Sepulang sekolah Ethan Sanchez langsung ke kafe untuk bekerja, baru saja sampai ketika Archilles Lucca kirimkan lokasi "kencan" Serena dan Daddy. Ethan bermaksud minta ijin sore ini pada Bos untuk temani Arumi ikut agenda kencan karakter utama dalam Bittersweet Married itu.
Tidak seperti sahabat-sahabatnya yang hartawan, Ethan Sanchez berasal dari sebuah keluarga harmonis bersahaja. Awalnya, tak pernah kekurangan uang sebab Ayahnya adalah pria teladan soal tugas dan kewajiban pada keluarga, sampai Ayahnya sakit keras lalu meninggal dunia.
Kehidupan terus berjalan, Ethan muda masih dibesarkan dengan baik oleh orang tua tunggal berstatus janda. Ibu Ethan sangat-sangat cantik lantas jadikan beliau bulan-bulanan sebab status jandanya itu. Sering dihina sebagai wanita penggoda berakhir dipecat tidak hormat tanpa pulihkan kehormatan nama baik.
Kehidupan menyedihkan mereka dimulai. Ibunya bekerja apa saja bahkan pernah jadi asisten rumah tangga di rumah orang-orang kaya. Ethan cukup besar untuk rasakan pengorbanan sang ibu. Ia bahkan bisa ramalkan kesengsaraan di masa depan jika ia hanya diam dan menonton.
Putuskan ambil alih tanggung jawab pada kedua adiknya menolong Ibunya dalam banyak hal; mengambil peluang kerja free lance sekaligus merawat, mengurus Dandia dan Gabriel, mengisi kekosongan figur ayah di rumah mereka.
Ethan tekun belajar dan pekerja keras di usia belia, ikut menyokong perekonomian keluarga. Cita-cita mulia adalah bahagiakan Ibu dan dua adiknya.
Kehidupan sulit menempa Ethan Sanchez sangat disiplinkan diri termasuk berjanji tak akan pacaran hingga ia berhasil jadi orang hebat. Sesumbar. Siapa sangka kini ia setengah jalan mabuk cinta kepada gadis berprestasi tingkat satu dari belakang di sekolahnya.
Berperang melawan logika, Ethan putuskan awasi Arumi Chavez kencan dengan Tuan Miguel Paulo. Sungguh bukan dirinya.
"Tuan Allain, boleh aku masuk?" Ethan Sanchez berdiri di ambang pintu ruangan Bos-nya bertanya sopan setelah ketukan ketiga.
"Ya?!" sahut seorang pria berkaca mata gelap setelah mengangkat wajah. "Ethan Sanchez ..., silahkan!"
Dibalik meja, Allain Miller, pemilik ratusan kedai Milk & Toast Miller termasuk kafe ini duduk sambil memeriksa sesuatu di ponsel. Walaupun punya kantor besar di pusat kota, Allain Miller belakangan datang ke Kafe ini bahkan menginap.
Allain Miller selalu memakai kaca mata gelap setiap saat. Tak ada satu orangpun alasan mengapa pria itu selalu berkaca-mata gelap.
Informasi akurat bocor bahwa Allain Miller menderita heterochromia partial, kondisi di mana Tuan Allain Miller miliki warna beragam pada kedua bola matanya. Beberapa lain mengatakan bola mata Allain Miller terlalu peka terhadap rangsangan hingga buat ia tak nyaman pada cahaya terlalu terang. Namun, tak pernah ada yang tahu penyebab sebenarnya. Tak ada yang bertanya dan mencari tahu. Allain Miller bukan tipe pria sosialis.
"Ada apa, Ethan?" tanya Allain kembali mengangkat wajah dan letakan ponsel, persilahkan Ethan duduk sedang pria itu bangkit dan berpindah ke depan Ethan Sanchez.
"Maafkan aku, Tuan Allain. Mungkin waktunya tak tepat. Aku ingin minta ijin tak bekerja sore ini. Aku harus urusi sesuatu. Jika aku diijinkan."
"Apakah ini berkaitan dengan keberangkatan-mu ke Perth?" tanya Allain.
Ethan bernapas berat. Pertanyaan Tuan Allain harusnya bisa kembalikan karakter asli Ethan Sanchez yang hanya pentingkan sekolah dan belajar. Namun, ia menggeleng.
"Tidak, Tuan Allain. Ini bukan mengenai sekolah atau pertukaran pelajar."
"Baiklah, aku pikir kamu bisa tinggal mengurus klien yang akan reservasi untuk acara ulang tahun."
"Tuan Allain, aku serahkan pada Maia untuk meng-handle."
"Baiklah, Ethan. Aku ingin bahas beberapa menu tambahan denganmu nanti."
"Ya Tuan, aku punya sedikit gagasan untuk tarian mingguan atau konser kecil di teras belakang agar menarik minat pelanggan tiap akhir pekan."
"Oh ya?" Allain berpikir sejenak. "Saran bagus."
"Ditambah beberapa new and fresh menu. Klien kita akan nikmati akhir pekan luar biasa berkesan bersama orang tercinta."
Allain Miller manggut-manggut kecil.
"Jenius. Kamu diijinkan tak masuk kerja sore ini tetapi perlu kembali besok. Kita bisa matangkan ide brilian ini, Ethan."
"Terima kasih, Tuan Allain. Kalau begitu aku pamit pergi, Tuan Allain." Ethan Sanchez tersenyum lebar, bangun dari duduk. Sesuatu berkelebat di benaknya hentikan langkah.
"Apa masih ada yang lain?" tanya Allain melihat keraguan Ethan Sanchez.
"Tuan Allain ..., em ..., bolehkah aku minta bantuan?"
"Ya, Ethan?!"
"Apakah Anda mungkin saja mengenal owner Amelía Restaurants?"
"Di Ferreira Borges?"
"Benar, Tuan Allain."
"Ya, kami tidak begitu dekat untuk hang out bersama tetapi cukup dekat dalam satu organisasi pemilik Kedai dan Resto. Apakah ada sesuatu yang kamu butuhkan, Ethan?"
"Ya, Tuan."
Ethan Sanchez jelaskan keadaannya sekaligus meminta ijin.
"Baiklah Ethan, aku akan hubungi Amelía dan menolongmu."
Begitulah akhirnya Ethan Sanchez berada di basement Amelía bertemu Archilles Lucca sebelum pergi ke ruangan staf.
Sementara Arumi sekembali dari bertukar pakaian kembali bersama Miguel Paulo yang langsung sodorkan menu utama pada Arumi.
"Silahkan. Apa yang ingin kamu makan, Nona Arumi?"
"Aku ingin Eggs Benedict dan sayuran tumis dengan burrata, Tuan Miguel."
"Itu saja?
"Kurasa perutku tak akan muat semuanya."
"Pancake red velvet atau Taco Tuna sangat enak. Kamu bisa mencobanya, Nona Arumi."
"Tidak, Tuan. Jujur aku baru makan siang di sekolah."
Maribella Williams kirimkan mereka makanan dalam kotak besar dari Durante Land. Saking delicious, Arumi makan hingga tak sadar diri bahkan hingga suapan terakhir dan mengincar punya Ethan Sanchez. Ia mengantuk setelahnya beruntung mereka di laboratorium dan Ethan Sanchez yang berjas putih laboratorium adalah calon ilmuwan terlampau tampan hingga bisa musnahkan kantuk Arumi.
"Baiklah. Apakah wajahmu membaik?" tanya Miguel Paulo prihatin. Amati wajah Arumi intens.
"Tidak, tak mungkin hilang dalam waktu semalam," geleng Arumi pegangi pipinya. "Telah kuobati."
"Kamu bisa ambil libur tiga hari tak perlu syuting. Aku bisa bicara pada Chris Evans."
"Tak usah cemas, Tuan Miguel. Sedikit make up akan samarkan kebiruan. Lagipula aku ingin jadwal syuting berjalan sesuai rencana tanpa penundaan."
"Baiklah. Hari ini aku akan antarkan kamu pulang setelah kita bersenang-senang."
"Aku akan pulang bersama Asistenku, Tuan."
"Oh, kupikir aku akan antarkanmu."
Seorang pegawai hampiri meja sajikan pesanan, letakan dengan hati-hati. Arumi rapikan rambut.
"Mau coba pancakes mangkuk yang enak ini?" tanya Miguel Paulo memotong sedikit, tusukan bagian kecil pada garfu, ulurkan pada Arumi.
"Tidak, Tuan."
Namun, Miguel memaksa. Arumi kemudian hanya harus menerima suapan. Arumi mampu makan sedikit walaupun rasa hidangan lezat.
