Malam Minggu

Kejadian di meja makan tadi membuat Ariani marah dan merasa sebal, ia memutuskan untuk memasuki kamarnya selang beberapa menit Mama Mita datang menemuinya

"Nak ngga sopan kalo ada tamu kaya gitu, kenapa anak Mama berubah gini. Hemmmm jangan marah lagi ya sayang" Mama Mita mengelus rambut anak gadisnya

"Tapi Ariani kesel sama dia Maa"

"Sayang udah dong keselnya, ntar takutnya jatuh cinta"

"Ihhh... Apaan sih Ma tambah bikin kesel aja"

"Oh iya sayang Mama hampir lupa, tadi di bawah ada teman kamu, ya udah Mama turun ya dulu nak, jangan lupa turun kasihan temanmu"

Mama mita keluar meninggal kan anak gadisnya yang masih merajuk, ia berjalan menuju ruang tamu karena semua orang berkumpal di sana

"Ma udah turun, terus Ariani mana Ma?" tanya Papa yang melihat dibelakang istrinya tidak ada anak gadisnya

"Masih marah Pa"

"Kalian temannya Ariani ya" tanya Mama Mita, ia melihat salah satu gadis yang dari tadi tersenyum malu malu ke arah anak laki-laki nya, Arvino memang tampan jadi pasti banyak cewek yang mendekatinya

"Iya tante ,nama saya Vita dulu di Pacitan udah satu sekolah sama Riani" Vita memperkenalkan dirinya karena waktu di sekolahnya dulu ia belum pernah bertemu dengan Mama Mita

"Oh jadi kamu dulu juga dari Pacitan, terus yang satu namanya siapa?"

Vanes yang ditanya tidak mendengar kan ia masih terus menatap cowok yang ada didepannya sambil tersenyum dengan pipi memerah

Vita yang melihat temannya diam saja langsung memberikan sikutan pelan

"Ihh apa sih Vit lo ngga tau ya, gue kan lagi memandang cipataan Tuhan yang sempurna ini" Vanes lupa kalo dirinya sekarang tidak hanya berdua

"Lo di tanya sama Mama nya Ariani"

Vanes kaget bukan kepalang sudah menunjukan ke tertarikannya pada kakak teman nya, di tambah lagi ditanya Mama Mita malah bengong lengkap sudah rasa malu nya

"Maaf tante… Nama saya Vanes" ia menunduk dengan wajah malu- malu

"Nama yang bagus, kamu juga cantik boleh lah jadi mantu tante"

Vanes yang sedang minum terkejut dengan ucapan tante Mita

"Uhuk uhuk uhuk…"

Melihat Vanes tersedak Mita mendekat sambil menepuk pelan bahu nya. "Maaf tante membuat mu tersedak"

"Aah tidak tante saya saja yang kurang berhati-hati minum nya"

"Ya sudah kalian pergilah ke kamar Riani pasti dia masih cemberut mukanya"

"Mari tante" Vanes langsung berlari ia masih merasakan malu yang amat sangat

Setelah Vanes dan Vita pergi Mita melihat teman anak nya yang masih diam dari tadi

"Gilang tante mau tanya"

"Iya tan mau tanya apa" ia menoleh ke arah tante Mita

"Kenapa Ariani sampai marah liat kamu tadi?" ia masih penasaran kenapa anak gadis nya bisa semarah itu.

Gilang yang bingung mau menjawab apa hanya garuk- garuk kepala

Hermawan yang melihat Gilang bingung menjawab langsung menimpali " Udah Ma urusan anak muda, kita jangan ikut-ikutan"

"Baik lah Pa" ia menuruti perkataan suaminya

"Gilang rencana kamu setalah Lulus mau lanjut kuliah dimana?"

"Mau ke Amerika om"

"Oh ya bagus pendidikan harus nomer satu, apalagi kamu calon penerus perusahaan"

"Ya sudah kalian lanjutin aja ngobrolnya Om sama Tante mau ke kamar"

"Iya om silihkan"

Di kamar Ariani, teman nya masih terus sibuk membujuk agar temannya yang satu tidak cemberut terus dari tadi

"Udah dong jangan cemberut mulu entar ilang loh cantik nya" Vita masih terus berusah membuat temannya luluh

"Hem " ia hanya menjawab singkat

"Gimana kalo kita beli makan di luar kan depan rumah ini ada banyak yang jual makanan" Usul Vanes

"Betul juga Nes aku udah laper banget, tadi belum sempat makan aku kira sampai sini bisa makan… Eh tau nya malah di suguhi muka cemberut" ucap Vita dengan wajah yang di buat sedih.

Ariani yang melihat temannya lapar merasa kasihan ia takut kalo Vita sakit perut. "Ya udah yuk kita cari makan"

"Yess akhirnya perut gue bakal terisi" sorak Vita dengan girang

"Eh emang di rumah lo ngga ada makanan apa?" Vanes heran melihat tingkah sahabatnya yang satu ini

"Ada cuman males makan"

"Ya udah yuk kebawah"

Mereka bertiga menuruni tangga dari ruang tamu masih terlihat kalo teman Arvino masih disini, Ariani yang tidak sengaja bertatap muka dengan Gilang langsung mengalihkan pandangan nya

Di luar terlihat orang orang yang berjualan meskipun rumah kawasan elite tapi siapa saja yang mau berjualan di persilahkan

Ariani yang melihat ada grobak bakso bakar dan telur gulung dengan mata berbinar langsung berlari menghampir penjualnya

"Bang bakso bakar 20 sama telur gulungnya juga 20, pedes semua ya bang" ucapnya sambil tersenyum manis

"Kalian mau pesen apa? Biar sekalian aku yang bayar"

"Gue mau sosis bakarnya 10 sama telur gulung 10" Vita langsung menjawab dengan cepat

"Dasar kalo makanan langsung cepet aja jawabnya, Gue sosis bakar 10 sama bakso bakar 20"

"Bang tambah lagi ya"

"Iya neng siap tunggu bentar ya"

"Nanti tolong di antar masuk aja bang"

"Siap neng"

Mereka bertiga langsung menuju ke teras menunggu pesenan tadi

"Oh iya kalian mau minum ngga?"

"Mua dong kalo boleh, gue mau jus jeruk ya"

"Lo apa Nes?"

"Samain aja sama lo"

"Oke tunggu bentar" sambil berjalan menuju ke dapur

"Enak banget deh di rumahnya Riani" Vita sambil melirik ke sana kemari

"Iya namanya juga orang kaya pasti rumahnya nyaman banget" cletuk Vanes

"Tapi kenapa ya Ariani bisa kesel gitu sama Kak Gilang?" Vita mengecilkan suaranya takut Riani mendengar pertanyaannya

Belum sempat menjawab Ariani sudah datang membawa nampan yang ber isi minuman mereka

"Nih minum nya, masih lama ya abangnya tadi?"

"Ngga tuh abangnya udah ke sini"

"Ini neng"

"Berapa bang?"

"90 ribu neng"

"Ya udah ini kembaliannya buat abang aja" ia menyerah kan uang selembar warna merah

"Maksih neng"

Mereka yang sudah merasa ngiler langsung melahap makanan yang masih panas

"Aduh panas banget lagi "Ariani sambil meniup telur gulungnya

Mereka saling terdiam karena menikmati makanannya, malam minggu yang menyenangkan. Setelah mereka selesai makan langsung membersihkan tempatnya meskpiun ada pembantu Ariani tidak ingin merepotakan karena udah jam 10 pasti mereka sedang istirahat

"Oh ya kalian tidur disini aja ya nanti satu kamar sama aku"

"Iya gue emang udah dari tadi mau nginep sini" Vanes terlihat tersenyum

"Idih yang langsung senyum-senyum" suara ejekan Vita membuat Ariani bingung

"Emang kenapa sih? Terus itu juga kenapa muka lo Nes kok merah gitu lo sakit ya?" ia membrondong pertanyaan ke Vanes

"Biasa orang lagi jatuh cinta" Bukan Vanes yang menjawab melainkan Vita ia suka sekali membuat muka temannya memerah merasa malu

"Haa… Serius lo jatuh cinta sama siap?" ia terkejut mendengar temannya sedang jatuh cinta

"Ihh apaan sih Vita mah mulutnya ga bisa diem"

"Tapi emang bener kan lo jatuh cinta sama kakaknya Riani?" ia semakin membuat Vanes malu-malu

"Masa sih aduh ,kok bisa sih lo jatuh cinta sama kakak gue?" tanya Riani penasaran

"Ngga usah dengerin omongan Vita deh dia mah ngaco. Humm gue udah ngantuk banget tidur yuk" Vanes langsung berdiri untuk menuju kamar

"Ya udah yuk kita ke kamar" ajak Riani

Mereka bertiga menuju ke kamar untuk segara tidur menjemput mimpi indahnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!