Bab 5.

Saat keberangkatan....

Dean menarik kopernya menuju mobil. Ishana dan Eivel mengikut dari belakang. Meski hati mereka merasa sedih karena harus berpisah walau untuk sementara saja, namun demi sebuah tanggung jawab sebagai seorang pimpinan Dean harus menunjukkan loyalitas dan profesionalitasnya.

Dia harus menjadi teladan yang baik bagi para karyawan dan rekan-rekan bisnisnya. Sedikitpun tidak ada terbersit firasat buruk atau suatu tanda-tanda yang aneh. Ishana dan Eivel melepaskan kepergian sang Ayah dengan kepercayaan bahwa pria kesayangan mereka itu akan cepat pulang dengan segera untuk menepati janjinya.

Bahkan Eivel sudah tidak sabar menunggu hari itu. Dean masuk ke dalam mobil, kali ini dia menyetir sendiri. Asisten pribadi kepercayaannya sudah berangkat lebih dahulu untuk menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk proyek tersebut.

" Papa segera pulang ya, Eivel sudah tak sabar ingin pergi liburan.! teriak Eivel setelah papanya itu masuk ke dalam mobil.

" Baiklah jagoan Papa. Tunggu Papa ya. Jadi anak yang baik, jaga Mama! balas Dean dari balik kemudi.

Sebelum mobil itu menjauh, Dean melambaikan tangannya dan di balas kembali oleh Istrinya dan putranya itu. Roda mobil itu berputar perlahan kemudian semakin kencang meninggalkan kedua manusia yang berdiri memandang kepergian sang pujaan hati.

Ishana dan Eivel terus melambai hingga mobil Dean menghilang dipertigaan jalan dan tak terlihat lagi dari pandangan mata mereka berdua.

Saat ini...

Freya sedang membersihkan tubuh pria asing itu seperti biasanya. Mulai dari wajah hingga kaki Freya membasuh tubuh pria itu menggunakan handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air hangat.

Freya menatap wajah itu dengan tatapan dalam. Wajahnya yang tampan tampak pucat pasi, kulitnya yang putih bersih dan mulus sepertinya selalu mendapat perawatan. Hidungnya yang mancung dan bibir yang seksi. Sebagai wanita normal, Freya merasa kagum dan terpesona dengan ketampanan pria itu.

Dalam benaknya Freya tak menyangka jika di dunia nyata ini ada sosok pria tampan yang sangat mirip dengan karakter anime. Visualnya yang menggoda iman pasti menarik hati para gadis untuk jatuh cinta kepadanya.

Tapi Freya yang masih polos-polosnya meski sudah berusia dewasa dan belum pernah merasakan namanya jatuh cinta. Dan bila saat ini dia mengagumi ketampanan pria itu adalah suatu hal yang wajar. Dan kagum bukan berarti jatuh cinta.

Setelah selesai memandikan tubuh pria itu, Freya pun harus segera berangkat ke toko. Ibunya sendirian pasti kewalahan melayani para pelanggan. Apalagi di hari weekend seperti ini.

Sebelum meninggalkan pria itu sendirian di kamarnya yang sudah ditempatinya selama beberapa hari ini, Freya berbicara kepada si pria itu seolah-olah dia sadar dan mendengarkannya.

" Aku mau pergi dulu ya. Semoga kamu baik-baik saja sampai aku pulang. Sampai ketemu nanti sore. Byeee....!

Freya bahkan melambaikan tangannya seakan pria itu akan membalas lambaian tangannya.

Freya segera menutup pintu kamar dan pergi. Sedangkan tubuh yang terbujur kaku itu tak menunjukkan reaksi apapun. Masih sama seperti sedia kala. Entah sampai kapan dia akan terbangun dari tidurnya yang panjang.

Sementara itu di kediaman Keluarga Prakoso.

Ishana duduk dengan wajah kusut. Matanya yang lembab seperti baru saja berurai air mata. Ya, entah sudah berapa liter tetes air mata tertumpah dari kedua matanya yang indah itu.

Sejak berita hilangnya Dean hingga saat ini tak ada hari dalam hidupnya tanpa uraian air mata. Dirinya tak percaya Dean menghilang begitu saja tanpa jejak. Jika dia diculik oleh penjahat kenapa para penculiknya belum menghubungi keluarga mereka untuk meminta tebusan.

Perkiraan satu-satunya, Dean dibunuh oleh pesaing bisnisnya dan mayatnya dibuang entah dihutan rimba mana.

Keluarga Prakoso dan keluarga Kyra telah menghubungi polisi melapor berita kehilangan sekaligus menanyakan apakah ada berita kecelakaan yang terjadi dalam kurun waktu keberangkatan Dean hari itu. Dan hasilnya nihil.

Polisi tak pernah mendapat berita kejadian kecelakaan pada hari itu dan sepanjang jalan lokasi yang diperkirakan dilewati oleh korban telah diperiksa tak ada tanda-tanda terjadi kecelakaan.

Anehnya polisi malah melewatkan lokasi kejadian di jalur yang dilalui oleh mobil Dean. Sebenarnya jika di periksa lagi dengan lebih teliti, polisi pasti bisa menemukan sedikit titik terang.

Pada hari itu, beberapa jam setelah keberangkatan Dean, baru muncul firasat buruk dalam hati Ishana.

Tiba-tiba saja pigura photo keluarga kecil mereka yang tergantung di dinding kamar mereka terjatuh dan pecah berantakan.

Namun Ishana masih berusaha berpikir positif. Hingga pada keesokan paginya, Ishana mendapat telvon dari asisten Dean yang sudah berada di tempat proyek sebelumnya.

" Selamat pagi Nyonya Ishana, saya mau bertanya apakah Tuan Dean tidak jadi datang ke tempat proyek. Saya hubungi ponsel Tuan Dean tetapi tidak aktif. Seharusnya kemarin malam Tuan sudah tiba disini!

Mendengar perkataan asisten suaminya itu, Ishana seperti mendapat serangan jantung. Tubuhnya seketika lemas tak bertenaga. Karena dalam benaknya saat itu telah terjadi hal yang buruk telah menimpa suaminya itu.

Pantas saja sejak kemarin malam, suaminya itu tidak menghubunginya, memberitahukannya apakah sudah tiba atau belum. Dan pagi ini yang muncul malah telvon dari asistennya.

Kemanakah suaminya itu pergi? Apakah yang sedang terjadi? Kejadian buruk apa yang telah menimpanya?

Dan tak menunggu waktu lama seluruh anggota keluarga besar Prakoso dan Kyra telah mendengar berita hilangnya Dean. Dengan segera mereka pun turun tangan dan beraksi.

Meski pada kenyataannya hingga saat ini usaha mereka belum membuahkan hasil apa-apa. Kekuasan dan kekayaan ternyata tak menjamin bahwa semua yang kita harapkan akan tercapai.

Meski telah berlalu dua pekan berita dan informasi keberadaan Dean belum juga mendapatkan titik terang, tapi kedua keluarga takkan menyerah begitu saja.

Hanya saja berita tersebut sedapat mungkin dihindarkan dari konsumsi publik agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak menyukai keberadaan keluarga besar Prakoso. Apalagi para lawan bisnisnya yang sudah lama mengincar kejatuhan keluarga hebat itu.

Sedapat mungkin mereka meminimalisir berita kehilangan Dean dari jangkauan publik dan juga media yang haus akan berita-berita panas seperti ini.

Karena jika sampai berita ini tersebar, pasti akan mempengaruhi bisnis perekonomian dan saham keluarga Prakoso. Maka dengan sedikit terpaksa berita ini harus disembunyikan.

Dengan kata lain proses pencarian hilangnya Dean akan memakan waktu yang cukup lama karena ruang lingkup pencarian yang menjadi terbatas. Bahkan mungkin akan sedikit lebih sulit karena upaya pencarian tidak boleh gegabah dan tersebar.

Ishana yang masih mengalami shock, hanya bisa termenung tanpa ekspresi. Setengah dari hidupnya seakan telah hilang juga. Sehingga membuatnya seakan tak berdaya. Hanya karena masih ada Eivel yang harus diperhatikannya memaksanya untuk tetap bangkit.

Terasa sakit memang tetapi harus dijalaninya. Kehilangan dari separuh jiwa dan hati tentu saja memberikan perih dan sakit yang menyakitkan. Sosok yang kita cintai tiba-tiba menghilang tanpa kabar, tanpa berita dan tanpa pesan.

Dunia mungkin seakan telah runtuh diatas pundaknya. Meremukkan tulang-tulangnya yang rapuh. Karena selama ini hidupnya selalu ditopang oleh orang yang dicintainya itu.

Seluruh kebahagiaan, semangat hidup dan kekuatan dalam hidupnya separuhnya adalah karena kehadiran suaminya itu dalam hidupnya. Dan kini entah dimana dia berada.

Apakah masih hidup atau telah meregang nyawa? Hanya Tuhan yang tahu. Ingin bertanya pada Tuhan tapi bertanya lewat apa? Apakah Dia akan menjawabnya?

Pasrah dan berdoa hanya itu yang bisa untuk saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!