Freya yang ketakutan berlari kencang menuju ke arah mobil yang sudah tidak kelihatan lagi wujudnya. Sepintas lalu dalam benaknya terlintas bayangan jika sang kakak ikut terjatuh ke bawah jurang. Karena itu dia berteriak kencang ketika melihat mobil itu jatuh.
Dan ketika sudah mendekat, hatinya merasa lega melihat sang kakak yang terbaring diatas rerumputan sambil memeluk tubuh pria yang sekarat itu. Ternyata hanya mobil itu yang jatuh. Kakaknya berhasil keluar sambil menyelamatkan pria itu dengan tepat waktu.
" Kakak, kamu membuatku ketakutan setengah mati.! ucapnya dengan tubuh yang masih gemetaran karena ketakutan.
Gama pun bangkit sambil mengangkat tubuh pria itu yang menindih tubuhnya. Diletakkannya perlahan kemudian dia duduk sejenak mengatur napas dan menenangkan diri. Kejadian tadi sebenarnya cukup membuatnya sedikit shock. Terlambat sedikit saja dia pasti akan ikut terjun ke dalam jurang. Freya ikut duduk di samping kakaknya itu. Mengatur napasnya yang ngos-ngosan akibat berlari tadi.
" Frey, kamu bawa mobilnya kemari ya.! ucapnya dengan suara yang masih kelelahan.
" Iya Kak. Tapi bentar ya, Freya atur napas dulu. Freya capek lari tadi.! Gama mengangguk perlahan.
" Kak, kita tidak lapor polisi nggak? Tanya Freya kemudian.
Gama berpikir sejenak. Jika mereka lapor polisi, urusannya pasti ribet. Apalagi saksi dari peristiwa tersebut hanya mereka berdua. Ditambah prosedur penanganan masalah hukum seperti ini pasti akan memakan waktu yang lama. Jadi sepertinya tidak usah melapor dulu. Tunggu sampai pria itu sadar dan biarkan dia yang menceritakan peristiwa yang sebenarnya.
" Untuk sementara tidak perlu kita lapor. Kita bawa aja dulu ke rumah sakit. Menolong nyawa pria ini lebih penting untuk saat ini.!
Mendengar jawaban sang kakak, Freya langsung bangkit dan berjalan menuju mobil.
Freya yang tentu saja bisa menyetir mobil segera melakukan perintah kakaknya itu. Membawa pria itu dengan segera ke rumah sakit adalah hal yang penting untuk saat ini.
Gama pun berusaha mengangkat tubuh sekarat pria itu, dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Lalu kemudian Freya melajukan si imut menuju rumah sakit terdekat agar pria itu segera mendapat pertolongan.
Kini tubuh itu terbaring di ranjang rumah sakit yang ada di desa itu. Karena rumah sakit daerah dan tergolong rumah sakit kecil, peralatan yang tersedia tentu seadanya. Namun meskipun demikian fasilitasnya cukup bagus dan pelayanannya cukup memuaskan.
Walau hanya rumah sakit kecil tapi tergolong masih bagus karena ada fasilitas UGD sehingga dalam keadaan darurat dapat segera ditangani dengan baik.
Gama dan Freya dengan sabar menunggui pria asing tersebut di luar pintu ruang UGD. Bertepatan saat itu masih ada dokter yang piket sehingga pertolongan dapat segera diberikan. Nampak rasa cemas dan gelisah tersirat di wajah mereka berdua. Padahal mereka sama sekali tidak mengenal siapa pria itu.
Bahkan Gama dan Freya sama sekali lupa akan tujuan mereka hari ini. Mereka tidak peduli lagi dengan rencana liburan yang sudah direncanakan dengan sedemikian rupa. Hati mereka yang begitu baik dan tulus ternyata lebih memikirkan keselamatan nyawa orang lain dibandingkan rencana liburan meski mereka pasti akan dirugikan karenanya.
Pesawat yang akan dinaiki oleh Freya, telah take off kira-kira 20 menit yang lalu. Dan nama Freya telah dipanggil berulang-ulang kali oleh petugas bandara namun Freya tak jua muncul sehingga akhirnya pesawatpun diterbangkan oleh sang pilot.
Nyonya Clarissa Hermawan nampak lari tergopoh-gopoh sepanjang koridor rumah sakit. Wajahnya terlihat takut, cemas dan khawatir. Setelah mendapat telvon dari Freya memberitahukan jika mereka sedang berada di rumah sakit, wanita paruh baya itu langsung mencari ojek dan bergegas menuju rumah sakit.
