebelum bicara pelan tetapi tegas.
"Baiklah! Begini saja ...., kembalilah ke dalam dan pergi kencan chemistry-mu dengan Tuan Miguel, Arumi Chavez. Aku akan kembali bekerja dan menelpon Archilles menjemputmu. Oh ya Tuhan, harusnya aku biarkan saja kamu berekspresi! Aku atau Archilles akan pertaruhkan nyawa bereskan masalah yang kamu ciptakan."
Nada Ethan Sanchez tertekan, sadar bahwa kesabarannya habis hadapi Arumi Chaves. Kemudian terlintas pemikiran ..., Arumi benar ..., ia terlalu cemburu. Apakah itu berarti Archilles juga cemburu pada Miguel Paulo?!
Yang benar saja?!
"Ethan?! Kamu dan Archilles Lucca bertingkah aneh hari ini!" Gara-gara kencan karakter ia berdebat sepanjang jalan dengan Archilles Lucca.
"Bukankah pertanda sesuatu?"
"Aku hargai usahamu dan Archilles untuk lindungi aku. Sungguh sangat mengharukan. Aku rasa ..., kalian berdua terlalu berlebihan pada masalah satu ini! Baik kamu atau Archilles over protektif padaku! Tuan Miguel dan aku tanda tangani kontrak. Apa Pikirmu Tuan Miguel akan bertindak nakal padaku dan proyek Triliunan ini berakhir bangkrut?"
Ethan Sanchez sempat kehilangan kata, menghirup udara kuat-kuat, hempaskan perlahan.
"Ya kamu benar, Arumi Chavez. Aku pergi! Sebaiknya kita tidak perlu bertemu sementara waktu agar aku bisa mencegah diriku berlebihan padamu. Apalagi ..., over protektif?!" Harga diri Ethan Sanchez terluka parah. "Nah, gadis cantik ..., selesaikan syuting-mu dan jangan lupa kerjakan tugas sekolahmu. Okay, Arumi?!"
"Ethan ..., maksudku bukan begitu. Bisakah hanya mendukungku saja?" Arumi nyaris menangis.
"Apa kata-kataku barusan tak mudah dipahami juga, Arumi Chavez? Kamu terima dukunganku. Pergilah dan berakting lah! Duduk di pangkuan lawan main-mu seperti dalam naskah drama-mu. Bukankah kamu akan profesional?! Aku akan menonton nanti adegan ciuman-mu dan tak akan berpikir ke sembarang arah. Aku akan sangat bangga pamerkan pacarku yang hebat pada Ibu dan adikku sementara kamu bergesekan dalam drama dengan lawan main-mu. Lalu kita dengarkan tanggapan mereka. Okay?"
"Ethan ...."
"Jangan terlalu hanyut dalam peranmu atau kamu sungguhan akan cinta lokasi! Semangat ya!"
Ethan Sanchez berlalu dari sana sementara Arumi terpaku di tempat. Mereka baru saja bertengkar hebat, pencapaian terbaik Minggu ini.
Luar biasa.
"Nona Arumi?! Mengapa Anda ada di sini?"
Arumi tersadar saat seorang staf menegurnya. Buru-buru minta maaf dan segera keluar dari ruangan menyusul Ethan Sanchez ke parkiran.
Pacarnya di sana memakai helm sedang mesin motor hidup. Arumi separuh berseru.
"Ethan?! Ethan?!"
Namun, Ethan Sanchez seakan tunjukan ia karakteristiknya yang teguh pada pendirian, berlalu tepat waktu sebelum Arumi sampai di tempatnya.
"Ethan?!" Arumi sungguhan kesal. Tidak hati-hati menginjak salah satu tali sepatunya yang kepanjangan, jatuh tak tanggung-tanggung mencium lantai parkiran yang kasar.
Brukk!!!
Awh!!!
Ethan Sanchez tak tahu pacarnya jatuh sampai security dan dua orang pengunjung pria berlari berlawanan arah dengannya agak panik. Ethan Sanchez ikutan arus, berbalik. Mengumpat gusar, hentikan motor segera kembali ke parkiran.
Arumi masih tengkurap di lantai.
"Nona ..., Anda baik-baik saja?"
"Nona?!" Seorang pria berlutut di sisi Arumi.
"Aku baik-baik saja, please. Tolong pergi saja!" Arumi bicara sambil menangis. Ia berbunga-bunga bak bunga lotus abadi seharian, mengapa menjelang malam berakhir menjengkelkan.
"Arumi?!"
Ethan Sanchez mendorong dua orang pria yang akan menyentuh Arumi. Pegangi tangan Arumi dan bantu Arumi berdiri. Lutut Arumi lecet begitu pula ujung dagu, puncak hidung dan tangan Arumi.
"Apakah Anda mungkin punya kotak obat, Sir?" tanya Ethan Sanchez pada petugas keamanan sembari memeriksa Arumi.
"Ya, bawa dia ke ruangan keamanan!"
Ethan Sanchez menuntun Arumi Chavez ke ruangan keamanan.
"Kamu benar-benar idiot, Arumi?" tanya Ethan mudah kesal. Hari ini ia gunakan banyak kata Idiot dan Bodoh untuk mencerca Arumi Chavez setelah berjanji tabu gunakan kata-kata itu untuk pacarnya. "Mengapa terus gunakan sepatu bertali jika tak bisa mengikat tali sepatu?"
Arumi Chavez tak bisa tanggapi Ethan. Ia kesakitan juga sibuk terisak-isak.
"Berhenti menangis!" tegur Ethan Sanchez menerima kotak obat. Bersihkan luka lecet Arumi gunakan cairan antiseptik. Sangat telaten seakan Ethan terbiasa lakukan itu.
"Apa sakit?" tanya Ethan merendah, oleskan obat gunakan cotton buds hati-hati terlebih di bagian hidung dan dagu.
"Selesai!"
Kembalikan kotak obat pada petugas keamanan dan ucapkan terima kasih. Ethan Sanchez membantu Arumi berdiri lalu pakaikan mantel. Tas Arumi beralih padanya. Tanpa bicara ketika menggendong Arumi di punggungnya.
"Aku bisa jalan, Ethan!" tolak Arumi.
Tak ada sahutan, Ethan Sanchez pergi ke motor, menaruh pacarnya di motor. Ekspresi wajahnya curam hingga Arumi tak berani protes.
Ethan naik ke motor, lepaskan jaket sisakan kemeja mengikat Arumi pada tubuhnya sebelum memakai tas Arumi lindungi dada. Terlihat lucu sebab tas biru bergambar Doraemon itu terlalu imut dan feminim untuk pria macam dirinya.
Orang yang melihat akan tahu, ini tas pacarnya. Lagipula, Ethan menyukai Doraemon meski tak se-fanatik saat ia duduk di bangku sekolah dasar.
Arumi ingin bilang Ethan berlebihan, pikirkan kembali kata-katanya atau mereka akan mulai beradu mulut lagi.
"Kamu mungkin saja jatuh saat di boncengan!" ujar Ethan Sanchez seakan tahu arti tatapan Arumi. Hanya melangkah di atas kakinya saja, gadis ini bisa terjerembab. Tak ada jaminan duduk di boncengan Arumi tak jatuh.
Menarik kedua tangan Arumi satukan di pinggangnya.
"Helm Anda, Tuan!"
Mr. Security tergopoh-gopoh hampiri keduanya.
"Terima kasih, Pak."
Motor keluar dari parkiran setelah Ethan Sanchez memakai helm. Tangan Arumi digenggam, Arumi putuskan mungkin adalah permintaan maaf.
Arumi bersandar pada Ethan Sanchez. Mereka pernah begini sebelumnya saat Ethan bawa ia kabur dari pesta pernikahan Tuan Abner Luiz.
Arumi Chavez melekat di punggung Ethan Sanchez setelah Ethan menyeretnya keluar dari lengan Archilles Lucca ketika mereka sedang menari Fandango.
Deja Vu.
Archilles Lucca?! Di mana pria itu? Apa yang sedang pria itu lakukan?
Lewati sisi lain taman kota, motor berlari cukup cepat, tak terasa menyusuri jalur menuju sungai. Ethan mungkin ingin perbaiki keadaan. Keramaian menjelang malam mengisi tepian kota. Di antara hiruk pikuk sebuah mobil ambulance berlari tergesa-gesa. Pengendara menepi berikan jalan termasuk motor Ethan Sanchez.
Wajah Arumi Chavez tercetak di kaca mobil ambulance ketika benda itu lewat. Auman sirene tak sengaja buat Arumi nelangsa.
Sesuatu berbahaya merayap di dasar sana, senyap dan gelap hingga Arumi Chavez tanpa sengaja merinding.
***
Aku tak bisa balas komentar tetapi aku benar-benar suka baca komentar dan pendapat Readers.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Iponk
moga jadiannya sama archiles sj, kasian kl sama ethan, kurang peduli dia, terlalu superior, gengsi setinggi langit...
2023-12-23
1
Iponk
archilles jg lebih sabar, tau
2023-12-23
0
widya widya
Suka bgt karakter Ethan dr awal baca kisah Aruhi sampai Arumi..
2023-12-08
1