Ketika para penduduk sedang berdiskusi Freya tiba-tiba muncul dan diskusi mereka pun bubar.
" Haloo, kalian semua sedang ngapain? Sepertinya seriusnya sekali!" sela Freya.
" Ehh Freya, syukurlah kamu datang. Kamu memang selalu datang di saat yang tepat!" ujar salah seorang diantara mereka.
" Ada apa tuh?" tanya Freya penasaran.
Lalu salah seorang dari mereka menarik tubuh mungil Eivel dan menempatkannya dihadapan Freya. Freya mengamati bocah kecil itu. Wajahnya begitu asing karena memang bukan penduduk desa mereka. Wajar jika Freya tidak mengenalnya. Selama tinggal di desa Pelangi, Freya hapal betul dengan wajah-wajah penduduk disana.
" Siapa anak kecil ini? Tanya Freya setelah puas mengamat-amatinya.
" Kami juga tidak tahu. Dia tersesat hingga sampai di desa kita. Dan sepertinya, eh bukan sepertinya lagi, tapi dia memang sangat butuh tempat tinggal untuk malam ini!" ucap seorang wanita yang nampaknya tetua di antara mereka. Dalam benak wanita tua itu, Freya pasti bisa membantunya mereka untuk menyelesaikan masalah ini untuk mereka.
" Kok bisa tersesat? Orang tuanya dimana? Atau sanak keluarganya yang lain? Tanya Freya yang sedikit kaget mendengar penjelasan wanita tua itu. Dia tidak menduga seorang anak kecil bisa tersesat hingga tiba di desa Pelangi.
" Dia bilang, dia tidak tahu orang tuanya dimana. Dia tinggal bersama dengan pamannya tapi pamannya malah ingin menjualnya. Lalu dia kabur dari rumah pamannya karena tidak mau dijual.!" ucap salah seorang wanita lain sesuai dengan cerita anak itu kepada mereka.
Freya tak sepenuhnya percaya dengan cerita anak itu yang disampaikan oleh penduduk desa. Karena rasanya tidak mungkin seorang anak sekecil ini bisa sampai di desa mereka dengan keadaan seperti ini. Nampak dari pakaiannya dia bukanlah gembel atau anak orang miskin. Jika orang tuanya masih ada sungguh terlalu membiarkan anak sekecil ini berjalan sendirian. Desa Pelangi sangat jauh dari perkotaan. Meski ramai dikunjungi oleh wisatawan, tapi bukan jalur yang begitu saja mudah untuk dilalui. Seandainya pun dia kabur kok bisa-bisanya nyasar ke desa Pelangi?
" Hemmm, baiklah. Aku mengerti maksud kalian. Aku akan membawanya pulang ke rumah. Untuk sementara malam ini dia bisa tidur di tempat kami. Besok baru kita melaporkannya ke perangkat desa atau kalau memungkinkan lapor ke pihak yang berwajib.!" Mendengar perkataan Freya para penduduk itu pun merasa lega. Setidaknya untuk sementara permasalahannya dapat di atasi. Dan si bocah kecil itu pun boleh aman.
Eivel yang pertama kali melihat Freya, merasa begitu nyaman, hatinya merasa dekat. Dia bisa merasakan jika gadis dihadapannya itu adalah orang yang baik. Hatinya dengan begitu mudah menerima kehadiran Freya. Karena pada dasarnya Eivel adalah pribadi yang cukup introvert. Sulit untuk menerima orang baru dikenal. Eivel merasa cukup dekat dengan sosok Freya sekalipun baru kali ini mereka beranjak dan saling mengenal. Hatinya langsung tenang dan merasa akrab.
Dalam penilaiannya, Freya adalah pribadi yang ramah, berhati baik dan lembut. Gadis itu pasti penyayang dan jujur. Tanpa di suruh dan diminta, Eivel langsung mendekati Freya diraihnya pergelangan tangan Freya lalu digenggamnya dengan erat seakan tidak ingin melepaskannya. Freya yang mendapat perlakuan seperti itu dari seseorang yang baru saja dikenalnya terlebih dari seorang anak kecil -yang semua orang setuju jika mereka adalah pemilik hati yang paling jujur dan tulus- membuat hati Freya terharu bahagia. Kaget tapi menyenangkan. Bukankah itu mengartikan bahwa anak itu sangat percaya kepada seorang Freya. Menjadi seseorang yang bisa dipercayai oleh orang lain adalah hal yang terbilang istimewa. Bahagia rasanya jika kita bisa dipercayai oleh orang lain, karena kepercayaan itu mahal harganya.
" Baiklah kalau begitu. Kami pamit dulu. Saya akan bawa dia ke rumah dan semoga semuanya baik-baik saja. Semoga keluarganya segera datang menjemputnya. Kasihan dia tinggal sendirian.! ucap Freya lalu pamit pergi dari sana. Eivel mengikuti langkahnya dan mereka saling berjalan beriringan. Dari jauh mereka nampak serasi. Seperti seorang ibu dengan anak laki-lakinya.
Tak berapa lama, Freya tiba di rumahnya. Saat dibukanya pintu Freya sudah memikirkan jawaban apa yang akan disampaikannya kepada Ibu dan kakaknya saat mereka bertanya nanti. Karena mereka pasti bertanya-tanya darimana dia membawa anak orang dan tinggal di rumah mereka. Bukan karena mereka tidak sudi ada orang lain menginap di tempat mereka tetapi lebih sekedar kekhawatiran jangan sampai menimbulkan masalah.
" Ibu, kakak!" panggil Freya. Ibunya yang muncul terlebih dahulu nampak menuruni anak tangga dari lantai atas. Sedangkan kakaknya sepertinya sedang tidak ada di rumah.
" Sayang, anak siapa itu? Tanya Ibu Hermawan ketika dilihatnya Freya bersama dengan seorang anak kecil.
" Nanti Freya ceritakan ya Bu!" jawabnya singkat dan membuat ibunya dalam rasa penasaran.
Kemudian Dave muncul menyusul dari kamarnya di lantai atas. Melihat wajah Dave, Eivel pun terkejut. Bukankah itu ayahnya? Kenapa ayahnya ada di rumah ini? Tapi ada yang berbeda. penampilannya sangat berbeda dengan ayahnya. Eivel menatap lekat-lekat wajah Dave seakan tak berkedip. Antara ragu dan percaya apakah yang dihadapannya sekarang ini adalah ayahnya atau bukan.
" Hai Dave!" sapa Freya.
" Hay Frey, dari mana. Dan siapa bocah kecil ini? Tanya Dave yang juga ikut penasaran.
Mendengar ayahnya bertanya siapa dia, hati Eivel pun menjadi ciut. Hatinya sedih. Dia mengira telah menemukan ayahnya ternyata orang lain yang berwajah mirip dengan ayahnya. Eivel menunduk sedih. Tetiba saja dia rindu sekali dengan ayahnya. Matanya berkaca-kaca menahan kesedihan dihatinya.
Freya yang melihat ada perubahan suasana hati anak kecil itu, juga membuatnya merasakan jika hati dan perasaannya sedang merasakan kesedihan. Meski Freya tidak tahu apa yang menyebabkan suasana hatinya menjadi sedih seperti itu.
" Kamu kenapa sayang? Kok kamu kelihatannya sangat sedih. Ada apa?" Tanya Freya dengan naluri keibuannya.
" Saya rindu dengan Papa saya!" jawabnya dengan nada haru. Freya langsung memeluk tubuh mungil itu. Mendekapnya dengan penuh cinta dan kehangatan. Freya sangat bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Eivel saat ini. Karma terkadang Freya juga merasakannya.
" Kamu masih punya Papa? tanya Freya.
Eivel menjawab dengan anggukan kecil.
" Papa kamu dimana?" tanya Freya lagi.
Dan Eivel Kembalinya menjawabnyangka dengan bahasa isyarat dengan menggelengkan kepalanya.
Untuk sesaat tadi Eivel merasa bahagia ketika melihat wajah Dave yang mirip dengan ayahnya. Dan kebahagiaan itu sirna dengan sekejap ketika pria itu tidak mengenalinya sama sekali. Tidak mungkin jika itu adalah ayahnya namun tidak mengenalinya. Harapannya kembali pupus setelah hampir tadi meluapkan kebahagiaan.
" Dave, malam ini dia tidur sama kamu ya!" pinta Freya kepada Dave. Dan tentu saja Dave tidak akan menolaknya.
" Okey..... dengan senang hati.!" jawab Dave dengan senyumnya yang manis dan tampan. Melihat senyum itu, Eivel kembali diingatkan dengan wajah ayahnya. Senyumnya sama persis. Mungkinkah dia dunia ini ada dua pribadi yang memiliki wajah yang sama persis tapi tidak memiliki hubungan atau ikatan darah sama sekali?
Eivel pun hanya berpasrah saja untuk saat ini. Pencahariannya masih belum dimulai. Dia hanya perlu keyakinan dan keberanian. Yang penting malam ini dia punya tempat untuk beristirahat. Mengumpulkan kekuatan untuk memulai petualangannya esok hari.
Dave lalu mengajak Eivel untuk ikut dia ke kamarnya. Tubuhnya butuh dibersihkan. Lihatlah wajah dan penampilannya sedikit terlihat kusam. Kebetulan Ibu Hermawan masih menyimpan pakaian Gama sewaktu masih kecil seusianya Eivel. Mudah-mudahan masih bisa digunakan, sebelum besok baru membeli pakaian untuknya.
Kemudian Freya mengajak ibunya duduk di sofa dan mulai menceritakan kisah Eivel Sepertinya yang diceritakan oleh penduduk desa kepadanya. Mendengar cerita Freya hati ibu Hermawan tergerak oleh rasa belaskasihan. Di jaman sekarang ini masih saja ada orang-orang yang berhati kejam yang tega menyakiti anak-anak kecil seperti Eivel.
Entah terbuat dari apakah hati mereka. Bahkan hewan saja masih punya naluri untuk menjaga dan melindungi anak-anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments