***
Sejak peristiwa di Masa Orientasi Sekolah, Ethan Sanchez tak berhenti mengganggu Arumi Chavez. Menurut Ethan, terlepas dari raut cuek dan tatapan tajam, Arumi Chavez sangat sombong dan terlihat jahat. Jadi, cowok itu punya alasan untuk mengusiknya.
Hari pertama sekolah mulai efektif setelah masa pengenalan lingkungan sekolah. Arumi ingat hari itu ia sangat tertekan. Ethan Sanchez telah menyiksanya selama masa orientasi sekolah untuk mencari tanda tangan siswa kelas tiga satu-persatu. Arumi harus sesuaikan diri dengan Aruhi di rumah, partner kerja di lokasi syuting dan Ethan Sanchez di sekolah; sungguh menjengkelkan.
Arumi baru saja turun dari mobil di halaman sekolah sedikit waspada ketika matanya membentur sosok tinggi tampan Ethan Sanchez sedang berbincang dengan kakak tirinya, Aruhi.
Seorang gadis cupu berkaca mata berlari pada Arumi dan meminta tasnya untuk dibawa.
Lea.
Arumi dapati Lea Ronald, teman sejak taman kanak-kanak khianatinya. Lea adalah adik Alishe, asisten rumah tangga mereka. Lea seumuran dengannya dan telah dipersiapkan jadi asisten Arumi sejak ia kecil. Tetapi, kemarin Lea mau saja disewa oleh sebuah majalah gosip untuk beberkan kehidupan pribadinya.
Jadi, Arumi peringatkan Lea. Merasa bersalah Lea menebus dosa dengan lakukan hal-hal kecil untuk perbaiki persahabatan mereka tapi Arumi lekas kesal tiap ingat Lea menjual semua informasi berharga tentangnya pada orang asing untuk dikuliti dalam sebuah majalah. Arumi bahkan meminta Alishe segera jauhkan Lea darinya.
"Hei, gadis manja!" panggil Ethan Sanchez keras hingga Arumi terlonjak kaget dan hentikan langkah. Lamunan segera buyar.
Arumi berbalik. Panggilan "Gadis Manja", "Anak Cengeng" itu, memang untuk dirinya. Ethan Sanchez menyeringai jahat padanya. Arumi mend**** jengkel.
"Ada apa?!" Arumi melotot pada Ethan. "Kamu tak puas menyiksaku rapikan buku-buku di perpustakaan sepanjang sore kemarin? Aku akan adukanmu pada Kepala Sekolah."
Ethan berdecak. "Aku tak peduli, aku punya video saat kamu merundung anak lain di sekolah ini. Itu lebih menarik untuk diperlihatkan pada Komite Sekolah. Menyenangkan jika orangtuamu harus menghadap dan kau kena sanksi sosial."
"Apa maumu?!" Arumi berengut jengkel. Ethan sok-tahu-urusannya. Ia tak merundung siswa lain. Tetapi, peringatkan mereka untuk tak gosipkan macam-macam tentang dirinya.
Ethan tak menjawab hanya gapai kedua tangannya dan letakan tas di atas tangan-tangannya. Arumi langsung limbung karena tas Ethan Sanchez sangat berat. Apa tas itu berisi beton atau apa?
Melihat Arumi kepayahan, Ethan Sanchez luluh. Yakin? Pria itu tak merasa iba, Ethan hanya pindahkan tas dari tangan Arumi, pakaikan ke punggung Arumi yang tak kuasa menolak sebab Ethan seumpama pemegang joker.
"Bawa tas ini ke kelasku dan taruh di meja-ku dengan baik. Awas kalau isinya hilang, bahan-bahan untuk penelitian karya ilmiah ada di dalamnya!"
Ethan berikan perintah keras dan akan berlalu dari sana tetapi Arumi berseru gusar.
"Aku tak mau, aku ke sekolah bukan untuk jadi budakmu. Mengapa kamu tak bawa saja sendiri? Kamu tak punya tangan?"
Ethan berbalik dan menatap Arumi tajam.
"Kamu lakukan pada gadis yang barusan lewat?! Mengapa aku tak boleh lakukan hal yang sama padamu?"
Arumi mendidih. Apakah karena merasa sangat tampan, si cowok bertingkah sekena hati. "Dia itu asistenku sejak aku di taman kanak-kanak!"
Ethan berdecak dan sinis padanya. "Wah hebat sekali, jadi, kamu membuly orang lain sejak taman kanak-kanak. Luar biasa, Arumi Chavez." Mengatupkan bibir lalu pandangi Arumi kejam. "Bawakan itu ke kelasku!"
Arumi serasa disiram seember air es.
"Aku tidak mau. Lagipula tasmu sangat berat."
Ethan tersenyum mengejek, "Baiklah, coba kita lihat apa kata netizen tentang seorang artis muda belia multi-talenta berwajah malaikat di depan kamera tetapi sangat jahat di kehidupan nyata."
Ethan merogoh kantong seragamnya dan keluarkan ponsel. Ia memainkan jari-jari di atas screen, menggeser kesana-kemari dan saat temukan sebuah video, ia menyeringai. "Kemana ya, aku harus kirimkan ini? Apakah ke fanpage-mu? Fans-mu akan berubah jadi antifans. Kamu tahu perundungan di sekolah itu tindakan kriminal."
"Hei ... apa yang kamu lakukan, BODOH?"
Arumi tanpa sadar menjerit oleh lonjakan kesal.
"B-O-D-O-H?!"
Ethan mengutik kening Arumi keras dengar umpatan "bodoh" itu hingga Arumi menjerit sakit.
"Senior!!!" tegur Ethan. "Kamu tak bisa seenaknya memanggil orang. Kamulah manusia paling bodoh di sini! Kamu memang pongah dan tidak punya etika. Aku akan kirimkan ini sekarang. Bye bye Arumi Chavez!" Ethan bersiap menekan sesuatu pada ponselnya.
"Apa yang kamu lakukan? Aku bisa kehilangan kontrak." Arumi lekas memekik panik dan berusaha merebut ponsel dari tangan Ethan tetapi tangan Ethan terangkat sangat tinggi. Remaja itu bahkan berjinjit hingga ia kesulitan menggapai ponsel itu.
"Lihat dirimu! Kamu ketakutan sekali." Ethan kembali mengoloknya. "Bersikap baiklah selama di sekolah. Kamu tidak boleh merundung gadis lain di sekolah ini seenak jidatmu. Aku menunggumu di perpustakaan nanti sore."
"Lagi?!" tanya Arumi sebal. Dongkolnya mencapai ubun-ubun. Ia harus pergi syuting, mengapa Ethan menambah masalahnya.
"Sebenarnya tidak, tetapi kamu kacaukan rak paling akhir. Harus diperbaiki, jika tidak aku akan mengirim videomu ini pada ... media mungkin. Ledakannya lebih dahsyat."
Arumi menganga, "Aku akan datang. Tetapi kamu harus berjanji menghapus video itu!"
Ethan Sanchez berdecak, menunduk hingga sejajar dan menatapnya, "Kamu tak bisa kompromi soal itu denganku." Ethan melangkah pergi.
"Aku akan mengadukanmu pada Ibuku," jerit Arumi jengkel.
Ethan berbalik sambil melangkah, ia mengerling sebelah mata pada Arumi yang memerah menahan marah. Ethan mengangkat tangannya mengirim kode, "Okay".
"Kamu boleh adukan aku ke Perdana Menteri juga. Jika kamu ingin."
Ia ingat membenci Ethan Sanchez tetapi tak berdaya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Aruhi pelan yang mendatanginya.
Arumi Mende**** gusar. "Semua ini pasti ulahmu kan, Kak? Kamu menyuruh Ethan mengerjai aku kan?"
"Arumi ... kamu harus belajar sopan santun saat di sekolah!"
Arumi membenci gadis lemah gemulai di hadapannya. Gara-gara Aruhi, Ibu dan Aunty Sunny berhenti perhatian padanya.
"Masa bodoh, teman-temanmu membenciku. Aku membencimu, sangat. Menyingkir dari penglihatanku!"
Arumi berjalan cepat susuri koridor menuju lantai tiga bangunan sekolah, ke kelas Ethan. Ia tak berhenti menggerutu pada Ethan Sanchez. Dekati kelas Ethan, pikiran Arumi berubah. Isi tas ini sepertinya sangat penting. Jika ia sembunyikan isinya, Ethan pasti akan kena masalah. Baguskan? Biar cowok itu tahu rasa.
Arumi pergi ke lantai paling atas gedung, naiki tangga dengan susah payah dan turunkan tas itu di lantai. Ia celingukan penuh waspada, tak ada siapapun. Ragu-ragu sebelum membuka resleting tas, ia mengintip ke dalamnya. Sekali lagi menoleh kiri-kanan takut tingkahnya direkam lagi.
Arumi masukan tangan ke dalam tas periksa isi tas, mencari file penting Ethan.
"Apa ini? Mengapa terasa licin dan ... dan ... " Arumi yang penasaran dan dipenuhi irama balas dendam pada Ethan abaikan insting.
Ia membuka resleting tas sampai habis dan langsung berteriak kaget saat kepala ular keluar dari kegelapan julurkan lidah bercabang mengerikan. Arumi sontak mundur ketakutan sementara si ular merayap keluar dari dalam tas. Arumi bangkit berdiri dan hendak berlari namun ia menubruk Ethan Sanchez keras. Ethan memegang lengannya kuat.
"Kena kau ...." Ethan merekamnya di ponsel dan tertawa terbahak-bahak.
"Kamu ingin membunuhku? Kamu penjahat Ethan Sanchez." Arumi meronta kuat. Tidak percaya ia barusan menggendong seekor ular di punggungnya. Ia bergidik.
"Kamu harus berkenalan dengan materi penelitianku itu Arumi. Dia terlihat menakutkan tetapi tak pernah menggigit orang."
"Kamu sangat jahat." Arumi menangis marah sebab takut pada ular. Ia sampai merinding ngeri dan jijik.
"Mengapa kamu memeriksa isi tas orang lain tanpa ijin? Aku menyuruhmu taruh tas di kelasku dengan hati-hati. Mengapa kamu malah menggendongnya ke sini? Kamu pasti ingin aku kena masalah, kan?"
"Aku benci kau!"
"Nah, nikmati saja ulahmu itu!"
Sementara si ular merayap makin dekat dan Arumi tak mampu menahan kengerian melihat ular besar bercorak kecokelatan yang mengkilap di bawah sinar mentari pagi.
"Lepaskan aku, tolonglah!"
"Kembalikan dia ke dalam tas! Kamu tidak patuh dan membukanya."
"Maafkan aku! Lidahnya sungguh horor, Ethan. Kamu anak penyihir? Bawa-bawa ular ke sekolah?" Arumi berjinjit ngeri. Ide pingsan berkelebat di benaknya, ia sering lakukan taktik ini pada Aunty Sunny dan Ibunya untuk buat mereka panik.
Napas Arumi memburu, Ethan semakin erat pegangi lengannya. Ethan bicara padanya penuh ancaman.
"Jangan coba-coba pingsan, Drama-Queen! Kamu tahu, aku akan dengan senang hati tinggalkanmu di sini bersamanya."
***
Chapter ini untuk teman-teman yang langsung aja kemari tanpa mampir di Heart Darkness. Pertemuan-pertemuan awal Ethan Sanchez dan Arumi....
Aku harus sedikit kasih chapter-chapter flashback...
Angkat tangan siapa yang baca Heart Darkness lebih dari sekali?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
bunga cinta
tim runut
2024-05-03
0
widya widya
ceritanya.bikin nagih
2023-12-08
1
Lalatime
☝
2023-06-26
1