Mentari begitu hangat menyinari pagi yang sangat cerah, kicauan burung juga menjadi bagian dalam suasana pagi yang indah itu.
" Selamat pagi Sayang." Ucap David yang masih menyatu dalam selimut bersama Vani.
Wanita itu tersenyum meskipun Mata nya masih terpejam, ia masih saja terlihat begitu cantik ketika bangun di pagi hari.
" Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan." Ucap David yang masih mengelus rambut Vani yang begitu halus.
" Kemana." Ucap manja Vani kepada David.
Mereka berpadu kasih seakan pengantin baru.
" Kemanapun kamu mau, aku akan menemani mu." Ucap David mencium kening Vani.
" Tapi aku harus berangkat kerja hari ini." Ucap Vani sedikit lemas.
" Hari ini kamu aku berikan cuti satu hari untuk jalan-jalan dengan ku." Ucap David menyentil hidung Vani.
" Kamu bukan bos ku, pak CEO." Ucap Vani menimpali, Namun David malah tersenyum memandang wajah Vani yang terlihat muram.
" Joe kan masih sakit, dia juga pasti memaklumi kamu lelah kemarin bolak-balik ke sana kemari, sesudah kita pergi, kita jenguk Joe." Ucap David memberi kesepakatan yang membuat Vani menerima ajakan itu.
Mereka terus bergurau dengan kehangatan yang romantis, sikat gigi bersama serta sarapan pagi yang begitu hangat.
" Wah istriku begitu pintar memasak."
Ucap David yang mencium aroma sedap bubur buatan Vani yang ia santap sambil menggoda nya.
" Maaf, tapi kita belum menikah." ucap Vani berkata begitu ketus padanya.
David hanya tersenyum, ia sudah terbiasa dengan perkataan Vani yang begitu ketus padanya, namun semakin ketus perkataan nya, ia malah semakin jatuh cinta dengan wanita itu, David memang benar-benar di mabuk cinta oleh nya.
Mereka akhirnya memutuskan berekreasi di taman bermain kemarin.
" Entah kenapa aku selalu ingin kesini, meskipun belum lama." Ucap Vani yang sangat senang melihat taman bermain dan wahana rekreasi.
David menoleh padanya dengan tatapan sedikit heran.
" Kamu belum lama kesini..?". Ucap David bertanya padanya.
" Iya, sepulang dari Surabaya yang lalu, aku dan Joe kesini." Ucap Vani yang nampak keceplosan.
David langsung mengangguk mengerti, ia lupa bahwa ada Joe yang selalu muncul di tengah-tengah mereka.
" Bagaimana kalau kita naik Carousel." Ucap Vani dengan sangat antusias, David mengiyakan setiap ajakan Vani di taman rekreasi itu.
Mereka benar-benar berkencan dalam hari itu tanpa gangguan pekerjaan.
Saat mereka duduk di Cafe mereka juga sering bercanda gurau.
Hari ini benar-benar menjadi hari bahagia untuk mereka.
Namun kebahagiaan itu sedikit terkikis dengan keberadaan Doni bersama seorang wanita dalam taman bermain itu.
Pucuk di cinta, ulam pun tiba!!!
Tanpa di cari-cari, mantan suami biadab itu menampakkan sendiri batang hidung nya.
David langsung menemui Pria itu dan langsung melayangkan bogem mentah ke wajah nya.
Banyak pengunjung yang terkejut atas aksi David yang begitu spontan.
" Apa-apasih b*ngs*t." Ucap kesal Doni yang sudah tersungkur tak terima, Ia berusaha berdiri setelah di serang David.
Vani langsung tanggap menahan David dengan menggenggam tangan nya di tengah keramaian itu.
Doni yang sudah susah payah berdiri itu kaget begitu melihat lawan nya adalah David, pria yang pernah menghajarnya habis-habisan juga di salah satu Cafe tempo lalu.
Pria itu langsung gemetaran dan berusaha mencoba kabur, namun kekuatan CEO itu tak bisa ia tandingi, sebelum ia keluar dari gerbang wahana, tiga orang pria berpakaian serba hitam membawa paksa nya masuk ke dalam mobil.
Vani melihat tangan David yang sedikit berdarah karena menghantam benda tajam saat Doni melawan pukulan nya.
" Ayo kita cari perban dan kain kasa." Ucap Vani yang langsung mengobati tangan David yang terluka.
" Kamu tidak apa-apa Van." Ucap David dengan memandang mata Vani.
" Apaan sih kamu, harus nya aku yang bertanya seperti itu, berhati-hati lah tangan mu jadi terluka." Ucap Vani sedikit menceramahi pria di depan nya.
David tersenyum dan mengusap rambut nya dengan tangan kiri nya.
" Tenang saja, aku akan selalu bersama dan melindungi mu, Pria biadab itu tidak akan bisa lolos dari kejaran ku." David memantapkan perkataan nya.
Vani menatap tajam mata David yang tiba-tiba begitu serius.
" Apakah Doni bisa tertangkap..?". Ucap Vani yang begitu ingin mendengar jawaban dari David.
" Pasti, kamu tidak perlu khawatir sayang." Vani kembali mengobati tangan David dan membalutnya dengan perban dan kain kasa.
Dering panggilan telepon menjeda perbincangan mereka.
David langsung mengangguk dan tersenyum begitu mendengar ucapan sang penelepon.
" Ayo kita pergi sayang." Ucap David yang langsung menggandeng tangan Vani begitu ia selesai mengobati nya.
Tanpa bertele-tele mereka melaju meninggalkan taman rekreasi itu menuju sebuah perumahan menengah keatas di ibu kota.
Sesampainya mereka di sana David di sambut dengan beberapa orang berpakaian layak nya pengawal pribadi dengan menundukkan kepalanya memberi rasa hormat.
" Mari bos." Ucap salah seorang mengantarkan mereka berdua ke sebuah ruangan dalam rumah itu.
Betapa terkejutnya Vani melihat Doni yang sudah duduk terikat dengan mulut tertutup lakban, David benar-benar menepati janjinya untuk membawa Doni kehadapan Vani.
David berjalan ke arah Pria yang sudah tak berkutik itu.
Dengan tatapan tajam dan begitu sengit, David melepaskan paksa lakban di mulut Doni.
" Bicaralah Biadab, apa yang harus kamu ucapkan."
David menggandeng tangan Vani agar ia dapat melihat Mantan suami biadab nya itu.
" Mamaaafkan... aku Vani, maaafkan aku, tolong bicara padanya untuk melepaskan ku, aku mengaku salah, tolong lepaskan aku."
Ucap Doni yang begitu gagap dan berkeringat.
Vani hanya terdiam, ia memandang pria yang dulu memberi sebuah janji dan ucapan manis kepadanya nya namun dengan mudah nya ia mengingkari dengan sebuah penghianatan.
" Maaf Don, permintaan maaf itu sudah terlambat, kenapa tidak kamu lakukan saat aku kebingungan di kejar dept collector karena kamu mencuri sertifikat rumahku." Ucap Vani yang begitu ketus mengucapkan perkataan yang sesungguhnya menyayat hati nya.
Vani lantas pergi menoleh kebelakang dan sama sekali tak menggubris ucapan minta tolong Doni.
Sekali anggukan David membuat seisi anak buah nya itu menghajar habis-habisan Doni, suara kesakitan minta tolong terdengar kencang di ruangan penyekapan itu.
Vani berjalan perlahan dengan memegang jantung nya yang berdegup sangat kencang, luka itu benar-benar sakit dan semakin menganga.
Namun sebelum ia dan David meninggalkan ruangan itu, Doni berkata dengan nada yang sudah terdengar lemas.
" Ada seseorang yang menyuruh ku."
Ucap nya dengan mata yang hampir tertutup hendak pingsan.
Vani seketika menoleh ke arah Doni.
David yang melihat gerakan Vani langsung menyuruh Anak buah nya untuk menghentikan aksi pemukulan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments