Dalam rumah nya, Vani akhirnya berdamai dengan adik nya Maya yang tengah hamil 5 bulan.
" Kamu bisa tinggal di rumah ku Maya, apalagi perutmu semakin membesar." Ucap Vani lembut kepada Adik tiri nya.
" Jujur kak Vani, aku sudah sangat malu bertemu dengan mu, aku dulu begitu jahat kepadamu, aku merasa tidak pantas atas Maaf dan perlakuan baik mu kepada ku." Ucap maya yang menghapus air mata di pipi nya.
" Aku sudah memaafkan mu Maya, aku hanya tak ingin ayah kita di sana tidak tenang karena kita saling bermusuhan, apalagi hanya untuk pria brengs*k itu, Pintu rumah ku selalu terbuka untuk mu, datanglah kesini jika kamu mengalami kesulitan."
Maya langsung merangkul Vani dengan air mata yang begitu deras di pipi nya.
Ia sama sekali tak menyangka kakak yang ia khianati begitu tulus menyayangi nya.
" Kak, aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi, terimakasih atas kebaikan mu selama ini kak."
Maya lalu mengeluarkan sebuah flashdisk berisi video mantan suami nya itu dari tas nya.
" Seminggu yang lalu, aku mengikuti nya di sebuah hotel bintang lima, ia menjadi calo perdagangan manusia, ia menawarkan wanita kepada Mucikari di beberapa Club malam, gunakan lah Video transaksi itu untuk menggugat nya di pengadilan."
Usap air mata Maya yang terus menitik.
" Kamu sudah mengikhlaskan Pria br*ngs*k itu."
" Lebih baik anak ini lahir tanpa seorang Ayah dari pada memiliki Ayah biadab seperti nya."
Vani menggenggam tangan adik tiri nya itu menenangkan.
Dalam video rekaman amatir itu nampak terlihat jelas Doni sedang bertransaksi dengan seseorang yang di sebut mucikari itu, namun dalam rekaman video itu belum dapat menjadi bukti kuat untuk menggugatnya, karena tidak ada satupun Wanita yang terlihat ia perdagangkan, hanya obrolan dan transaksi berupa pembayaran saja.
Vani menghela nafas, wanita yang dulu terlihat rapuh itu kini menjelma menjadi wanita kuat dan berambisi walaupun di timpa besi.
Hati nya yang sudah berkarat itu kini berubah menjadi kobaran api yang begitu besar, benar-benar sangat panas dan bisa membakar siapa saja yang mengusik nya.
🍁🍁🍁
Hari Senin akhirnya tiba, Vani memulai aktifitas baru nya sebagai karyawan kantoran di perusahaan JH Group.
Joe menjemputnya pagi itu, ia benar-benar sangat cantik memakai stelan blaizer abu tua, seperti wanita karir yang anggun.
" Selamat pagi Vani Natalie, sudah siap berangkat kerja hari ini..?". Ucap Joe mempersilahkan nya masuk ke dalam mobil nya.
Vani tersenyum, ia menjawab dengan anggukan manis.
Mereka melaju ke perusahaan JH Group multinasional.
Perusahaan bergengsi yang sangat di idam- idamkan, meski memiliki departemen yang berbeda-beda namun perusahaan itu tetap satu dan saling membantu.
Joe memarkirkan mobil nya di parkiran base man yang begitu luas, lalu mereka berdua memasuki gedung elit itu bersama.
Lift itu terlihat nampak penuh di tambah Joe dan Vani yang menimbrung masuk, karyawan yang berada dalam lift itu nampak memberi salam kepada Joe.
Ia lalu menekan angka 3 dalam lift itu, saat para karyawan itu turun di lantai 2 masuklah David yang hendak naik ke lantai 4.
Mereka benar-benar berpapasan yang membuat David keheranan.
" Memangnya ada seminar / pertemuan hari ini..?." Ucap David yang melihat Vani datang ke perusahaan.
Joe menghela nafas, ia lantas berkata.
" Vani sekarang telah bergabung dalam JH Group."
Vani seketika langsung mengangguk canggung.
" Oya, kebetulan sekali, sekretaris ku sedang cuti melahirkan, kamu bisa bergabung dalam departemen ku."
Seketika mata Joe membulat, Vani juga terkejut atas tawaran David yang mendadak itu.
" Vani sudah masuk dalam departemen ku, kamu tidak perlu repot-repot bro." Ucap Joe yang langsung menarik Vani lebih dekat kepada nya.
" Wah, jangan memaksakan kehendak seperti itu, biarkan Vani yang memilih." David gantian menarik tangan Vani lebih mendekat kepada nya.
" Vani sudah sepakat akan bekerja di departemen ku." Joe menarik lagi tangan Vani.
" Itu seperti pemaksaan, biarkan ucapan itu keluar dari mulut Vani sendiri." David menarik lagi tangan Vani.
Bahkan mereka masih saja beradu argumen, menarik ulur tangan Vani.
" CUKUP!!!." Vani berteriak, kedua pria itu seketika terdiam. Wanita dengan riasan tipis itu menatap David yang masih terkejut.
" Pak David, anda ingin jawaban yang keluar dari mulut saya bukan, saya memilih bergabung di departemen pak Joe, saya mohon maaf sebesar-besar nya dan sangat berterima kasih atas tawaran yang anda berikan." Ucap Vani begitu tegas dan sedikit ketus.
Pintu lift seketika terbuka di lantai 3 seusai Vani berbicara, David lalu melepaskan tangan Vani, mereka berdua turun dari lift di departemen Joe di lantai 3, meninggalkan David yang masih mematung.
Vani masih mengatur nafas nya yang tidak beraturan tadi.
Joe lalu membawa Vani di ruangan nya dan memberikan segelas air untuk nya.
" Kamu tidak apa-apa Van..?". Ucap Joe yang sedikit khawatir.
" Aku tidak apa-apa Pak Joe, bisa kah saya mulai kerja hari ini." Ucap Vani yang sudah kembali mengatur nafas nya.
Joe lalu mengantar Vani di ruangan yang tak jauh dari nya.
" Kamu disini sebagai asisten pribadi ku, kamu bisa memulai dari jadwal yang sudah tertera di laptop ini, kalau kamu mengalami kesulitan jangan sungkan untuk bertanya padaku." Ucap Joe yang terdengar begitu lembut.
Ruangan Vani tepat berada di samping Joe, bahkan ia bisa melihat atasan nya itu dari sudut kaca yang bening.
Vani begitu sibuk menata proposal-proposal dan mengatur jadwal untuk Joe, hari itu begitu padat, hingga tak terasa sudah memasuki jam makan siang.
" Van, Ayo kita makan." Ucap Joe mengajak Vani yang masih membereskan berkas-berkas.
Wanita itu mengangguk dan mengikuti Joe di sebuah Cafe di dalam perusahaan itu.
Di sana juga ada Randy, dan David yang terlihat membuang muka, menekuk bibir nya.
" Kalian sudah pesan..?". Ucap Joe yang baru datang di ikuti Vani.
" Bukan kah kamu Vani ya, pembicara waktu seminar kemarin." Ucap Randy menyapa nya.
Vani tersenyum dan membalas sapaan itu.
" Sekarang Vani bekerja di departemen ku sebagai asisten pribadiku." Ucap Joe menegaskan kalimat untuk teman nya yang membuang muka itu.
" Luar biasa, selamat bergabung di JH Group Vani." Ucap Randy menjabat kedua tangan Vani.
David yang benar-benar sudah kesal lalu pergi meninggalkan mereka.
" Kemana bro, katanya mau makan siang..?". Teriak Randy yang menatap Sahabat nya yang berjalan tanpa menoleh.
Nampak dari kejauhan Wanita yang bernama Sasa menemui David yang seakan berjalan ke arah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments