Fredella Geya Ayana, tepat di bulan ke tiga, hari yang ke tujuh di tahun ini, merayakan hari kelahirannya. 25 kalender telah dilaluinya, 25 purnama telah dilewatinya dan selama itu pula banyak peristiwa yang telah dialaminya dan dirasakannya. Pengalaman terpahit dalam hidupnya adalah peristiwa 15 tahun yang lalu saat usianya baru 10 tahun, ayah dan ibunya telah kembali kepada sang penciptaNya karena kecelakaan mobil yang merenggut nyawa keduanya.
Freya yang selamat dalam peristiwa tersebut Haruskah kehilangan memorinya tentang kedua orang tuanya. Dia hanya bisa mengingat di hari kecelakaan dia diajak oleh kedua orang tuanya untuk pergi liburan ke puncak. Naas di tengah perjalanan mobil yang mereka tumpangi mengalami tabrakan dengan sebuah truck dari arah yang berlawanan. Sopir Truck Fuso yang mengemudi sambil mengantuk karena kelelahan menabrak mobil keluarga Freya. Mobil yang dikendarai oleh sang ayah hancur remuk karena hantaman keras yang tak dapat dihindari.
Ayah dan Ibu meregang nyawa di TKP, dan ajaibnya sebuah mukjizat Tuhan terjadi Freya selamat dari peristiwa tersebut. Melihat kondisi mobil yang rusak parah sangat diragukan jika ada penumpang yang masih selamat. Freya pun dirawat oleh Nyonya Clarissa Hermawan, sahabat ibunya saat sekolah dulu. Freya pun diangkat menjadi putri dalam keluarga Hermawan.
Hari ini Freya genap berusia 25 tahun. Ibu dan kakak angkatnya sudah mempersiapkan sebuah pesta kejutan yang sederhana sesuai dengan karakter Freya, untuk merayakan hari ulang tahunnya. Setiap tahunnya mereka selalu merayakannya. Meski sederhana namun penuh dengan sarat makna kebahagiaan. Dan moment ini adalah salah satu moment yang membahagiakan dalam hidup Freya.
Di Pesta kejutan kali ini, Ibu dan kakak angkatnya telah menyiapkan Pesta yang istimewa untuk Freya. Seperti biasanya Freya sibuk di toko melayani para customer dan wisatawan yang datang berkunjung ke desa itu. Toko bunga dan souvenir milik keluarga Hermawan sudah cukup terkenal di daerah itu dan selalu dijadikan rekomendasi bagi para pengunjung. Ada yang langsung tertarik dan membeli bunga atau pun souvenir lainnya atau hanya sekedar melihat-lihat keindahan bunga-bunga maupun lukisan yang dipajang di dalam toko.
Tak sedikit dari mereka tertarik dengan lukisan Freya dan berminat membelinya.
Keramahan dan kecantikan Freya sudah sangat dikenal oleh para pengunjung maupun para wisatawan itu. Bahkan mereka yang baru pertama kali datang begitu terkesan dengan sikap dan karakter Freya yang ramah, lembut dan penuh bersahaja.
Tutur bahasanya yang santun, membuat orang yang mendengarnya damai dan teduh. Sehingga nama Freya terkenal dari mulut ke mulut dan membuat mereka yang mendengarnya menjadi penasaran ingin berkunjung dan bertemu langsung dengan sosok tersebut.
Itulah sebabnya toko mereka selalu ramai dengan para pengunjung maupun wisatawan. Setiap kali setelah bertemu langsung dengan Freya mereka akan memberi kesan yang sangat positif.
" Gadis itu cantik dan ramah ya!
" Suara gadis itu lembut dan merdu sekali!
" Wah, gadis itu seperti malaikat yang turun dari surga !
"Sepertinya gadis itu cocok jadi menantu idaman!
Berbagai kata pujian dan sanjungan ditujukan kepada Freya meski Freya tidak mendengarnya sama sekali. Sekalipun dia mendengarnya tidak menjadikannya sombong atau angkuh. Hatinya tetap merendah dan tak lupa bersyukur untuk semua itu.
Memang tak dapat disangkal jika kesederhanaan, keramahan dan kelembutan hati seorang Freya mampu membius setiap mata yang memandang padanya. Bukan karena kecantikan fisik semata, melainkan karena aura kecantikan dari dalam hati dan jiwanya.
Waktu sudah menunjukkan senja hari. Freya bersiap-siap merapikan toko. Memperhatikan hal-hal penting sebelum menutup toko dan meninggalkannya dengan aman. Setelah semua dirasa aman baru dia pulang ke rumah dengan tenang.
Biasanya sang Ibu selalu bersama-sama dengannya. Dan sang kakak bertugas menjemput mereka. Tapi kali ini dia harus sendirian. Ibu dan kakaknya sibuk di tempat lain. Dengan menenteng tas hitam kecil di kedua bahunya, Freya berjalan menyusuri sore menuju halte Bus Mini-Trans. Kegiatan yang cukup menghibur baginya, merasakan suasana pedesaan yang tenang dan tentram. Jauh dari keriuhan keramaian kota.
Pemandangan alam desa yang masih alami. Meski bangunan perumahan sudah tergolong modern. Karena sebagai daerah wisata, pemerintah telah memajukan pembangunan di daerah itu agar lebih tertata rapi dan menarik. Lampu-lampu hias berwarna-warni menghias sepanjang jalan pedestrian menambah suasana meriah di desa itu. Sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya dan menikmati moment-moment indah di desa "Sejuta Pelangi".
Hanya butuh waktu 10 menit, Freya tiba di kediaman keluarga Hermawan. Lampu hias berwarna-warni tampak berkelap-kelip di setiap sudut halaman dan ruang di dalam rumah itu. Freya bisa merasakan aura-aura kejutan istimewa. Ibu dan kakaknya pasti telah bekerja keras untuk mempersiapkan pesta kejutan di hari ulang tahunnya ini.
Setiap tahun dia selalu mendapatkan kejutan yang berbeda. Membuat Freya selalu penasaran. Pernah di hari ulang tahunnya sebelumnya sang kakak memberi kejutan dengan seluruh masyarakat desa memberinya ucapan selamat ulang tahun di setiap sudut pintu rumah mereka.
Pernah juga sang Ibu memberinya kejutan dengan memberinya gaun seorang princess. Sepanjang hari itu dia diperlakukan layaknya seorang putri, tidak boleh melakukan pekerjaan apapun bahkan dia dilayani layaknya putri raja.
Dengan semangat dan hati yang penasaran sekaligus bahagia, Freya melangkahkan kakinya menemui kebahagiaan yang sudah menunggunya di dalam dan dari orang-orang yang begitu mencintai dan menyayanginya dengan sepenuh hati.
Freya memegang gagang pintu, memutarnya perlahan dan pintu terbuka pelan-pelan, Lalu...
" Surprise.........!!!! Ibu dan kakaknya berdiri di balik pintu sambil memegang kue ulang tahun bernyala menyambut kedatangan Freya.
Freya yang sudah hafal persis kejutan tersebut tetap saja selalu terkejut dan merasa bahagia serta antusias. Baginya kedua pribadi ini adalah harta kebahagiaannya yang tak dapat dinilai dengan harta apapun di dunia ini dan tidak akan pernah bisa tergantikan.
Dan semua itu adalah anugerah yang terindah dan terbesar dari Tuhan dalam hidupnya. Meski dia telah kehilangan kasih sayang kedua orang tua kandungnya tetapi Tuhan telah memberinya dengan kebahagiaan yang lain yang tak kurang dari kebahagiaan kedua orang tuanya.
Malam itu mereka bertiga merayakan kebahagiaan bersama-sama. Dan sebagai puncak dari kebahagiaan tersebut adalah Ibu dan kakaknya telah menyiapkan sebuah hadiah yang istimewa untuk Freya. Sebuah amplop putih yang diberikan oleh sang kakak kepada Freya.
Freya tidak bisa menebak kira-kira hadiah apa yang bisa dimasukkan ke dalam amplop. Freya menerima amplop dari tangan sang kakak. Dipandanginya sekilas dan kemudian dibukanya dengan rasa penasaran. Dua buah tiket pp ke kota Z dan sebuah voucher menginap di hotel berbintang lima.
Freya yang terkejut sekaligus bingung, mengapa tiba-tiba Ibu dan kakaknya memberinya hadiah tiket pesawat dan voucher menginap di hotel berbintang selama 5 hari penuh. Ibu dan kakaknya mengerti akan gurat kebingungan sekaligus penasaran yang tersirat di wajah Freya.
" Sayang, Ibu dan kakakmu sudah lama merencanakan hal ini. Kamu butuh suasana baru karena selama ini kamu selalu berada di tempat ini dan tidak pernah kemana-mana. Karena itu Ibu dan kakak mu membeli tiket pesawat supaya kamu bisa pergi liburan.! ucap sang Ibu memberi penjelasan sekaligus menjawab rasa penasaran dalam pikiran Freya.
Freya hendak menyampaikan sesuatu tetapi langsung Di potong oleh sang kakak.
" Tidak ada kata penolakan. Kamu tidak perlu khawatir tentang apapun. Soal toko, tentang Ibu atau tentang apapun tidak perlu kamu pikirkan atau risaukan. Kakak dan Ibu akan mengurusnya dengan baik. Tugasmu hanya pergi berlibur dan menikmati hari-hari liburmu dengan menyenangkan.!"
Freya pun tidak dapat membantah atau menolak perkataan sang Ibu dan kakak. Lagi pula tiket sudah ada di tangan tidak mungkin dikembalikan lagi. Ibu dan kakaknya pasti sudah bersusah payah untuk membelikan tiket yang terbilang cukup mahal untuknya pergi berlibur.
Selama ini Freya memang selalu berkutat dengan pekerjaannya di toko. Tidak pernah menuntut untuk dirinya sendiri. Freya pun terharu dengan hadiah yang diberikan oleh Ibu dan kakaknya kali ini. Rasa bahagia, haru, senang, gembira bercampur aduk dalam hatinya saat ini.
Matanya sampai berkaca-kaca karena menahan haru kebahagiaan. Dipeluknya kedua insan yang sangat dicintainya itu. Dalam dekapan yang penuh kehangatan dan kasih sayang mereka saling berbagi kebahagiaan.
Disaat Freya sedang larut dalam kebahagiaan bersama dengan dua orang kesayangannya itu, lalu tiba-tiba muncul pasukan heboh yang sepertinya sejak tadi bersembunyi di dalam rumah.
" Happy birthday Freya manis.! teriak sahabat-sahabat terbaiknya. Aura si tomboy, Arabell si tulalit, Chandara jagoan satu-satunya, Bonita si perfeksionis dan juga Emma Si paling teliti.
" Kalian kok ada disini juga? tanya Freya yang juga terkejut melihat kehadiran para soulmate nya yang heboh sekampung itu.
" Iya dong, masa kamu bahagianya sendirian aja. Kami juga pengen dong! jawab Aura.
Lalu Emma menimpali perkataan Aura.
" Kamu salah Ra, Freya kan nggk sendirian ada Tante sama Kak Gama juga!
Aura menunjukkan wajah cuek juga kesel mendengar Emma memperbaiki perkataannya.
" Kami juga ingin merayakan hari ulang tahun kamu dong Frey.! ucap Arabell tanpa mempedulikan perbedaan pendapat antara Aura dan Emma.
Sudah menjadi kebiasaan mereka untuk saling mengkritik tetapi tetap saling mendukung dan menyayangi.
Kemudian Chandara pun berkata,
" Sebagai sahabat terbaik kami pasti akan selalu hadir untuk kamu.!
Bonita dan Emma mengangguk mengiyakan perkataan Chandara.
Malam ini mereka merayakan hari ulang tahun Freya dalam kegembiraan dan suka cita. Tertawa, menari, dan bernyanyi . Meluapkan kebahagiaan di hari yang istimewa. Berbagi suka cita dan kegembiraan dengan orang lain akan lebih bermakna dari pada hanya menikmatinya seorang diri.
Freya dan orang-orang terkasihnya melewatkan malam ini dengan perasaan yang bahagia.
Karena sudah disepakati bersama, maka selama Freya berlibur, Kakak Gama yang akan membantu ibu di toko. Tiket pesawat bertanggal 2 hari kedepan tapi Ibu sudah terlihat sibuk menyiapkan keperluan yang akan Freya bawa selama liburan. Seolah-olah Freya adalah anak kecil yang masih bergantung pada orang tuanya.
" Ibu, Freya kan cuman liburan doang bukan pindah rumah. Jadi Freya nggk butuh barang-barang itu semua! protes Freya pada Ibunya itu.
" Ibu sudah cek tempat liburan kamu. Katanya cuaca disana saat ini sangat dingin, kamu butuh pakaian hangat, kaos kaki, sarung tangan, topi hangat bla... bla.... bla....! ucap Ibunya dengan penuh perhatian.
" Hemmm! jawab Freya dengan pasrah.
" Kamu kan sensitif dengan cuaca dingin sayang! tambahnya lagi.
Layaknya seorang Ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang kepada anaknya.
Freya pun memeluk Ibu angkatnya itu. Kasih sayang wanita itu bahkan melebihi kasih sayang seorang ibu kandung.
" Ibuku sayang, sekarang itu lagi musim panas, Freya nggk perlu bawa itu semua ! ucapnya dengan manja.
Ibunya tersenyum sambil dipeluknya Freya dengan penuh cinta dan keibuan.
"Terima kasih ya Bu. Aku sayang Ibu! balas Freya kemudian. Hatinya diliputi rasa haru, wanita paruh baya itupun ikut terharu.
Hari H keberangkatan, pagi-pagi sekali Ibu angkat Freya sudah sibuk di dapur menyiapkan makanan sarapan untuk Freya. Ibunya itu masih saja memperlakukannya seperti anak kecil padahal usianya sudah 25 tahun. Bahkan sudah saatnya untuk menikah dan menjadi seorang ibu.
Freya yang muncul dari balik dan melihat ibunya itu dengan segala kesibukannya, memeluknya dari belakang. Rasa sayang dan kagumnya pada wanita itu tidak akan pernah habis. Dipeluknya dengan erat dan hangat sembari memejamkan matanya seakan enggan untuk melepaskannya.
" Ibu, terima kasih ya. Sudah menjadi Ibu yang baik untuk Freya. Dan Freya bahagia menjadi putri Ibu. Freya sayang Ibu, selamanya! bisik Freya dengan jujur dan tulus dari lubuk hatinya yang terdalam.
Kemudian diciumnya wajah Ibunya itu dengan kecupan-kecupan sayang. Gama yang baru bangun dan ikut bergabung, ketika melihat pemandangan yang indah itu membuat hatinya pun ikut mewek.
" Apaan sih nich, pagi-pagi sudah bikin drama melankolis.! ujarnya mencoba mengalihkan rasa haru dihatinya.
" Suka-suka dong, kakak cemburu ya! goda Freya.
" Cemburu sedikit. Kakak juga ingin dimanja dong. Masa Freya doang yang dimanja! balasnya dengan pura-pura merajuk.
Wanita itu pun membuka lengannya sambil tersenyum kepada putra kesayangannya itu. Lalu ketiganya saling berpelukan, meluapkan perasaan sayang dalam hati mereka masing-masing.
Satu koper hitam kecil dan tas ransel sudah siap dengan rapi. Freya juga terlihat cantik dan rapi dengan topi boater favoritnya yang semakin menambah kecantikan parasnya yang imut dan manis.
" Sudah siap berangkat kan! seru Gama.
Freya menjawab dengan anggukan dan senyuman manisnya.
" Oke, kita berangkat.! Diangkatnya koper dan tas milik Freya, dimasukkannya ke dalam bagasi mobil miliknya. Gama yang akan menghantar Freya ke bandara. Sedangkan ibunya memilih untuk tinggal di rumah saja. Beliau mengatakan tidak akan sanggup menahan air matanya nanti jika melihat Freya pergi jauh darinya. Yang ada dia akan menangis di bandara dan itu pasti memalukan sekali. Meski sebenarnya itu adalah hal yang biasa. Tapi lebih baik baginya untuk tinggal di rumah saja atau pergi ke toko saja seperti biasanya agar tidak terlalu kepikiran.
Dengan mobil mini cooper paceman grey milik sang kakak, Freya duduk manis di samping sang kakak yang mengemudikan mobilnya. Dan sang ibu melepas kepergian putri tersayangnya dengan hati yang sebenarnya tidak rela jika mereka harus berpisah meski hanya untuk beberapa hari saja. Dari jauh dia berdoa dalam hatinya demi keselamatan putrinya itu.
Mobil mini itu melaju dengan kecepatan minimum. Pesawat take off kira-kira 2 jam lagi. Jarak yang ditempuh dari rumah ke bandara hanya sekitar 45 menit jadi tidak perlu terburu-buru. Dalam perjalanan, Freya menikmati pemandangan alam yang menyegarkan mata. Kendaraan yang berlalu lalang cukup ramai karena bertepatan akhir pekan banyak wisatawan yang berkunjung.
Sang kakak pun memilih jalur lain yang sepi dari kendaraan. Dan hanya menambah waktu perjalanan kira-kira 20 menit. Jalur ini jarang dilalui kendaraan karena menambah jarak waktu perjalanan dan juga suasananya yang kurang diminati oleh para sopir. Seakan-akan ada aura mistisnya.
Tapi bagi Gama sebagai penduduk lokal, hal itu tidak terlalu berpengaruh baginya.
Sambil mendengarkan lagu " Andy Gramner" lewat pemutar musik, suasana perjalanan semakin menyenangkan. Sesekali Freya dan Gama berbincang-bincang santai.
Kira-kira 35 menit kemudian masih sepertiga perjalanan saat mereka sedang asyik bercerita, tapi Gama selalu fokus menyetir memperhatikan jalanan yang dilaluinya, mendadak menghentikan mobilnya yang membuat Freya sedikit terkejut. Pikirannya pun diliputi tanda tanya.
Ternyata di depan sana Gama melihat sebuah mobil mewah hampir saja masuk jurang. Mobil itu terlihat ugal-ugalan, melaju kencang dan zig-zag tak terkendali sama sekali, hingga akhirnya membelok ke tepi jalan menabrak pohon yang tumbuh disekitar jurang di lokasi itu.
Dalam sepintas Gama bisa menebak jika mobil itu pasti mengalami rem blong. Posisi mobil itu kini cukup berbahaya karena terlihat menggantung diantara dahan-dahan pepohonan yang kapan saja bisa patah.
Kondisi mobil itu cukup parah terutama bagian depan. Pintu sopir sebelah kanan terbuka karena daun pintunya terlepas akibat benturan yang sangat keras. Freya yang hanya melihat bagian akhir dari kejadian tersebut tak kalah terkejutnya. Mengingat dirinya pernah mengalami kecelakaan mobil dan meninggalkan trauma yang cukup mendalam dalam hatinya.
Gama segera keluar dari mobilnya dan berlari ke lokasi kejadian tersebut. Rasa kemanusiaannya menggerakkan hatinya untuk segera menolong orang yang ada di dalam mobil itu yang mungkin masih bisa diselamatkan. Melihat kondisi mobil yang parah bisa saja merenggut nyawa penumpang didalamnya. Tapi siapa tahu penumpang didalam sana masih hidup dan membutuhkan pertolongan.
Karena jalur ini jarang dilalui oleh kendaraan lain maka tak terlihat satupun kendaraan yang melintas ditempat itu. Dan entah kenapa mobil yang satu ini malah bisa tersesat dan melintasi jalur ini. Gama bahkan tak terpikirkan untuk menghubungi pihak yang berwajib. Dalam benaknya saat ini adalah menolong manusia yang ada didalam sana.
Dengan hati-hati Gama mendekat ke sisi kanan mobil untuk melihat keadaan si sopir terlebih dahulu. Mobil terlihat bergoyang pelan karena memang posisinya yang menggantung. Setelah lebih dekat Gama bisa melihat kondisi di sopir yang sangat terluka parah.
Wajahnya penuh berlumur darah. Akibat benturan dan goresan serpihan kaca yang mengenai wajahnya. Gama pun mencoba melepaskan seatbelt yang menahan tubuh pria itu. Gama melirik ke dalam mobil melihat penumpang lainnya. Tapi hanya pria itu sendiri. Syukurlah, tidak ada korban lainnya.
Gama berusaha dengan cepat melepaskan tubuh pria itu. Karena tidak ada yang bisa menduga sampai kapan mobil itu bisa bertahan disana. Dan untungnya seatbelt nya mudah untuk dilepaskan. Gama pun segera menarik tubuh pria itu yang ternyata cukup berat. Untung saja selama ini Gama gemar berolahraga sehingga tenaganya cukup kuat.
Ketika Gama sudah memeluk tubuh pria itu dan hendak menariknya, goyangan mobil itu semakin kencang. Gama berhenti sejenak. menyeimbangkan tubuh agar tidak mengakibatkan kesalahan fatal yang bisa saja juga merenggut nyawanya.
Gama menarik napas sejenak, menghitung dalam hatinya membuat ancang-ancang sebelum melakukan aksinya mengangkat tubuh pria itu dari sana segera.
" satu, dua, tiga!
Gama segera menarik tubuh pria itu dengan sekuat tenaga dan akibat hentakan yang cukup keras membuat mobil itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjun bebas meluncur ke bawah jurang yang gelap tertutup pepohonan yang rimbun dan lebat..
Pada saat yang bersamaan, terdengar suara teriakan Freya dari kejauhan.
" Tidaaaaakkkk.....!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments