My Guardian Angel (The Dust Of Love)
***
Action!!!
Pintu kamar motel no. 18 terbuka, seorang wanita muda ..., bukan ..., lebih tepatnya seorang gadis muda 20 tahunan memakai gaun pendek, duduk melipat kaki di atas sofa dalam ruangan tersebut. Rambut cokelat berkilau, riasan wajah tipis natural disertai polesan lipstik nude tampilkan wajah yang begitu cantik menawan. Ia segera berdiri ketika melihat siapa yang datang. Tersenyum gembira.
Si pria matang berparas tampan dan maskulin, segera menutup pintu di belakang dan terpana sesaat, mengagumi keindahan dan kepolosan yang begitu memikat. Tatapan mata memuja.
“Serena ....”
“Ya, Dad. This is me. Aku tak tahan melihatmu bersama Mommy pagi tadi.”
“Ya, aku tahu. Tetapi, kamu harus tahu bahwa ini sangat berbahaya. Jika, Hana tahu kita bertemu diam-diam di sini."
"Aku tak peduli lagi. Aku sangat kecewa karena kamu menikahi Ibuku setelah berjanji akan bersamaku," seru si gadis berkaca-kaca.
"Maafkan aku," sahut si pria dekati Serena, tersenyum lembut luluhkan hati wanita muda di hadapannya yang dimabuk cinta. "Kamu sangat cantik hari ini, Serena.”
Si gadis melangkah di atas kaki-kaki jenjang menempel di dinding lemparkan pandangan dingin, berpose menantang. Pakaian minim, lampu redup dan binar matanya segera memancing sang pria mendekat. Keduanya saling menghapus celah, mengikat gelora kuat. Tak butuh waktu lama. Mereka kemudian pindah ke ranjang.
Memeluk gadis muda erat dan mengucapkan banyak janji manis, keduanya kemudian saling menatap, membangun chemistry.
Namun, tiba-tiba ....
Brakk!!!
Pintu motel terbuka lebar, seorang wanita berdiri di ambang pintu. Gurat wajah tak percaya, sangat kecewa, terluka, silih berganti kemudian berakhir murka.
“Mommy?” guman wanita muda bernama Serena seakan bersiap menerima amukan.
“Hana?" Giliran sang pria berseru.
“Inikah tingkah kalian di belakangku? Suami dan Puteriku sendiri?”
Langkah-langkah panjang, si wanita yang baru datang bernama Hana, hampiri ranjang dan pegangi selimut. Kekuatan penuh menarik benda itu tapi ditahan erat oleh Serena.
“Honey?!”
“Berani sekali ..., Serena?!”
“Aku juga mencintainya, Mom! Aku lebih dahulu menemukannya, tetapi Mommy mencurinya dariku dan menikahinya!”
Hana sangat murka, naik ke ranjang tanpa melepas sepatu. Sang pria coba halangi, tetapi si wanita, Hana, adalah istri si pria layangkan tamparan keras pada suaminya kemudian berhasil meraih Serena dan tamparan sekuat tenaga.
PLAK!!!
Si gadis menjerit kesakitan.
“Mommy?!”
“Honey ... Please dengarkan penjelasanku!”
“Penjelasan?” tanya Hana melotot marah, suara sumbang.
Menggeram murka, lepaskan sepatu dalam gerakan sangat cepat dan menampar Serena gunakan sol sepatu, cukup keras untuk tinggalkan jejak. Jeritan kesakitan kembali terdengar.
Cut! Cut! Cut!
***
Seruan kencang sang Sutradara diikuti beberapa orang kru segera berlarian tunggang-langgang menerobos property dan cameraman yang bertugas, datangi artis muda yang meringis kesakitan.
“Arumi, kamu baik-baik saja? Ijinkan aku lihat wajahmu!” Miguel Paulo, pemeran Daddy juga kekasihnya di drama, ulurkan tangan hendak memeriksa.
“Tak masalah, Tuan Paulo. Aku baik-baik saja!” tolak Arumi.
“Penelope berlebihan,” keluh Miguel Paulo gelengkan kepalanya.
“Penelope, Anda berlebihan! Please, stop improvisasi,” tegur sutradara gusar pada artis senior pemeran Hana, Penelope Jhonson.
Penelope melambai malas. “Percayalah, rating episode ini akan naik drastis. Para wanita pendukung protagonis akan menikmati pembalasan untuk sakitnya pengkhianatan. Aku ikuti naluri wanita sakit hati. Script writer tak begitu detail kembangkan emosi di scene ini. Satu tamparan terlalu tanggung. Lihat saja nanti. Kamu akan panen hasilnya, Chris Evans.”
“Tetapi, kamu bisa melukai second lead! Jangan coba-coba bermain di luar scenario. Apalagi sampai berlebihan emosional dan terlalu keras berekperimen.”
Arumi Chavez, pegangi pipi mulus memerah bekas tamparan tangan juga sepatu. Ingin hati menjambak rambut senior yang jadi Mommy tirinya di serial drama on going untuk sebuah channel Televisi swasta. Setelah semua kesakitan ditimbulkan, sang senior sama sekali tak minta maaf. Bad attitude.
“Anda baik-baik saja, Nona Arumi? Apakah yang terakhir itu ada dalam naskah?”
Leona, asisten pengganti untuk Arumi hampiri sang artis muda, yang menahan marah di atas ranjang, kibaskan selimut dan memakai kemeja sebab ia hanya gunakan topless berenda. Arumi amati wajah di cermin, turun dari ranjang. Leona segera ambilkan mantel tebal. Mereka syuting di dalam ruangan ber-AC dingin dan keras.
“Apa kamu merasa sakit, Arumi?” tanya Penelope prihatin.“Maafkan aku, tak bisa hindari emosi dalam adegan ini.”
“Aku tak tahu, Anda harus sekejam ini pada junior Anda, Nyonya Penelope Jhonson? Aku bisa menuntut Anda atas kasus kekerasan,” Arumi mengangkat bahu, menjawab dengan angkuh. Arumi menaruh respek tinggi dan mengidolakan Penelope Johnson yang cantik, berwibawa dan sangat hebat di layar kaca. But, well, tak semua yang kamu lihat di layar kaca itu sehebat terjemahan matamu. Penelope Jhonson di luar ekspetasi. Bengis dan tak bermoral.
“Oh ayolah, Nona! Ini bagian dari trik agar rating kita melejit dan mendapat skor tinggi.”
“Tentu saja, sekali ini aku lepaskan Anda. Terima kasih untuk kerja keras dan pengabdian Anda yang berlebihan,” sahut Arumi memakai sepatu ketsnya. “Aku rasa drama ini akan membuat Anda meraih penghargaan sebagai aktris terbaik dan melangkah di red carpet dengan kehebatan sejati.”
“Terima kasih untuk doanya, Nona Muda. Kamu juga akan menerima banyak sanjungan, Arumi. Prediksiku, kamu akan dapatkan banyak tawaran bagus setelah ini.”
"Ya, tentu kalau aku selamat dari heels sepatu Anda."
Arumi Chavez, model dan aktris remaja yang sedang naik daun. Rupawan, muda dan bersinar, Arumi memenuhi syarat- syarat absolut sebuah relativitas keindahan seorang gadis; hampir melewati standar kecantikan dari segi bentuk, keseimbangan, dan proporsi seorang gadis idola. Dengan outer beauty paras jelita, elok dan molek ..., Arumi yang tinggi, kurus, putih, dan pirang, wajah tanpa pori-pori, asimetri, anggun ..., “sepenuhnya” sempurna tanpa cela.
Memiliki popularitas meroket setelah bintangi sebuah drama family. Ia kemudian ditawari banyak proyek, mulai dari iklan, film dan drama.
Alih-alih memilih salah satu proyek yang ditawarkan, Arumi memilih casting serial drama yang menurutnya sangat menantang. Drama berjudul “Bittersweet Married” diangkat dari kisah nyata seorang desainer berusia 42 tahun dan sang Puteri 20 tahun yang jatuh cinta pada pria yang sama setelah kematian sang suami kemudian menikahi pria tampan tersebut yang ternyata kekasih puterinya. Ketika akhirnya ia lolos casting, Arumi segera menyesali keputusan, tetapi ia tak mungkin mengundurkan diri.
"Arumi kita masih perlu re-take...." Chris Evans tergopoh-gopoh hampiri Arumi.
"No, aku harus segera pulang. Aku harus pergi ke sekolah besok pagi. Itulah mengapa aku hanya ingin long take dan susah payah menghapal dialog, Tuan Evans."
Berada satu frame dengan Penelope dan secara tak langsung menerima kebencian penggemar protagonis, pertanda, ia berhasil mainkan karakter Serena. Namun, jika Penelope terus improvisasi dan menyakitinya, ia tak yakin akan bertahan hingga proyek Bittersweet Married berakhir.
"Arumi, ayolah!"
Arumi bangkit dari duduk sementara Leona berdiri di belakang memikul banyak perlengkapan.
"Tuan Evans, ini terakhir kali Nyonya Jhonson bersikap kelewatan saat kita sedang long take. Jika Anda tak peringatkan dirinya, Anda bisa cari talent lain gantikan aku jadi kekasih Daddy."
***
Tinggalkan komentarmu ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
bunga cinta
Mei 2024
2024-05-03
0
Momy fadilhafiz
scroll ulang... barang kali ada yang kelewatan likenya😁☺️
2023-05-30
1
Anita Rikarno
akhirnya ku menumukan mu 😘😘😘.
2023-04-01
0