Ke Tanjung Kodok yuk!

Udah sore ya?" masih linglung karena mimpi biadap tadi, aku memeriksa jam pada ponselku. Dan … what?

Udah jam setengah lima sore?

Tadi nyampe rumah Yang Kung sekitar jam sebelas pagi, aku masuk kamar dan tidur jam dua belas, dan sekarang

udah jam setengah tujuh malam aja. Hebaaaat. Aku udah tidur lima jam lebih, di rumah orang. Kalau Mama tahu, aku pasti langsung kena omel. Taruhan deh, beliau pasti bakal bilang, "Hebat kamu Nak, belagak jadi Ratu di rumah orang! Jangan permalukan Papa sama Mama. Kami nggak pernah didik kamu jadi anak malas.

Harus rajin! Bangun yang cepat! Dan bantu-bantu si empunya rumah buat ngerjain pekerjaan rumah tangga. Kalau kamu nunjukin sikap pemalas kamu kayak gitu, laki-laki bakal illfil. Dan kamu nggak akan pernah nikah seumur hidup kamu. Siapa juga yang mau punya istri pemalas yang nggak bisa ngurus rumah?"

Omelan Mama kepanjangan ya? Emejing juga sih aku bisa ngapal omelan sepanjang itu dengan lancer. Tapi nggak usah heran, aku bisa ngapalin itu bukan karena aku jenius, tapi karena sejak SD sampe bangkotan seperti ini, si Mama selalu ngomelin aku pake kalimat yang sama kalau aku pergi nginep di tempat Bibi, dan bangun telat. Aku sampe bosen ngedengernya. Dan saking bosannya sampe-sampe kalimat akhir dari omelan itu, yang agak-agak nyelekit bin ngejleb, bisa aku abaikan.

Aku baru saja akan keluar untuk ke kamar mandi, ketika suara di depan pintu kamar terdengar.

Zachary tampak tersenyum canggung ketika aku membukakan pintu untuknya.

"Hai," sapaku sambil tersenyum malu-malu, berharap nggak ada belek di sudut-sudut mata yang bikin

cowok kece ini illfil sama aku.

"Hai. Aku pikir kamu masih tidur." Kelihatannya dia kebingungan nyari topik apa yang pantas dibicarain sama orang asing kayak aku.

"Aku udah tidur kelamaan sampe leherku jadi sakit." Heran juga sama si Kanya, yang lebih milih

jatuh cinta pada pandang pertama sama Mas Bian, ketimbang Zachary yang sudah jelas-jelas ganteng, cute, wangi, dan sifat malu-malunya itu lho … manis bangeeeet. Jadi pengen bungkus, trus bawa pulang nih anak orang.

"Yang Kung sama Mommy suruh aku bangunin kamu buat makan malam. Kamu pasti laper."

"Hehehe iya." Aku nyengir, sambil ngangguk-ngangguk perkutut menjawab pernyataan Zachary.

"Oh ya, Bima sama Mas Bian mana?"

"Mas Bian, Mas Ervin, sama Daddy lagi pergi ke rumah Kanya buat ngebatalin acara perjodohan. Mereka udah

pergi dari tiga jam yang lalu," jelas Zachary, "sementara Bima lagi maen sama Mommy dan Yang Kung."

"Oh." Hanya itu reaksi yang keluar dari mulutku.

Sejujurnya aku agak khawatir mendengar Bima sedang bermain dengan Tante Rosamund. Bukan apa-apa, hanya saja aku takut keberadaan Bima membuat hati Tante Rosamund sakit. Mengingat dia adalah anak dari Mas Bian. Keberadaan Mas Bian, yang notabenya adalah anak Om Wiryo dari perempuan lain saja sudah membuat Tante Rosamund kesal, dan siap menyate suaminya hidup-hidup. Apalagi dengan keberadaan Bima di sisinya?

Seolah bisa membaca pikiranku, Zachary

tersenyum kalem dan berkata, "Jangan khawatir. Mommy memang nggak suka

sama Mas Bian, tapi dia suka sama anak-anak. Bima bisa bikin dia jatuh cinta

sejak gedongan pertama," Zachary terkekeh, "Sekarang kamu pasti sulit

buat misahin Mommy dari Bima. Karena mereka udah lengket banget. Mommy nggak

mau jauh-jauh dari Bima, katanya dia kangen pengen punya anak bayi lagi," Zachary

bergidik ngeri saat mengucapkan kalimat terakhir. Kayaknya dia ogah punya adik

lagi. Hahaha.

"Oh."

"Aku ke kamar mandi dulu. Buat cuci muka, eh, mandi! Setelah selesai baru aku nyusul ke ruang makan." Makan sore atau malem sama orang yang baru dikenal, kudu rapi dan wangi. Kesan pertama itu penting coy.

"Oke." Zachary berbalik hendak pergi.

"Eh. Zachary!" sial! Baru inget.

"Ya?" Zachary menoleh, bingung.

"Kamar mandinya di mana ya?" tanyaku malu-malu. Mau mandi, tapi nggak tahu dimana letak kamar

mandinya? Bego kamu, Ci!" Zachary nyengir kemudian memberitahuku dimana letak kamar mandi rumahnya.

Aslinya Tante Rosamund itu orangnya nyenengin, baik, dan ramah. Cuma kalau ngedenger nama, atau berhadapan langsung sama Mas Bian dan Om Wiryo, mukanya langsung switch ke mode jutek permanen. Bisa dimengerti sih kenapa Tante Rosamund bersikap demikian, cuma agak lucu aja ngeliat orang yang bisa merubah sikap dan kepribadian dalam waktu singkat, cuma gara-gara lihat muka orang yang nggak disukai. Dan juga ngedenger

namanya.

Ngomong-ngomong Tante Rosamund kayaknya serius pengen nambah Baby lagi. Dia kelihatan seneng banget gendong Bima, dan nggak peduli kalau Baby bima ngerengek pengen digendong sama aku. Tante Rosamund 'nyogok' Bima dengan berbagai macam kue bolu lezat, biar dia nggak mewek minta gendong ama Tantenya yang cakep ini. Ahay!

Betewe, Tante Bule Rosamund, itu si Bima masih bayi, belum genap setahun. Emang mempan disogok bolu?

Saking bernafsunya ingin memonopoli Baby Bima sendirian, Tante Rosamund menyuruh Zachary buat ngajak aku jalan-jalan ke Tanjung Kodok.

Jalan-jalan ke Tajung kodok bareng Pangeran Kodok (nunjuk Zachary). Asik juga. Oh ya, Tanjung Kodok itu

nama tempat wisata di Lamongan kan ya?

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!