Ethan lambaikan tangan pada Arumi sebelum kembali ke parkiran dan mengambil motor. Sedang, Archilles pergi ke balik kemudi.
"Nona Arumi. Apakah hari Anda menyenangkan?"
Wajah Nona Arumi masih tampak jelas lebam. Tak terlihat bedak seperti tadi pagi. Archilles memuji cara Ethan Sanchez tangani Nona Arumi.
Hebat ... hebat ... hebat!
"Apakah tercetak jelas di wajahku?" Balik tanya.
"Ya."
"Sungguh jarang temukan hari seperti hari ini Archilles. Guru tak masuk kelas. Aku berduaan dengan Ethan sepanjang jam pelajaran kosong di laboratorium."
"Apakah Anda belajar biologi dengan Tuan Ethan?" tanya Archilles tanpa sadar ikut lengkungkan bibir dapati Nona Arumi berseri-seri.
Kasihan kamu, Lucca. Kau ketinggalan pesta! Kau menang di strategi kalah di eksekusi!
"Barusan saat kamu datang. Aku benar-benar tahu sekarang meski tak semuanya. Di lab, kami hanya bersenang-senang dengan beberapa bunga dan tanaman untuk hasilkan parfum."
"Bagus untuk Anda."
"Ya," angguk Arumi sangat antusias. "Ethan mengekstraksi Lily sedang mekar untukku. Sangat keren, bukan?"
Archilles hanya manggut-manggut. Nona Arumi memuja Ethan Sanchez. Mobil keluar dari halaman sekolah.
"Oh Archilles, betapa beruntung aku jadi pacar Ethan. Setidaknya otakku sedikit ada cahaya."
"Tepat sekali."
"Owh, apakah kamu baru saja sepakat bahwa sebelum dengan Ethan otakku gelap? Apakah kamu ingin keningmu diketuk, Archilles?" seru Arumi pada Archilles hingga si pengawal hanya menggaruk sisi kepala yang tidak gatal.
"Anda tak akan lakukan itu!"
"Apanya? Ketuk keningmu? Mengapa tak boleh?"
"Pacar Anda ijinkan aku keras pada Anda jika dibutuhkan. Aku akan lakukan itu mulai hari ini," sahut Archilles tegas.
Lampu merah dan mobil berhenti tepat di sisi taman kota.
"Oh, kamu mulai berani Archilles?" Mata-mata Arumi melebar. "Kemarikan keningmu!"
Archilles Lucca berdecak pelan dan berbalik pada Arumi. Si gadis bersiap-siap mengutik kening, tetapi tangan Archilles lebih sigap, menangkap tangan Arumi dan penjarakan tangan halus itu.
"Aku benar-benar tak ijinkan Anda lakukan hal ini lagi, Nona Arumi. Anda perlu tahu bahwa meski Anda adalah Bos, usiaku lebih tua dari Anda."
Arumi melongo. "Ka ... u berani padaku?" Mata Arumi amati tangannya dalam genggaman Archilles. Arumi bersemu merah.
"Anda perlu belajar menghormati, menjaga bahasa juga kesopanan pada yang lebih tua. Jika kita sepakat, aku akan lepaskan tangan Anda."
Akh Lucca, kau cuma cari kesempatan dan kesempitan!
Tahu apa kau soal etika, kau hanya iblis terkutuk!
Itu cuma alasanmu, Lucca. Tangannya begitu lembut dan halus, bukan? Tak pernah ada yang selembut itu bahkan wanita yang kau puja.
Bangun dari mimpimu, Brengsek! Gadis ini pemegang tahta tertinggi dalam dinasti sedangkan kita hanya salah satu pot hitam di istananya.
Jangan panik! Di hadapan roh cinta yang menyala-nyala, jangankan pemilik dinasti, dewa-dewi di langitpun akan takluk.
Baiklah, mari jatuh cinta pada Nona Arumi. Bukankah kita akan penuhi sumpah untuk menghilang diam-diam? Mari pergi ke Biara. Kita lihat, apakah kau bisa tahan dengar dengungan lonceng pemuja Tuhan 7 jam sehari?
Oh tidak! Sebaiknya aku diam!
Bagus untukmu!
Arumi berengut, "Kau tak seru, Archilles! Aku tak suka kamu ikut-ikutan serius, cukup bersama Ethan saja aku jadi serius. Please!"
Jadi, Nona Arumi punya alasan. Archilles jadi serba salah.
Lihat dia, Lucca! Apa kau tak iba padanya? Sudahlah abaikan Ethan Sanchez! Gadis ini hanya ingin warna-warni!
Nona Arumi perlu diperbaiki!
Dia bukan barang, Lucca! Ngomong-ngomong mengapa kau terus pegang tangan Nona Arumi?
"Nona ...."
"Aku selalu jaga sikap dan perilakuku pada yang lebih tua. Dengan Ethan, Aruhi dan Elgio aku selalu serius. Tetapi denganmu, Ibu dan Aunty Sunny aku ingin bebas."
Lucca saranku coba beri si Nona perhatian, dia sedang mencarinya!
"Andai aku tak sopan, aku telah memukul kepala Penelope Jhonson dengan lampu tidur alih-alih biarkan dia lukai aku!" omel Arumi tanpa sadar.
"Nona?!"
"Ya, aku akan jujur padamu!"
"Aku tahu."
"Leona tak bisa pegang rahasia." Nona Arumi merengus.
Lampu hijau ..., Archilles lepaskan tangan Nona Arumi, dapati dirinya enggan. Sedangkan Nona Arumi mengatur duduk, kedapatan gelisah, kepalkan tangan di atas pangkuan. Selimuti dengan tangan lain dan hanya terpaku pada tangannya itu. Suasana tiba-tiba saja canggung.
Beri tanda menepi, mobil berhenti di ujung taman kota.
"Mengapa kita berhenti?"
Archilles mengambil cream dari dashboard. Ia membelinya tadi pagi setelah antarkan Nona Arumi.
"Wajah Anda perlu diolesi Oparin gel, Nona! Ini bisa mempercepat proses pemulihan memar dan gejala lain yang timbul termasuk perih. Anda tak mungkin beraktivitas dengan wajah membiru."
"Ethan telah mengolesnya dengan Aloe Vera."
"Ya, tetapi Anda tetap butuh cream ini. Tolong hadap kemari, Nona!"
Arumi menggeleng, "Aku bisa sendiri, Archilles."
Nona Arumi minta cream. Menghadap kaca kembung dalam mobil lalu buka tutupan cream.
"Apakah tak apa ditimpa seperti ini?" tanya Arumi.
"Ya, Aloe vera dioleskan beberapa jam lalu."
Arumi usapkan perlahan, meringis sedikit. Menggerutu lambat-lambat, Archilles berusaha perhatikan jalan. Segera terganggu, sepertinya gadis ini memang tak bisa apa-apa selain berakting. Mungkin juga tak tahu gunakan cream wajah.
"Nona, biarkan aku membantu Anda."
"Apakah belepotan?"
"Ya."
Arumi pasrah dan berbalik, biarkan Archilles balur-kan cream di atas memar. Sungguh disayangkan karena itu keputusan salah. Arumi malah terlalu dekat untuk menilai betapa standar tertinggi ketampanan seorang pria diboyong oleh Archilles Lucca.
Saat tangan terangkat, otot lengan menyembul dibalik jas dan bahu lebar Archilles cukup mengguncang iman. Bayangan perut Archilles tadi pagi lewat begitu saja di pelupuk mata, buat Arumi semakin tidak nyaman. Apa yang telah dilakukan mata bodohnya? Rutuk Arumi kesal.
"Kamu sungguhan berumur 26 tahun, Archilles?" tanya Arumi atasi gugup. Jemari yang bergerak di atas kulitnya sukses buat Arumi sangat gelisah.
"Identitasku begitu. Aku paling besar di antara bocah seumuranku dan ayahku bosan mengurusku di rumah. Aku sangat nakal dan merepotkan, selalu berulah. Jadi, ia menendangku ke sekolah lebih cepat dua tahun dan palsukan usiaku. Aku seumuran Tuan Elgio."
"Oh ...."
"Apakah, bagian ini juga sakit?" tanya Archilles pelan sedikit berinteraksi dengan sudut mata Arumi gunakan telunjuknya. Sedikit penekanan, pelan-pelan takut Nona Arumi sakit.
Begini saja kau tak suka Nona Arumi sakit Archilles apalagi gunakan tangan mengutik kening Nona Arumi? Aku sangsi.
Aku akan temukan caranya!
Mata-mata bertemu.
Oh, shits! Lucca, lihatlah mata polos ini?
Sedang Arumi tak sadari bahwa ia berhenti menghirup udara.
Seseorang yang terpampang di depan ini telah alihkan dunianya.
Alis mata tebal, secara langsung pertegas maskulin seorang Archilles. Bentuk mata almond indah dengan Irish kehijauan dilingkari sesuatu yang pekat, sangat memikat.
Bagaimana bisa seorang pria miliki bulu mata se-lentik ini dan wajah sebagus ini? Dan pria ini pengawalnya. Apakah Archilles Lucca adalah reinkarnasi Archilles pejuang legendaris Yunani, si manusia setengah dewa?
Arumi Chavez?! Bangun!
Tanpa sadar Arumi meratap.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku?!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
bunga cinta
lope lope
2024-05-03
0
Mooie Jkt
hahahaha... Arumi.. Arumi.. tetaplah bodoh dan polos Arumi... biar Athornya punya karakter yg lengkap dlm Novel2nya..😂😂
2023-07-03
1
INdah🌹
dengan archiles arumi nyaman menjadi diri sendiri apa adanya....dengan ethan arumi hanya semacam ngefans berusaha jd yg terbaik dan gk suka ethan suka seenaknya ngatai bodoh dbs
2023-04-09
0