Dave, pria amnesia yang kini menjadi anggota keluarga baru dalam keluarga Hermawan. Sikapnya yang tenang lembut, dan terkesan penurut membuatnya menjadi sosok yang disukai banyak orang.
Apalagi teman-teman Freya, ketika melihat sosok Dave yang tampan dan manis, gadis-gadis itu selalu berusaha untuk mencari perhatian dari Dave. Apapun mereka lakukan demi tebar pesona dihadapan Dave.
Tapi sayangnya, meski Dave pria yang lembut dia sangat tahu membatasi diri. Dan entah mengapa Dave dengan spontan selalu berusaha untuk menjaga perasaan Freya. Seakan ada dorongan dari dalam hatinya yang memerintahkan dia untuk bersikap lebih baik terhadap Freya. Meski untuk saat ini dia belum mengerti sama sekali kenapa dia begitu perhatian kepada Freya. Apakah mungkin karena Freya adalah penyelamat hidupnya sehingga dia merasa berhutang nyawa? Apalagi selama dia tidak sadarkan diri, Freya yang selalu merawatnya dengan setia.
Ya bisa saja karena merasa untuk balas budi atas kasih sayang mereka kepada dirinya selama ini. Meski selama koma tubuhnya diam tak bergerak tapi hati dan pikirannya tetap berfungsi dengan baik.
Karena tidak mungkin meninggalkan Dave sendirian di rumah tanpa berbuat apa-apa, Freya mengusulkan agar dia ikut membantu di toko. Setidaknya bisa meringankan pekerjaan Freya.
Setiap hari Dave ikut membantu Freya dan Ibu di toko bunga. Seperti biasa toko selalu ramai dikunjungi para pelanggan. Beberapa pasang mata melirik-lirik ke arah Dave. Wajah tampannya tampaknya menarik perhatian khususnya para kaum hawa. Freya yang menyadari akan hal itu nampak senyum-senyum melihat adegan yang cukup menghibur menurutnya.
Dave yang sedikit merasa risih ditatap seperti itu tetap mencoba untuk terlihat tenang. Bagaimanapun mereka adalah pelanggan di toko itu. Harus tetap dilayani dengan ramah, sopan dan tersenyum.
Freya tak menyangka jika dampak kehadiran Dave cukup menarik perhatian. Teman-teman Freya yang biasanya jarang datang ke toko, sejak kehadiran Dave malah semakin sering datang meski kehadiran mereka hanya membuat ricuh dan ramai. Freya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah alay teman-temannya itu. Kadang Freya berpikir kenapa dirinya bisa mempunyai teman-teman yang absurdnya di luar logika.
Freya sedang sibuk menata rangkaian bunga untuk di pajang di kolase kaca. Lalu Dave datang menghampirinya. Wajahnya seakan menunjukkan sedang mengharapkan pertolongan.
" Frey, bantuin aku ya! ucapnya sedikit memelas.
" Kenapa? Freya pura-pura bertanya.
" Tolong bantu aku sembunyi dari teman-teman kamu itu ya. Aku nggk bisa fokus kerja kalau mereka terus gangguin aku! Please ya! pintanya dengan memohon.
Freya pun tersenyum lucu melihat ekspresi Dave yang menggemaskan seperti bocah imut itu.
" Kamu bantu Ibu aja tuh disana. Teman-temanku nggk akan berani kalau ada Ibu. Yang ada nanti mereka akan diceramahi! ucap Freya menenangkan hati. " Dan mereka paling tak doyan kalau sudah diceramahi sama Ibu.!
Dave pun mengikuti saran Freya. Ibu sedang sibuk menata bunga-bunga yang baru saja dipetik dari kebun. Melihat Dave muncul dihadapannya, Ibu sudah tahu apa yang hendak ingin dilakukan oleh pria itu.
Ibu pun menyuruh Dave mendekat di sampingnya. Dan dengan senang hati Dave melakukannya. Wajah teman-teman Freya pun terlihat masam ketika melihat Dave malah pergi membantu Nyonya Hermawan.
Mereka tak bisa bebas menggoda Dave lagi. Bisa-bisa Nyonya Hermawan akan menceramahi mereka 24/7.
Freya hanya tersenyum melihat tingkah lucu teman-temannya itu. Lumayanlah sedikit menghibur.
Sementara itu....
Ishana sedang menyiapkan sarapan untuk Eivel. Walau bagaimanapun hidup harus terus berlanjut. Meski tak henti-hentinya Ishana berdoa agar suaminya itu masih hidup dan kelak akan kembali pulang.
" Mama, kapan Papa pulang? Kenapa Papa nggk pernah telvon Eivel sih Ma? curhat Eivel pada Mamanya itu.
" Papa masih sibuk sayang. Nanti Papa pasti akan menghubungi Eivel kalau pekerjaan Papa sudah selesai.! ucap Ishana menenangkan hati putranya itu.
Eivel pun sibuk mengunyah sarapan roti favoritnya itu. Sedangkan Ishana sibuk dengan pikirannya. Entah sampai kapan dia akan membohongi putranya itu. Ishana tahu jika anaknya itu hanya pura-pura bertanya saja. Bocah pintar itu hanya tidak ingin membuat mamanya itu semakin khawatir. Karena dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah sarapannya dihabiskannya, Eivel pun pamit pada Mamanya. Kali ini dia akan pergi sekolah hanya diantar sopir saja. Eivel telah terbiasa mandiri. Dan dia memang bukan tipe anak manja.
" Pak Min, nanti jemputnya agak lama ya! beritahunya pada supirnya itu.
" Kenapa Tuan Muda? Pak Min balik bertanya.
" Ada yang mau Eivel kerjakan di sekolah.! jawab Eivel.
" Emang Tuan muda kerjakan apa ya? Masih SD juga tapi sudah seperti orang-orang dewasa gitu! Tanya Pak Min dalam benaknya. Sampai disekolah Eivel turun dari mobil dan langsung menuju ruangan kelasnya.
Eivel pun melangkah dengan gagah dan percaya diri memasuki ruang kelas meski pikirannya dipenuhi banyak ide dan pertanyaan. Sebagai anak jenius, IQ diatas rata-rata banyak hal yang selalu ingin diketahui olehnya dibanding anak-anak lain. Terkadang membuat gurunya bingung untuk menjawab.
Pernah sekali waktu Eivel bertanya pada gurunya, " Bu guru, mengapa waktu berputar hanya satu arah dan tidak bisa diputar ulang?
Pernah juga dia bertanya pertanyaan nyeleneh, " Bu guru mengapa satu di tambah satu harus dua? Dan kenapa angka-angka itu bentuknya demikian? Siapa yang menciptakannya dan membuat kita harus mempercayainya?
Mendengar pertanyaan Eivel kadang membuat gurunya bingung harus menjawab seperti apa. Karena semakin dijawab kadang Eivel malah balik bertanya lagi.
Sehingga guru-gurunya sering merasa was-was jika Eivel sudah mulai angkat tangan untuk menanyakan suatu pertanyaan.
Sedangkan Ishana setelah ditinggal Eivel ke sekolah, kembali menghubungi orang-orang yang dipercaya untuk mencari-cari keberadaan suaminya. Tapi hasilnya masih nihil. Keberadaan sang suami tak juga menghasilkan titik terang. Hilang ditelan bumi. Takdirkah ini atau semesta sedang merencanakan sesuatu?
Namun Ishana takkan menyerah untuk mencari. Ada keluarga besarnya yang selalu mendukungnya. Hanya satu keyakinannya bahwa suaminya itu masih hidup. Dimana pun dirinya berada saat ini, Ishana percaya suatu saat suaminya itu akan kembali. Menunggu waktunya tiba tapi tetap berusaha.
Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Ishana pun segera bangkit. Bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Semenjak hilangnya Dean, Ishana harus menggantikan suaminya itu untuk memimpin perusahaan.
Selama ini Dean selalu mengajari Ishana saat bekerja dari rumah dan sekali-sekali membawa Ishana ke kantor untuk memperkenalkan Ishana tentang dunia perusahaan, agar istrinya itu kelak jika dibutuhkan bisa membantunya.
Seperti saat ini, seolah-olah Ishana telah disiapkan untuk menghadapi situasi yang sebenarnya tidak diharapkan. Ishana harus terlihat kuat dan tegar agar tidak disepelekan oleh orang-orang yang menginginkan kehancuran perusahaan yang dibangun oleh suaminya itu.
Dan hasil tidak akan mengkhianati usaha. Ishana mampu menunjukkan kualitasnya sebagai seorang istri CEO. Tidak hanya modal mengandalkan kecantikan dan pesona, Ishana ternyata juga mampu memperlihatkan bakat dan kepintarannya dalam memimpin perusahaan.
Membuat para pesaing bisnis suaminya tidak berkutik dan berhati-hati untuk menghadapinya.
Para karyawan di kantor suaminya itu juga menaruh hormat dan respect kepada Nyonya muda mereka itu. Keduanya memang pasangan yang sempurna. Sepertinya mereka memang telah diciptakan dengan begitu sempurna untuk saling melengkapi satu sama lain. Sungguh karya Tuhan yang sempurna. Kalau pun ada yang merasa iri dan cemburu itu adalah hal yang wajar. Dalam dunia tipu-tipu ini, itu adalah hal yang biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments