The Last Inferno
***
Oh oh oh I was a city boy
(oh oh oh dulu aku anak kota)
Reading to dangers where I'd always run above and it's hurt
(Berkendara ugal-ugalan adalah tempat pelarian ku)
I wouldn't have done
(Aku tak akan pernah lakukan lagi)
And all that thing I've done
(Segala hal yang telah kulakukan)
Now baby now baby ....
Dinyanyikan dengan lantang dan keras, seorang pria muda kendarai sebuah mobil tua di jalanan tengah kota. ketika beberapa petugas patroli mengekor dari belakang, berikan sinyal agar ia segera menepi dan berhenti. Si pria mend*** jengkel, melirik spidometer. Kesenangannya berakhir cepat.
"Apa mereka bercanda?" keluhnya memukul setir. Ia sedang terburu-buru.
"Sir, identitas Anda!"
Pengendara mobil bermuka masam, tunjukan identitas lalu kelengkapan berkendaraan.
"Kami menerima laporan mobil ini dicuri."
Si pria berdecak.
"Informasi Anda pasti keliru. Aku telah kendarai mobil ini hampir dua tahun."
"Silahkan turun, Tuan!"
Si pria turun dari mobil, agak kesal. Pintu mobil dibanting keras.
"Apa salahku?"
"Anda kami tahan!"
Tubuhnya didorong ke sisi mobil.
"Hei ..., apa salahku?"
Dddzzzrrttttt...
Salah seorang petugas polisi gunakan struman shock electric pada tubuhnya hingga si pria jatuh tersungkur.
"Bawa dia ke dalam sel!"
Si pria pingsan.
Ketika kesadarannya kembali, ia berada di sebuah ruangan yang tidak asing.
"Ini tugasmu berikutnya!"
Dua belas kepala, dijuluki Dua-Belas-Murid direkrut bergabung dalam sebuah organisasi hitam angkatan ke 916 duduk lingkari meja bundar. Ruangan itu gelap di belakang, di sinari satu lampu di tengah-tengah meja.
Di kepala meja, berdiri seorang pria adalah tangan kanan ketua gangster yang tak pernah tunjukan wajah. Pada tangan-tangan sedikit terkena sinar lampu, beberapa lembaran foto digenggam.
Di atas meja terhampar rapi foto-foto. Banyak foto. Pria, wanita, anak, remaja bahkan orang tua. Beberapa lagi foto gadis muda sedang mengandung. Ditandai X, berarti yang akan jadi target operasi dan V pertanda tugas telah diselesaikan.
Di belakang tempat duduk ke dua belas murid ..., berdiri bersiap-siap; satu gadis, satu nampan berisi satu gelas cairan bening. Jangan salah, minuman itu adalah tugas baru.
Salah seorang dari para gadis, datangi si pria ketika namanya disebut, sajikan segelas air. Si pria meraih gelas dan bersiap minum.
"Jika tugasmu gagal silahkan ambil hukumanmu di loker 316 loker perpustakaan kota."
"Hukuman?"
"Ampul kematian."
Si pria menatap gelas di tangannya tanpa ragu meneguk minuman sampai tandas.
"Anggap saja aku sudah selesaikan tugasku!" sahut si pria tanpa takut dan ragu.
"Bangunlah dua puluh menit lagi dan kerjakan!"
Samar-samar suara bariton berisi perintah terdengar, sebelum kepala terkulai di atas meja.
Ada banyak aturan baku dalam 12 Disciples, organisasi hitam. Ini salah satunya. Untuk mengetahui apa tugasmu, kamu harus minum segelas cairan yang langsung lumpuhkan kesadaranmu.
Dua puluh menit kemudian, si pria terbangun di sebuah kamar. Kipas angin berputar di langit-langit loteng dan alarm ponsel terus-menerus berdering di atas nampan alumunium. Berisik sungguh merusak pendengaran.
Si pria pegangi kepala pening. Cermin dalam ruangan pantulkan wajah penuh janggut, berambut gondrong ..., rupa seorang penjahat.
Abaikan, ia bergerak ke arah nampan, meraih gelas dan minum dalam satu kali teguk. Sekali geleng, pusing juga pening segera lenyap. Ia meraih ponsel dan membaca pesan tanpa nomer.
"Target di ruangan hotel dekat Kapela. Bawa keduanya ke Lubang Hitam (Black Hole) sebelum pernikahan berlangsung."
Si pria amati foto, seorang gadis remaja berpakaian seragam sekolah menengah atas. Lalu foto kedua, seorang remaja lain dengan pakaian seragam sekolah menengah dalam pelukan seorang pria yang tidak asing baginya karena pria dalam foto adalah salah satu petinggi dalam organisasi mereka.
"Apakah aku akan baik-baik saja?" tanyanya sedikit goyah. Ia tak punya pilihan.
Pergi ke jendela dan mengintai. Terlalu banyak penjaga. Bagaimana caranya ia bisa masuk?
Pesan masuk lagi. "Kamu dapatkan bantuan."
Si pria kembali mengintip dari balik tirai. Seorang gadis membawa nampan minuman berisi banyak gelas teh dan tawarkan ke setiap penjaga, security hotel tak luput dari teh yang ia tebak telah diracuni obat tidur.
Jika ada yang menolak teh, keningnya di ketuk bahkan si gadis dengan sombongnya menindas para penjaga. Si pria tak kenali si gadis, tetapi sepertinya gadis ini pernah ia lihat.
"Waktumu lima menit. BV - 622 - ZI."
Pesan kemudian terhapus dengan sendirinya setelah dibaca. Sekali ini ia mengintip dan temukan para penjaga menghilang satu persatu.
Bergerak keluar dari hotel dalam penyamaran sebagai petugas kebersihan dengan helmet putih dan pembersih kaca. Security hotel di tukar dengan orang-orang dari organisasi.
Tersenyum tipis, ia segera pergi ke ruangan di mana dua gadis berada. Teh masih hangat di atas meja, tetapi kedua gadis tertidur pulas.
Dibantu dua orang, mereka dengan cepat membawa kedua gadis keluar dari hotel. Mata elangnya menangkap plat sebuah mobil terparkir di depan hotel.
BV - 622 - ZI
Namaku Archilles Lucca dan aku tak pernah menyangka bahwa akhir karirku di dunia kejahatan adalah ketika aku menculik dua orang gadis. Istri Tuan Muda Durante, Aruhi Diomanta. Dan kekasih belia Tuan Lucky Luciano, Nona Reinha Durante.
***
"Archilles Lucca?!"
"Ya, Nyonya Salsa."
"Arumi kembali masuk manajemen lamanya. Ia telah kembali jadi artis, terus sibuk. Aku dan Sunny sedang pelajari beberapa tawaran kontrak untuk Arumi."
"Apa yang Anda inginkan, Nyonya!"
"Aku hanya berharap Arumi tak sena'if aku. Saat ini, aku akan turuti mau Arumi. Kembalilah kemari untuk bekali Arumi dengan ilmu bela diri. Adikku terluka dan kehidupan mengerikan di masa lalu berhasil buatku takut. Aku juga ingin minta tolong padamu hal lain."
Nyonya Salsa terlihat cengkeram kuat pena yang sedang ia pegang. Meski tampak anggun dan lembut, Salsa Diomanta adalah Mafia Queen. Jangan coba-coba berurusan dengan sang Nyonya jika kamu ingin hidupmu damai dan tenang, sebab orang-orang seperti Salsa Diomanta, gemulai tetapi mematikan.
"Katakan padaku, Nyonya!"
Pintu diketuk sebelum Nyonya Salsa sempat buka mulutnya. Lalu terbuka. Nona Arumi di ambang pintu.
"Aku siap ke sekolah."
"Arumi ...."
"Aku perlu beritahu Ibu tentang ini," ujar Arumi tajam, salah paham. "Archilles dan aku punya perjanjian lisan. Kami-tak-akan-saling- menyukai!"
"Arumi, kami sedang tak mengulang ...,"
Baiklah, agar Ibu tenang," potong Arumi cepat, "aku akan berusaha keras untuk tak menyentuh Archilles lagi meski aku butuh bantuan. Misalkan suatu waktu, aku ditabrak mobil, Archilles akan menelpon Ibu dan minta ijin untuk menyentuhku! Bagaimana? Masuk akal kan? Sementara Archilles menelpon Ibu, kedua tanganku telah dipegangi malaikat maut. Bye bye!"
Archilles berdecak dalam hati. Ia kehabisan kata.
"Arumi ... "
"Ibu terus - terusan takut pada Archilles karena Ibu terus mengenang Ayah Benn. Ibu trauma, aku akan kabur dengan Archilles seperti yang Ibu lakukan dengan Ayah Benn. Jadi, apakah Ibu menyesal jatuh cinta pada Ayah Benn dan dapatkan Aruhi? Apa Ibu menyesal kini Aruhi di sisimu, Ibu?"
Nyonya Salsa mendesah tak karuan. Nona Arumi hampiri Archilles yang terpaku tanpa kata. Tiba-tiba meraih tangan kanan Archilles dan letakan di puncak kepalanya.
"Kamu berjanji akan menghilang diam-diam jika kamu mungkin jatuh cinta padaku? Iyakan?"
Archilles keheranan, menatap telapak tangannya yang mahkotai rambut kecokelatan emas Nona Arumi. Archilles membeo, anggukkan kepala sepakat.
"Jika kamu kedapatan suka padaku, kamu mungkin akan bicarakan dengan kakakku? Iyakan?"
Archilles mengangguk lagi. Coba menebak kemana Nona Arumi akan bawa ia ikut serta pada sumpah jelang mentari terbit.
"Tetapi Archilles Lucca ..." ucap Nona Arumi dramatis. Tatapan mata cokelat bening kuning keemasan dan tajam Nona Arumi tertancap tepat di bola matanya. Archilles tanpa sadar berhenti bernapas.
"No-na ..., Anda bisa telat ke sekolah." Archilles bicara tempo lambat nyaris kelu. Tidak heran gadis ini jadi aktris.
"Archilles, di depan ibuku ...," kata Nona Arumi lebih pelan, menangkup tangan Archilles dengan tangan mungil. Lanjutkan ucapan yang terhenti. "Menurutku tidak ada salahnya kita mencoba seperti yang dilakukan Ibuku dan Ayah Benn."
Bibir Archilles separuh terbuka saking tercengang.
"Siapa tahu, aku akan punya Puteri sepintar kakakku. Aku bisa perbaiki keturunan," kata Nona Arumi lebih cepat dan dalam satu tarikan napas.
"A ... pa?!" Archilles tergagap. Darimana gadis ini ciptakan ide tergila itu?
"A ... ru ... mi?"
Wajah Nyonya Salsa pucat bak kapas kecantikan. Sebelum Nyonya Salsa bisa lampiaskan rasa frustasi, Arumi menarik Archilles berlari pergi. Suaranya bergema dalam rumah.
"Bye, Mom. Jangan lupa nonton Bittersweet Married nanti malam, ya!"
***
Tinggalkan komentar dan like. Juga banyak like di komentar readers lain. Tinggalkan komentar ditiap paragraf agar aku tak berhenti menulis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
bunga cinta
arumi
2024-05-03
1
Momy fadilhafiz
love...sakebon jeruk pokoknya
2023-05-30
2
Ranty
kegilaan arumi semakin menjadi jadi
2023-03-26
0