Tuan Miguel masih memesan segelas ice coffee. Mereka akan lihat ulang naskah drama. Harusnya tak perlu, mereka telah lewati proses script reading sejak awal hingga akhir cerita. Namun, sepertinya Tuan Miguel terlalu sungkan ingatkan Arumi bahwa shooting untuk episode berikut butuh nyali atau akan hancur.
"Aku sedikit gugup," ujar Arumi pelajari ulang part demi part kritis. Karakter Serena benar-benar akan all out dan on fire. Tiga scene. Pertama, Daddy antarkan Serena ke kampus dan Serena akan menggoda Daddy sebelum turun dari mobil. Serena akan naik ke pangkuan Daddy.
Ada adegan saat Daddy menyusul ke toilet dan mereka kissing di antara berisik keran air menyala. Puncaknya di acara dinner, Daddy pukuli kekasih Serena karena cemburu. Hana mabuk, Daddy berakhir bersama Serena di atas ranjang. Ketahuan Hana, pertengkaran terjadi, tak perlu ditebak ujungnya.
Jika Ethan Sanchez membaca naskah ini, bisa jadi Ethan Sanchez akan berkhotbah sepanjang sungai Nil. Mungkin saja mereka akan putus.
"Beritahu aku mengapa kamu merasa gugup, Nona Muda?"
Arumi tersenyum, "Karena Anda seniorku. Anda sangat berpengalaman walaupun aku gigih berusaha imbangi, tetap saja ada saat-saat tertentu aku terintimidasi."
"No no no, My Dear," tolak Tuan Miguel menolak kata-kata Arumi. "Kita bersanding hebat sejauh ini tanpa kendala berarti karena kemampuan akting-mu mengagumkan Nona Arumi."
"Benarkah?"
"Ya, Aku pikir rating drama bagus berkat Serena. Penikmat drama begitu kesal dan jengkel pada karakter Serena, bagiku Anda lampui ekspetasi. Bahkan Hana harus akui kehebatanmu."
Penelope Jhonson menolak Arumi Chavez diawal karena beranggapan Arumi Chavez tanpa keahlian hanya jual tampang ditambah desas-desus bahwa Arumi sangat terbelakang dalam nilai akademis, Penelope berasumsi Arumi memang tak pantas perankan Serena.
"Terima kasih untuk support luar biasa ini, Tuan."
"Mari semangat."
"Baiklah, aku akan lakukan yang terbaik." Arumi kembali ke naskah. Mengatur rambutnya.
"Tunjukan part mana yang paling mungkin buatmu tertekan? Aku bisa berbagi trik," tanya Miguel membongkar naskah.
"Nyaris semuanya," sahut Arumi.
"Kita akan cukup int*** di toilet, di dalam mobil sebelum pindah lokasi syuting ke kamar."
"Ya, ya ,ya."
Tuan Miguel ulurkan tangan dan pegangi Arumi sedikit berikan penguatan.
"Mari bersama sore ini hingga menjelang malam, kita bisa gunakan kesempatan ini sebagai latihan."
"Ya."
"Jika kita lakukan dengan benar, kita tak perlu take berulang kali."
"Baiklah."
"Ini soal ciuman dan pelukan," tambah Miguel tanpa sengaja tatapannya jatuh tepat di bibir Arumi. Segera alihkan saat pegawai antarkan segelas kopi, seakan sengaja halangi pandangan Tuan Miguel pada Arumi.
"Silahkan di minum," ujar sang pegawai restoran kemudian pergi ke kuping Tuan Miguel dan berbisik pelan. "Tolong berikan ikat rambut ini pada Nona Arumi, Tuan. Ia terus mengatur rambutnya yang tercerai berai. Sampaikan bahwa ini dari penggemar garis kerasnya."
Arumi kenali suara itu nyaris tersedak gumpalan tak kasat mata, angkat wajah. Sang waitress berlalu, tetapi siluetnya dikenali Arumi segera ikuti langkah menjauh sang pegawai yang menghilang di balik kerai pembatas. Miringkan kepala, benarkah tadi Ethan Sanchez? Arumi tak salah lihat.
"Ini dari penggemarmu, Arumi." Miguel Paulo ulurkan ikatan rambut. "Sangat-sangat sopan."
Arumi perhatikan seksama. Karet dengan hiasan Doraemon yang lucu.
Sementara Arumi diliputi penasaran. Apakah Ethan ikuti dirinya ke Amelía. Dari mana Ethan tahu kencannya dengan Tuan Miguel?
"Ada apa, Nona Arumi?"
"Pegawai di sini sangat aware, ya? Kopi pun terlihat indah dan estetik," tambah Tuan Miquel memuji, meraih cangkir kopi dekatkan bibir ke mulut cangkir.
Seruan, "jangan minum dulu, Tuan Miguel!" hampir meloncat dari mulut Arumi.
Kopi di minum, Arumi menoleh temukan Ethan Sanchez di belakang counter bercakap akrab dengan Bella.
Apa ..., Ethan pindah kerja ke Amelía?!
Uhuuukkk ... Uhukkkk ... Uhukkkk!
Tuan Miguel terbatuk-batuk keras, sangat kencang hingga menarik perhatian semua pengunjung kafe.
"Ada apa, Tuan Miguel?"
Arumi menyipit pada cangkir kopi, deja vu.
"A ... ku rasa kopi Anda berisi terlalu banyak es."
"Ya, kamu benar. Gusiku langsung keram dan gigiku seakan-akan hampir rontok."
Arumi berdecak dan berbalik ke counter, pacarnya di sana sedang rapikan untaian poni Bella ke balik kuping hingga Bella tersipu-sipu.
Oh, yang benar saja?
Arumi sodorkan tisu pada Tuan Miguel, meraih tas mengisi naskah lalu mantelnya.
"Tuan Miguel, aku rasa kita akan langsung syuting tanpa bangun chemistry. Aku akan berusaha keras, aku janji. Maaf, aku harus segera pergi. Maafkan aku!"
Jika Ethan Sanchez ikut campur dalam kencan Serena dan Daddy, pertama Arumi akan hilang konsentrasi karena Ethan akan cari-cari perhatian. Kedua, Ethan bisa gunakan otaknya untuk manipulasi keadaan. Arumi yakin akan berjumpa ketidak-beresan berujung ricuh. Arumi pernah lihat segalanya. Ethan Sanchez itu usil dan jahil. Mumpung Ethan Sanchez baru beri kode, sebaiknya Arumi segera angkat kaki.
Wajah Arumi merah sempurna saat datangi Ethan dan Bella yang bertukar nomer ponsel, berdempetan tanpa dosa. Menjengkelkan.
"Nona Arumi? Apa Anda butuh sesuatu?" tanya Bella ramah.
"Ya, tolong temani Tuan Miguel Paulo!"
"Makanan penutup Anda akan segera dihidangkan." Bella terlihat keberatan pergi tinggalkan Ethan Sanchez. Mata si gadis terus melirik pada Ethan.
"Pria ini milikku, Nona Bella. Dia seniorku dan pacarku." Arumi bicara sedikit ketus agar Bella berhenti malu-malu pada Ethan. Arumi berpaling pada Ethan Sanchez, mengerut jengkel.
"Apakah kamu akan terus menggoda Nona Bella atau pulang bersamaku, Ethan Sanchez?"
"Kamu tak jadi kencan, Serena?" tanya Ethan Sanchez pura-pura keheranan.
Bola mata Arumi berputar.
"Begitulah. Saat pacar Serena dari dunia nyata terjebak masuk dalam naskah karena cemburu buta, tak ada yang bisa Serena lakukan kecuali berhenti 'kencan' dengan Daddy sebelum sesuatu yang buruk terjadi."
Ethan Sanchez menyeringai senang.
"Daddy-mu mungkin keropos giginya karena es kopi, yakin mau kamu tinggal?" angguk Ethan pada Tuan Miguel yang terlihat mirip orang baru habis dicabut giginya dan masa kerja bius habis. Terlihat ngilu-ngilu juga sengsara.
Arumi monyongkan bibir bicara bersungut-sungut.
"Ethan Sanchez?!" Arumi menatap wajah Ethan. "Lihat wajahmu di kaca!"
Ethan mengangkat ponsel, bercermin. Melipat kening.
"Tampan." Berkedip.
"Tampan yang mulai tampak kebodoh-bodohan."
***
Uluh uluh Ethan ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
bunga cinta
ahay
2024-05-04
0
PeQueena
pasti indah perbedaan mata sprt itu..
2022-12-19
0
Elisabeth Ratna Susanti
imut dong
2022-12-18
0