Pulang Bersama

Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu, Riani yang sudah selesai membereskan buku buka nya segera ia masuk kan ke dalam tas, ia melihat di dalam kelas sudah kosong tinggal dirinya, ia segera berdiri dan mencari keberadaan Gilang. Riani yang melihat ada teman nya Gilang seger menghampiri nya

"Kak, lihat kak Gilang ngga?" Tanya Riani

"Masih di kelas, Kenapa cari Gilang?"

"Ngga papa, Kelasnya di mana?"

"Tuh di pojok"

"Makasih kak" Riani segera berjalan ke ruang kelas Gilang, ia masih melihat Gilang duduk di bangku dan di samping nya ada cewek yang tadi pagi membuat nya kesal. Ia segera masuk ke kelas tanpa mengetuk pintu

"Kak"

Gilang yang mendengar suara Riani segera menoleh. "Ya kenapa? Udah mau pulang ya?"

"Iya kata kak Gilang tadi pulang bareng lagi" Riani menujuk kan senyumanya.

"Manis banget sih kamu" Tanpa sadar ke dua tangan Gilang mencubit pipi Riani dengan pelan

"Kak" sungguh saat ini Riani merasa salah tingkah ke dua telinga nya juga merasa panas

Renita yang melihat ke dua nya sangat dekat merasa kesel, jika saja tak ada Gilang mungkin Riani akan di hajar nya habis habisan.

Riani yang sadar akan tatapan kesal dari Renita ,sengaja membuat nya semakin panas dengan berani ia mengandeng tangan Gilang. "Yuk kak buruan, aku mau ketemu sama Vanes"

Gilang yang di tarik Riani hanya menurut saja, mereka berdua keluar dari kelas masih bergandeng tangan, entah merasa nyaman atau keduanya lupa jika masih bergandengan tangan sepanjang jalan, Bisikan bisikan orang yang masih di sekolah terdengar di telingan Riani, ia baru sadar sedari tadi masih bergandengan tangan, ia seger melepaskan tangan Gilang

"Maaf kak"

"Ya"

"Riani!!" Vita berteriak dan mengejar Riani yang sudah jauh di depan nya

"Ya kenapa?" jujur ia masih merasa kesel dengan sikap Vita yang sekarang

"Udah mau pulang? Gue bareng lo ya, sekalian lihat ke adaan Vanes"

"Gue ngga bawa mobil"

"Mau pulang bareng kak Gilang kan? Gue ikut ya? Yan Rin?"

"Tanya aja sama kak Gilang di bolehin ngga?"

"Boleh yang kak?"

Entah kenapa Riani merasa Vita mencari muka di hadapan Kak Gilang, dan ia juga seakan memaksa untuk pulang bersama.

"Hem"

Gilang menarik tangan Riani dengan pelan untuk menujuk ke parkiran, ia yang sadar masih menarik tangannya Riani segera melepaskan.

"Sakit ya?"

"Enggak, lagian kakak narik nya pelan juga kok"

"Udah masuk yuk" Gilang segera membuka kan pintu mobil untuk Riani

Di perjalanan pulang yang terjadi hanya keheningan mereka bertiga sibuk dengan pemikiran masing-masing. Jam 4 waktunya macet karena banyak yang pulang dari kantor, sungguh Riani sudah lelah di jalan ia yang sudah mulai mengantuk memejam kan matanya perlahan demi perlahan akhirnya ia tertidur juga.

Gilang yang menyadiri jika Riani sedang tertidur, ia membawa mobil nya dengan pelan agar tak mengganggu tidurnya.

__

__

__

Mobil nya ia naiki sudah sampai di rumah Hermawan Wijaya, ia segera mematikkan mobilnya, Vita yang menyadari sudah sampai segera turun dari mobil, entah sengaja atau tidak ia menutup pintu dengan sangat kencang

Brakk

"Egggh" Riani yang mendengar suara keras mengelilitkan tubuhnya, ia masih melanjutkan tidur nya

Gilang yang melihat Riani masih tertidur segera membopong tubuh nya, ia masuk ke dalam rumah di ruang tamu ternyata ada Mommy

"Mommy, sejak kapan mommy disini?" Tanya Gilang

"Tadi, kenapa Riani Lang?"

"Cuma tidur, tante kamar Riani yang mana?"

"Deket kamar Arvino"

Gilang menganggukan kepalanya, ia segera menaiki tangga untuk menuju kamar Riani, jujur saja ia agak ke susahan untuk membuka pintu dalam ke adaan tangan masih membawa tubuh Riani.

"Kalau ngga bisa minta tolong dodol!!"

"Hah... Buruan buka"

"Iyeeeee"

Ceklek

"Jangan sampai bengkak lagi!!" Teriak Arvino

"Sialan lo!!"

Gilang segera mebaringan tubuh Riani, ia berniat akan keluar dari kamar baru saja membalik kan badan tangan Riani menarik lengan Gilang. Pelan pelan Gilang melepas tangan Riani.

Gilang segera turun untuk menemui Mommy nya, ia melihat merek masih berkumpul di ruang tamu.

"Mom, udah mau pulang?"Tanya Gilang

"Belum, kenapa kamu udah mau pulang?"

"Emm ngga tau Mom"

"Pulang, dari kemarin ngga pulang dasar anak nakal" Indah mencubit perut putranya dengan pelan

"Aww Mom sakit"

"Biar tau rasa! Punya rumah sendiri pulang nya ke rumah orang lain!"

"Ngga papa lah Jeng Indah, namanya juga masih anak anak" ucap Mita

"Takutnya ngrepotin Jeng"

"Engga ya Mom" prtotes Gilang

"Ya udah terserah kamu aja... Udah jam 5 saya balik dulu ya jeng takut di cari nanti"

"Nginep di sini sekali kali jeng... Biar saya ada temen nya"

"Lian kali yang jeng Mita" Indah segera berdiri tak lupa cipika cipiki dulu.

"Hati hati Mommy"

"Pulang jangan sampai ngga pulang!!"

"Yess Mom"

"Makan dulu Lang" Tante Mita menwari Gilang untuk makan terlebih dahulu

"Nanti aja tan, Gilang mau ke atas dulu"

"Bangunin Riani sekalian ya, ngga baik jam segini tidur"

"Iya tante"

Ia pergi ke kamar Riani, saat di kamar melihat Riani yang terlalu pulas dalam tidurnya membuat ia tak tega membangukannya. Gilang yang merasa leleh ikut berbaring di samping Riani, ia merasakan kantuk yang sudah menyarang perlahan lahan matanya terpejam.

Riani mengerakan tubuhnya ia merasa perutnya tertimpa benda besar, ia mengerjap kan mata nya ber ulang kali saat melihat ada tangan yang melingkar di perutnya. Hah tangan siapa nih, Riani yang penasaran menoleh ke samping, mata yang masih terrasa berat untuk di buka, sekarang menjadi melotot saat di samping nya ada wajah Gilang, Riani yang terkejut sudah siap akan berteriak. Belum sempat ia teriak Gilang sudah membuka mulutnya.

Cup

Riani semakin di buat melotot bibir kenyal milik Gilang menempel sempuran di bibirnya, Gilang yang melihat Riani diam saja semakin menempelkan bibirnya. Entah setan apa yang merasuki Riani tiba tiba saja tubuh nya terasa kaku, tak ada penolakan dari Riani, Gilang ******* bibir mungil Riani dengan pelan, Riani yang baru pertama kali merasakan ciuman hanya diam dan menikmati, entah sejak kapan kedua tangan mereka saling berpelukan.

Gilang yang sudah tak tahan semakin liar mencium bibir Riani, tangan nya sudah gatal untuk menyentu bukti kembar milik Riani, sejak kapan kancing nya terbuka. Sungguh melihat itu membuat Tubuh Gilang semakin memanas.

Tok tok tok

Mereka berdua yang tersadar akan ada yang masuk segera melepas kan ciuman nya, Gilang berlari ke arah sofa ia pura pura tertidur di sofa. Riani yang melihat Gilang pura pura tertidur segera membuka pintunya

Ceklek

"Kenapa Vit?"

"Di suruh bangun sama mama lo"

"Iya, bentar"

"Kak Gilang ada di sini ngga tadi di cari in sama kak Arvino"

"Ngga tau gue! Ya udah gue mandi dulu"

"Ya gue turun dulu ya"

"Iya"

Riani segar menutup pintu nya lagi tak lupa ia kunci, ia tak ingin ada yang masuk ke kamar nya dan melihat Gilang tertidur di kamarnya.

"Kak, bangun udah ngga ada orang"

"Emm... Ya Rin tadi"

"Kak jangan di bahas aku malu" ke dua pipi Riani memerah, ia masih terbayang bayang ciuman tadi

"Bibir kamu manis" Ucap Gilang tanpa tau malu

"Kak!! Riani beneran malu tau ngga!"

"Tadi aja di nikmatin sekarang malu" ejek Gilang

Bugg

"Aww, kenapa Kakak di tonjok sih?"

"Kakak nyebelin, udah aku mau mandi terus turun mau ketemu Vanes!"

Riani segera masuk ke kamar mandi dan menutup pintu sangat kencang

Brakk

"Ehh buset, bikin kaget"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!