Jam delapan menjelang matahari terbenam ketika Arumi Chavez hendak tinggalkan lokasi syuting.
"Arumi Chavez!" panggil Penelope Jhonson.
Arumi berbalik dengan malas.
"Yes, Mam?!"
Para fans berkumpul di depan lokasi syuting menunggunya untuk minta tanda tangan dan semangatinya. Beberapa dari mereka bahkan bawakan sesuatu.
Di dunia maya, ia diserang oleh anti-fans yang tak bisa bedakan bahwa ia sedang berakting sebagai karakter antagonis yang menyebalkan. Banyak akun menyerangnya secara pribadi. Beruntung para fans bentengi dirinya. Mereka adalah sesuatu berharga baginya.
Arumi menarik napas panjang saat Penelope semakin dekat.
"Maafkan aku soal tadi ..., aku keterlaluan!"
"Tidak mudah," sahut Arumi jelas-jelas kesal. "Aku bisa undurkan diri dan kita lihat apakah pemeran pengganti bisa ambil alih peran ini? Anda bisa penuhi ambisi, Anda."
"Aku terlalu menghayati karakter Hana. Maaf ya."
Penelope tidak terlihat sungguh-sungguh menyesal. Arumi tebak, Penelope mungkin gelisah sebab kecerobohan Penelope bisa buat drama Bittersweet Married kehilangan rating ketika peran Serena diganti.
Penelope menarik napas kuat.
"Aku harap ini yang terakhir kali, Nyonya Penelope."
Arumi yakin Penelope paham peringatan ini. Arumi berasal dari keturunan Diomanta. Kekayaan dan ketenaran dinasti bisa hancurkan Penelope Jhonson dalam sekali remas.
"Apa keinginanmu?"
"Aku menolak satu frame dengan Anda, Mam! Kita tak perlu re-take, aku yakin Chris Evans dapatkan scene tadi untuk episode selanjutnya."
"Aku sungguh menyesal, Nona."
Berbalik pergi pada fans yang segera menjerit-jerit memanggil namanya. Arumi tersenyum ladeni sebentar karena beberapa dari mereka adalah admin yang mengelola fans page miliknya bahkan ia miliki fanboy yang sangat antusias pada-nya.
"Apakah wajahmu baik-baik saja?"
Salah seorang penggemar bertanya ketika kamera mereka menangkap wajah biru Arumi di atas make up yang mulai luntur.
"Ya, terjadi kecelakaan kecil saat syuting. Jangan cemas."
"Anda tidak diserang antifans-kan?" tanya mereka lagi khwatir.
"Tentu saja bukan, teman-teman. Aku kebetulan tak sengaja membentur sudut nakas di dalam ruangan syuting."
"Beritahu kami, jika Anda diserang," ujar seseorang di antara mereka.
"Bisakah Anda bertemu fans di waktu senggang?" tanya yang lain.
"Akan aku lihat jadwalku dan hubungi salah satu di antara admin. Terima kasih banyak sudah mendukung aku. Tolong kembali ke rumah dan belajar. Jangan buat orang tua kita cemas! Aku mencintai kalian."
"Semangat Arumi!"
"Ya, semangat untuk kalian juga. Terima kasih, banyak ya."
Arumi naik ke mobil bersihkan wajah dan hilangkan pesona Serena, gadis penggoda ayah tiri, Arumi merengus.
"Aku juga akan lakukan hal sama jika di posisi Hana, tetapi inikan cuma drama. Berani sekali lukai wajahku?" keluhnya pada kaca.
"Perlukah aku beritahu Nyonya Sunny? Aku perlu laporan padanya!"
"Tidak perlu, Leona. Kamu tahu, Aunty Sunny gangster sejati. Aku yakin riwayat Nyonya Penelope Jhonson akan berakhir."
"Mau kemana kita, Nona?” tanya Leona.
"Pulang," jawab Arumi pendek.
Arumi membaca naskah untuk scene berikutnya, berdoa Penelope berhenti gila. Arumi tak bersemangat oleh satu dan lain hal. Mungkin karena absennya seseorang dari sisinya? Dirinya bingung sendiri.
Menghela napas panjang ketika lewati wahana Dream Land. Ada cotton candy dan rumah berhantu, Super Scary Labyrinth of Fear. Tanpa sengaja tersenyum.
"Mengapa Anda tersenyum?" tanya Leona pergoki Arumi sedang kemerah-merahan di bawah redup lampu mobil. Arumi buru-buru berganti ekspresi wajah.
"Pasti sesuatu yang menarik?" Leona masih penasaran.
"Ya," sahut Arumi tak bisa menyimpan rahasia. "Aku pergi ke wahana dengan pengawalku karena senior yang aku suka pergi dengan gadis lain."
"Jadi, Anda mengajak Archilles Lucca, pengawal Anda karena senior Anda pergi dengan gadis lain?"
"Ya. Aku tak bisa cerita padamu."
"Oh ayolah, aku sangat penasaran."
"Dengan bodohnya, aku berpikir untuk buat seniorku cemburu. Kami pergi ke wahana dan main di rumah hantu."
Arumi menahan napas. Kenangan itu terlalu manis hingga darahnya nyaris berubah warna.
"Lalu?!"
"Aku dicium hantu di Super Scary Labyrinth of Fear. Itu ciuman pertamaku."
"What?! Hantu sungguhan? Apakah Archilles?! Ataukah hantu itu pacar Anda, Tuan Ethan Sanchez?"
Arumi terkekeh. "Ya. Saat itu, kami belum pacaran. Dia bersumpah tak akan jatuh cinta padaku meskipun dunia ini sisakan aku!"
"Orang bersumpah untuk dilanggar."
"Ya, kamu benar."
“Mau lewat depan kafe?!” goda Leona lihat gelagat Arumi. "Senior Anda sungguh remaja luar biasa."
"No!” seru Arumi gelengkan kepala kuat.
Meskipun ia sangat ingin melihat pacarnya yang sangat tampan dengan seragam kafe tetap saja ia pikirkan akibat.
“Jangan sampai Ethan melihatku seperti ini! Dia tak akan suka. Aku mungkin akan berhenti main drama.”
“Oh ayolah, Nona!”bujuk Leona, "Anda bisa jadikan dia mood-booster! Kita hanya lewat."
Arumi mengalah, siapa tahu ia berhenti galau setelah lewat depan kafe.
“Baiklah, aku hanya akan melihatnya sebentar. Tolong jangan ketahuan!”
"Sim (ya)."
Mobil memecah keramaian kota hampir pukul sembilan. Lampu-lampu dinyalakan. Mereka sampai di seberang kafe. Arumi hembuskan napas perlahan.
Pacarnya dalam kafe sedang sibuk di belakang counter ladeni pelanggan. Para gadis sepertinya mampir ke kafe hanya agar bisa menarik perhatian pacarnya.
“Bukankah dia sangat tampan?”Arumi berguman tanpa sadar.
“Ya ..., tak heran kafe selalu penuh antrian. Tetapi sepertinya seseorang datang berkunjung.”
Beberapa waktu kemudian sebuah motor matic berhenti di depan kafe.
Arumi paham maksud Leona. Gadis remaja berdarah campuran Eropa Asia, Sarah Jesicca turun dari motor menenteng sesuatu di tangannya. Sarah dan Ethan berada di klub sains termasuk kakak perempuan Arumi, Aruhi. Mereka adalah sekumpulan gadis-gadis jenius, sangat suka belajar bersama.
“Yakin hanya menonton? Tak ingin menyapa ke dalam? Siapa tahu mood Anda bisa berubah, Nona?”
Arumi terdiam. Sarah duduk di salah satu meja setelah satu lambaian. Mereka saling tersenyum satu sama lain.
“Ethan akan marah jika lihat pipiku bengkak."
"Tak apa biarkan Tuan Ethan bersama Sarah. Mereka sangat-sangat dekat."
"Mereka berteman baik, Leona. Mereka selalu bicarakan soal galaxy dan hal-hal tentang semesta. Di masa depan, Ethan mungkin jadi astronot dan pergi ke ruang angkasa."
"Bukankah Anda perlu kirimkan tugas pada Tuan Ethan?"
"Belum aku kerjakan."
"Mereka mungkin akan makan malam bersama," pancing Leona.
"Mereka hanya akan makan rumus-rumus eksata. Itu membuat mereka lebih kenyang dibanding sepotong croissant."
Leona terkekeh geli.
"Baiklah, seperti kata Archilles Lucca, Anda mulai bisa kendalikan emosi dalam diri Anda."
"Aku hampir 17 tahun. Mari kita pergi.”
Leona tak bisa memaksa. Mereka kembali merayap di jalanan, tinggalkan kafe termasuk pemandangan di dalamnya.
"Berapa lama kamu akan jadi asistenku?"
"Mengapa? Anda tak suka?"
Arumi sandarkan kepala. Meringis karena pipinya terasa sakit.
"Apakah Archilles sibuk?" tanya Arumi. "Aku terbiasa dengannya!"
Leona mengerti maksud Arumi. Leona dipanggil untuk jadi asisten Nona Arumi gantikan pengawal terlebih dahulu, Archilles Lucca.
"Ya ..., Archilles sedang bekerja untuk Paman Anda sementara waktu!"
"Lagi?"
"Ya."
"Apa ..., kamu tahu sesuatu? Archilles selalu datang saat aku panggil. Ini sudah hampir tiga Minggu sejak terakhir kali aku bisa menghubunginya."
Leona tampak ragu.
"Apa sesuatu terjadi pada pamanku? Apa jangan-jangan Ibuku memecat Archilles?"
Leona tak menyahut. Arumi sibuk mencari sebab mengapa Archilles tak kelihatan beberapa Minggu ini. Coba hubungi nomer pengawal pribadinya. Mende**** ketika tak bisa terhubung. Arumi turun dari mobil tergesa-gesa dan masuk ke rumah.
"Apakah Ibu dan Aunty Sunny memecat Archilles? Aku tak akan jatuh cinta pada pengawalku? Ya Tuhan, apa yang ibu lakukan?"
Dua wanita yang sedang bicara serius di sebuah ruangan terperanjat lalu berpaling padanya. Mimik mereka terkejut.
"Arumi?! Ada apa, Nak?"
"Bisakah minta Archilles kembali? Aku punya setumpuk tugas akuntansi dan aku tak bisa mengganggu Ethan Sanchez saat ini."
"Arumi?! Ada apa denganmu? Kenapa wajahmu?" Adik perempuan Ibunya, Aunty Sunny bertanya lembut menyongsongnya datang. "Mengapa marah-marah?"
"Bawa Archilles kembali!"
"Archilles sedang bersama Paman Hellton."
"Ibu, tidak bohongkan?"
"Ibumu benar, Arumi. Pamanmu terjebak pertikaian dengan seseorang sebabkan Beliau sekarat. Archilles sedang bersamanya."
"Ibu dan Aunty akan beritahu aku, jika kalian berdua putuskan untuk berhentikan Archilles. Aku harus tahu."
"Tentu saja! Mengapa wajahmu membiru Arumi? Jawab pertanyaanku!"
***
Tinggalkan komentar, ya ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
fadil
next lagi...sekalian ngasih vote
2023-05-30
1
Anita Rikarno
seru seperti biasanya 👍👍
2023-04-01
0
Puji Harti
Arumi aja kangen archilles rindu itu berat aku juga sama😌
2023-02-28
0