Terlambat

jam sudah menunjukan angka 9 malam, ke dua teman Riani sudah pulang sejak sore tadi sekarang hanya tinggal Riani sendiri di kamar seperti hari hari biasa. Riani yang sudah mulai mengantuk segera memejamkan mata karena besok hari senin waktunya masuk sekolah lagi.

...****************...

Hari senin kebanyakan anak-anak sekolah malas untuk bangun pagi, jam sudah menunjukan angka 6 kicauan burung saling bersahuntan sejak tadi, tapi tidak membuat Riani segera bangun ia masih nyenyak dalam tidur nya.

Tok tok tok

"Sayang bangun udah jam 6!" Mita mengetuk pintu Riani dengan kencang karena sudah jam 6 putrinya belum juga bangun

Riani memang sulit di bangunkan ketika hari sekolah padahal setiap hari minggu ia bisa bangun pagi sekali

"Sayang bangun nanti kamu terlambat!" Mita terus mengetuk pintu

Riani yang masih nyenyak dalam tidurnya tak mendengar suara Mama nya yang sedang mengetuk pintu sedari tadi. Ia semakin menarik selimutnya untuk menutupi wajahnya tapi baru saja ia menutupi wajahnya ponselnya berdering dengan sangat kencang

'Astaga siapa sih sepagi ini yang telpon gue'

Riani yang terkejut dengan deringan ponsel segera bangun dan duduk ia mengambil ponsel nya, baru saja ia membuka ponselnya Riani dibuat semakin terkejut melihat jam di ponselnya.

"Aaaaa… Aduh kenapa bisa gue bangunnya kesiangan!" Riani buru- buru pergi ke kamar mandi untuk segera mandi ia mempercepat agar tidak terlambat, Riani mengambil seragam sekolahnya, setelah selesai ia langsung turun untuk segera berangkat

"Ma kenapa ngga bangunin Riani?"

"Mama udah bangunin dari tadi ya, emang dasar kamunya aja yang tidur kaya kebo... Udah sini buruan sarapan" Mita sudah menyipkan roti untuk sarapan

"Udah nanti aja Ma di kantin… Aku berangkat dulu ma" ia mengecup pipi Mamanya

Riani keluar dari rumah tanpa pamit ke pada Papanya, ia segera masuk ke mobilnya ia sudah yakin jika ia terlambat. Semoga saja ngga macet

Ia terus melajukan mobilnya dengan cepat ia tak ingin terlambat. Tinggal 15 menit lagi ia sampai ke sekolah, tapi ia terjebak macet

"Aduh gimana ini… Aaah gue ngga mau sampai di hukum!" Riani sudah bingung sekali ia melihat di depannya masih macet

Tin tin tin tin

Riani terus membunyikan klakson nya, dari depan mobil sudah mulai berjalan Riani yang sudah melihat kelonggaran di jalan langsung menyalip mobil yang di depannya.

Ia terus mempercepat laju mobilnya tinggal 5 menit lagi ia sampai, saat sudah sampai di depan gerbang sekolah ternyata sudah di tutup

"Astaga sial terlambat lagi" ia menpuk jidatnya

Riani turun dari mobil menghampiri pak Satpam agar membuka gerbangnya

"Pak tolong bukain dong, ini kan masih kurang 5 menit masa iya udah di tutup gerbangnya..."

"Maaf ngga bisa!" ujar pak Satpam

"Pak tolong dong… Ini kan masih 5 menit!" Riani terus membujuk pak Satpam agar membuka gerbangnya tapi sayang ia tetap tak membuka kan gerbangnya

Riani yang sudah lelah membujuk pak Satpam akhirnya ia punya ide buat masuk ke sekolah ia akan memanjat tembok di belakang sekolah, ia harus lewat belakang agar tidak ada yang tau. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi sopir pribadinya untuk mengambil mobil

Setelah ia menghubungi sopirnya Riani menitipkan kuncinya pada Satpam, tanpa rasa curiga pak Satpam mengambil kunci mobil Riani, ia lantas menunggu jika ada yang akan mengambil mobil milik Riani

'Gue harus bisa mengalihkan perhatian pak Satpam agar bisa segera masuk'

Riani mengambil batu kecil-kecil untuk di lempar kan ke arah samping agar pak Satpam pergi

Tuk tuk tuk

Pak Satpam yang mendengar adanya suara dari arah samping bergegas mencarinya, Riani yang melihat pak Satpam nya pergi ia segera berlari mencari jalan agar bisa masuk. Di depan nya sekarang ada tembok tinggi ia bingung cara memanjatnya apalagi ia menggunkan rok pasti susah, ia melihat kanan kiri untuk mencari tangga dan ia melihat tangga di samping pohon. "Nah kan akhir nya ada tangga juga"

Ia segera mengambil tangga lipat itu untung aja ada tangga lipat jadi ia bisa masuk ke sekolah, ia segera menaiki tangga satu persatu ia melihat sekeliling tidak ada orang satu pun pasti mereka semua masih melaksanakan upacara. Riani yang melihat di bawah awan segera melompat

"Aww..." ia terjatuh dan merasakan kaki nya sakit, Riani tak ingin lama-lama di sana segara berdiri dan berjalan menuju uks. Ia sudah sampai di uks dan di dalam ada dua penjaga uks ia melirik ke lapangan dan ternyata upacara baru di mulai.

"Kenapa dek ngga ikut upacara?" seorang laki- laki bertanya ke Riani

"Kaki saya sakit kak.." jawab Riani dengan menunduk ia tak tau siapa yang bertanya, tapi ia seperti mengenal suara itu, Riani yang penasaran langsung melihat ke arah depan nya

"Iss... Lo lagi lo lagi, bosen gue liat muka lo" Riani yang melihat di depan nya ada Gilang menjadi kesel

"Suka-suka gue! Emang lo pikir gue ngga bosen liat muka lo yang sok cantik itu!" cibir Gilang dengan raut wajah yang kaku

"Lah emang gue cantik, kenapa lo? Mending ngaca sana, muka lo tuh dah kaya kanebo kering kaku lagi.."ejek Riani

"Loo!! Dasar kalo bukan adik Arvino udah gue abisin lo!" muka Gilang memerah mendengar ejekan dari Riani ia menahan emosinya

Riani sudah capek berdebat ia segera pergi ke ranjang uks ia mencopot sepatu nya dan berbaring diranjang ,uhh kalo sekolah elite ranjang di uks enak banget empuk lagi.

"Kaki lo kenapa?"

"Emm kesleo kak..." jawab Riani

" Nadin" ia memperkenal kan nama nya

"Ariani bisa di panggil Riani" ia juga memperkenalkan dirinya

"Sini gue liat kaki lo dulu" Nadin melihat kaki Riani yang kesleo

"Ntar juga sembuh kok... Cuman kesleo doang" ia tersenyum padahal dalam hati ngerasa kakinya sakit banget

"Bentar tahan ya... Sakit nya cuma sebentar, ntar juga sembuh" Nadin mengerak- gerkan kaki Riani dan

Krak

"Huwaaaa!! Kaki gue patah haaaa!! Mama tolongin Riani" ia merasakan kakinya sangat sakit di tambah lagi mendengar suara seperti patah tulang ia semakin berteriak- teriak

Gilang yang mendengar suara Riani bergegas menghampiri ia mendengar suara kesakitan

"Riani lo kenapa?" Gilang bertanya dengan nada khawatir

"Kaki gue patah kak... Huwaa ini gimana?" Riani terus menangis

"Hah kok bisa? Nadin lo apain kaki nya?" Gilang melihat Nadin yang dari tadi tersenyum

"Udah tenang aja kaki nya baik-baik aja cuman kesleo.. Ya terus gue urut" jawab nya dengan santai

"Astaga... Dasar bocah, gue kirain patah beneran" Gilang menepuk jidatnya

"Kak kenapa kakinya ngga kerasa apa-apa? Kak ini kakinya kenapa? Hiks hiks hiks... Kak Gilang tolongin Riani"

Gilang yang melihat Riani menangis hanya tertawa dengan kencang

'kamu terlalu lucu Riani'

"Udah ngga papa kok kakinya, coba aja lo gerakin!"

Riani menggerkan kaki nya dengan pelan dan benar saja kaki nya tak sakit lagi. " Wow beneran sembuh kaki gue!"

"Gue tinggal dulu keluar" Gilang pergi meninggalkan Riani sendiri

Riani baru sadar dari tadi ia dan Gilang terlihat akrab dan tidak seperti biasa adu mulut apalagi melihat wajah khawatir Gilang tadi. " Ya ampun kenapa jadi deg degan gini"

Dari arah pintu ia melihat Gilang membopong satu siswi dalam ke adaan tak sadar, Riani menghampiri Gilang yang sedang meletakan tubuh orang yang pingsan tadi

"Loh Vita!! Ya ampun kenapa lo bisa pingsan sih" Riani yang melihat itu temannya segera mengambil minyak kayu putih, ia mengoleskan minyak kayu putih di telapak kaki, dada dan juga pelipis nya Riani juga mendekatkan minyak kayu putih di hidung Vita

"Uuh, Aduh kepala gue sakit banget" Vita yang sudah sadar memegang kepalanya yang terasa sakit

"Nih teh anget" Gilang meyodorkan gelas yang berisi teh

"Terimakasih kak"

"Hem" Gilang hanya menjawab dengan cuek

"Riani pake dulu gih sepatunya"

"Oh iya aku hampir lupa kak" Riani menepuk jidatnya pelan

"Kenapa kaki kamu tadi bisa kesleo?" tanya Gilang

"Emmm.. Ta- tadi jatuh kak pas mau berangkat sekolah"

"Bukannya jatuh dari manjat tembok ya?"

Deg

Riani terkejut mendenger pertanyaan dari Gilang, ia merubah raut wajahnya agar tak terlihat kalo ia begitu terkejut

'Kenapa kak Gilang bisa tau gue jatuh dari lompat tembok tadi'

"Riani!"

"Hah... Kenapa kak?"

"Ngga jadi, udah buruan siap-siap masuk kelas bentar lagi upacara selesai"

Vita yang melihat Gilang dan Riani tampak akrab menjadi tak suka, ia merasa Riani mencari perhatian ke Gilang

"Vit gimana udah enakan belum?" tanya Riani

Vita yang mendengar Riani bertanya langsung merubah raut wajahnya. "Udah kok, kita balik ke kelas yuk.."

Vita dan Riani menuju kelas mereka karena sebentar lagi guru masuk ke kelas

"Riani lo kemana aja tadi? Gue kira lo ngga masuk.." tanya Vanes

"Gue tadi di uks, kaki gue kesleo"

"Terus gimana sekarang udah ngga sakit lagi kan?" Vanes merasa khawatir dengan Riani

"Udah sembuh kok, tadi di bantuin kak Nadin sama kak Gilang"

"Emm.. kenapa Riani aja nih yang ditanya" Vita merasa kesel sebab Vanes hanya menayakan keadaan Riani

"Iya ya lupa gue.. Gimana udah baikan? Emang lo tadi ngga sarapan ya?"

"Belum sempet sih" Vita menjawab pertanyaan Vanes dengan muka masih kesal

"Cantiknya ilang loh nanti, udah jangan marah ya..." Vanes mencoba merayu Vita

"Hemmm"

"Good Morning" sapa bu Ica guru bahasa inggris

"Good Morning Miss. How are you today?" mereka semua serempak menjawab

"I'm fine.. How about you?

"I'am fine too, Miss"

" Did everyone finish teh homework, that i gave to you yesterday?

" Yes, Miss. We finished our homework"

"Good... Submit it at the table on the front and let's discuss the answer"

"Okay, Miss"

mereka semua mengumpulkan tugas di meja guru, Bu ica memeriksa semua tugas, pelajaran terus berlanjut anak-anak diam memperhatikan dan menyimak tanpa terasa jam sudah menujukan angka 10 waktu nya istirhat.

Tet tet tet

Bu ica yang mendengar suara bel waktu istirhat segera menatap buku-bukunya

"Time is up and class over. Do not forget to finish the assignment that i just gave you. Make a group consists of four studenst, and will discuss it together next week."

"Yess, Miss"

Mereka semua yang melihat Bu ica keluar seger ikut keluar menuju kantin

"Yuk ke kantin" ajak Vanes

"Iya gue udah laper banget, Vit yuk tadi lo kan belum sarapan" Riani segera berdiri

"Iya, ya udah hayuk"

Sebenarnya Vita malas ia masih merasa cemburu melihat Riani dan Gilang tadi tapi ia berusaha menutupi nya.

Sampai di kantin meraka melihat lihat bangku yang masih kosong, tapi semua nya penuh

"Eh liat tuh sana masih ada, meskipun ada orang nya satu.. Dari pada kita berdiri aja yuk" Riani menarik kedua tangan temannya

"Permisi kak, saya mau numpak duduk di sini. Boleh kan?"

Gilang merasa ada yang mengajaknya bicara langsung menoleh ke samping." Kamu!"

"Ehh kak Gilang.." Riani yang melihat Gilang di depannya menjadi salah tingkah

"Duduk aja.. Mau pesen apa?" Tanya Gilang

Vanes yang melihat Riani dan Gilang tak berdebat semakin bingung, ia merasa ada yang aneh pasalnya ketika mereka berdua bertemu pasti yang ada saling adu mulut, Vanes yakin sekali kalo mereka berdua otaknya ke geser sedikit

"Aaah iya makasih kak ,Kita pesan sendiri aja.. Kalian mau makan apa?" Riani bertanya ke pada dua sahabatnya, ia melihat Vita dan Vanes ia merasa kalo Vanes bingung. Aiss pasti Vanes memikiran kan dirinya

"Gue mau mie ayam aja deh" Vanes akhirnya bicara juga

"Gue bakso aja"

"Oke bentar, tunggu dulu ya!" Riani maju untuk memesan makanan, ia lupa kalo tadi tak menawarkan temannya mau minum apa. Pesanan sudah jadi ia seger ke meja

"Maaf tadi gue lupa nawarin minum, jadi ya gue beliin lemon tea.."

"Ngga papa kok, makan yuk" jawab Vanes

Mereka semua menikmati makanan nya, di sana juga masih ada Gilang

"Gimana kaki kamu udah enakan? Tanya Gilang

"Udah kak, makasih ya" Riani menjawab dengan senyuman yang sangat manis ia terlihat cantik

Gilang yang melihat senyuman Riani menjadi deg degan, senyuman yang bisa membaut kamu laki laki mabuk huh kenapa ada senyuman yang semanis itu. Gilang merubah wajahnya agar tak kelihatan kalo dirinya merasa salting. "Eehemm... Ya sama-sama"

Vanes masih melihat mereka berdua ia menatap satu persatu, ya di menemukan wajah Gilang memerah dan menjadi salting. Apakah mereka berdua jatuh cinta

"Besok lagi jangan di ulang! Untung aja cuma kaki yang kesleo, kalo semua badan kamu terluka gimana?" Gilang menasehati Riani

"Iya kak, tadi tuh udah kepepet banget makanya loncat.. Oh iya kenapa kak Gilang bisa tau?" Riani masih penasaran karena Gilang bisa tau kalo dirinya jatuh akibat memanjat tembok tinggi

"Em itu tadi Pak satpam yang bilang.." ia tak ingin Riani tau, kalo sebenarnya yang menaruh tangga lipat disana tadi adalah dirinya

"Haiiss pak satpam mulut nya ember juga"

"Lo jatuh darimana sih?" Vanes ikut menimapil

"Gue tadi terlambat, ya terpaksa manjat tembok.." Riani nenjawab dengan entengnya

"Gila lo ya!!" Vanes terkejut dengan jawaban Riani

Semua orang memandang Vanes karena ia berteriak kencang, Vanes menyadari kalo dirinya jadi bahan tontonan. " Eh maaf maaf kalo berisik"

"Makanya jangan kenceng-kenceng teriaknya.. Lagian ya gue aja ngga papa, tanya aja sama kak Gilang yang tampan ini" Riani tak sadar jika dirinya menyebut Gilang tampan

Uhuk uhuk uhuk

Gilang tersedak minumannya karena mendengar Riani menyebut dirinya tampan

"Kakak ngga papa kan? Pelan-pelan minumnya" Riani dengan sigap mengambil tisu dan membersihkan mulut Gilang

Vanes yang melihat Riani perhatian ke Gilang menjadi tersedak minuman juga

Uhuk uhuk

"Lo juga kenapa ikutan tersedak? Kalian berdua aneh tau ngga bisa-bisanya tersedak!" Riani melihat Vanes tersedak langsung mengambil tisu lagi

Mereka tak sadar kalo Vita sudah pergi sejak tadi saat melihat adegan Riani membersihkan mulut gilang

"Loh!! Vita keman?" Vanes melirik kanan kiri tapi tak menemukan Vita juga

"Iya ya kemana dia... Em apa di ke toilet ya?"

"Kita cari yuk, gue bayar dulu ya" Riani berdiri, ia akan membayar makanan mereka tadi

"Kak kita duluan ya.."

"Ya" Gilang hanya menjawab dengan singkat

Vanes dan Riani keluar dari kantin ia akan mencari Vita karena di kantin sudah tak ada batang hidungnya, mereka mencari kemana-mana tapi tak ketemu

"Isss, harus kemana lagi nyarinya coba?" Vanes sudah lelah keliling dari tadi

"Eitt tunggu dulu, bukan nya itu Vita ya? Ngapain juga ia ke taman?"

"Hah kita nyarinya muter-muter, eh yang di cariin malah duduk santai" Vanes mengeluh

"Vitaa!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!