Nyonya Hermawan langsung memeluk Freya dari belakang setelah dilihatnya Freya yang sedang berdiri sambil memandangi pintu ruang UGD.
" Kamu nggk papa kan sayang!? suaranya terdengar serak karena rasa takut dan cemas.
Freya langsung mengenali suara itu, dia kemudian berbalik dan membalas pelukan ibunya itu.
" Freya nggk papa kok Bu.! jawab Freya menenangkan hati sang Ibu yang dilanda kecemasan dan ketakutan.
Gama pun turut mendekat, lalu dipeluknya juga tubuh ibunya itu.
"Kami baik-baik saja kok Bu. Kami tidak apa-apa! ucapnya juga untuk menenangkan hati ibunya itu.
Mendengar perkataan kedua anaknya itu ada kelegaan dalam hatinya, tersirat lewat senyuman diwajahnya. Dia bersyukur dalam hati karena kedua buah hatinya itu baik-baik saja.
Lalu Gama mengajak sang ibu duduk di bangku yang ada di sepanjang koridor rumah sakit itu kemudian menceritakan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Hati wanita itu pun kini lebih tenang sekaligus penasaran dengan sosok pria yang diceritakan oleh Gama. Pria yang diselamatkan oleh kedua anaknya itu sangat beruntung karena ditemukan oleh kedua anaknya. Ada rasa bangga dan senang ketika melihat anak-anaknya itu ternyata berhati mulia.
Nasehat dan ajarannya selama ini tidaklah sia-sia. Menolong orang lain disaat kesulitan itu lebih penting dan ketika menolong seseorang janganlah mengharapkan balasan apapun. Jangan memikirkan untung ruginya terlebih dahulu karena Tuhan yang akan membalasnya kelak.
Kira-kira 2 jam lamanya akhirnya pria itu dikeluarkan juga dari ruang UGD. Meski pria itu masih dalam keadaan koma, tidak sadarkan diri, menurut hasil pemeriksaan dokter keadaannya sudah stabil dan telah melewati masa kritis.
Si pria itu dipindahkan ke ruang rawat untuk pemeriksaan lanjutan. Mengingat kondisi pasien yang masih perlu perawatan intensif sehingga belum diijinkan untuk dibawa pulang. Dan dengan kata lain mereka harus bersedia menjaga dan merawat si pria itu sampai sembuh. Setidaknya sampai dia sadarkan diri dan bangkit dari tidurnya.
Satu minggu telah berlalu, si pria itu masih juga belum sadarkan diri. Akhirnya dengan keputusan bersama, mereka sepakat membawanya pulang ke rumah keluarga Hermawan dan merawatnya di rumah saja. Karena tidak mungkin meninggalkan pria itu begitu saja di rumah sakit.
Dan juga terlalu ribet jika harus menjaganya di rumah sakit mengingat mereka juga harus bekerja. Tapi anehnya semenjak kecelakaan itu hingga saat ini tak ada satupun berita yang melaporkan tentang hilangnya seseorang. Baik di televisi, internet ataupun media lainnya.
Pria ini seakan berasal dari planet asing yang tidak memiliki keluarga ataupun kenalan. Tapi tidak mungkin dia tidak memiliki siapapun di dunia ini. Setidaknya teman atau sahabat jika seandainya dia tidak memiliki keluarga sama sekali.
Jika dilihat dari penampilannya ketika pertama kali ditemukan oleh Gama dan Freya, terlihat pria itu adalah orang berada. Pastilah dia punya kenalan, rekan kerja atau pacar dan istri mungkin. Setidaknya dia pasti punya pembantu atau karyawan.
Terkecuali jika dia memang manusia yang tidak bersosialisasi dengan orang lain, atau tidak disukai oleh banyak orang karena sifatnya yang buruk dan jahat barangkali. Mereka hanya bisa berandai-andai saja.
Si pria itu di tempatkan di kamar Freya yang ada di lantai atas. Sedangkan Freya untuk sementara tidur bersama ibunya. Karena kamar mereka bersebelahan jadi lebih mudah untuk diawasi.
Tak pernah terpikir oleh Freya jika kehadiran pria asing itu di dalam rumahnya akan mengubah jalan cerita hidup cintanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments