Gelembung-gelembung sabun begitu banyak berterbangan di samping Vani yang masih memakan permen kapas, Joe menatap dalam wanita itu yang terlihat mengembangkan senyuman nya.
Sekali lagi ia melamun, namun kali ini memandangi wanita di sebelah nya, lebih tepat nya ia seakan terpesona.
" Joe..". Vani melambaikan lagi tangan nya ke arah Joe yang kerap melamun.
" Ah, seperti nya sudah sore, bagaimana kalau kita pulang van..?". Ucap Joe mengalihkan pembicaraan.
Vani mengangguk, mereka keluar dari parkiran taman rekreasi itu, Joe menatap fokus jalanan, lau melihat restoran bento.
" Van, ayo makan dulu, dari tadi siang kita belum makan." Ucap Joe yang langsung memarkirkan mobil nya, Wanita itu terus mengangguk setiap ajakan dari Joe.
Hidangan Bento yang tersaji sangat menggugah selera makan mereka berdua yang belum terisi makanan.
" Masih ada waktu dua hari untuk kamu mempersiapkan kerja di senin pagi, semangat ya Van." Ucap Joe tersenyum sambil memberikan satu potong Eggroll kepada Vani.
Vani hanya membalas dengan anggukan dan tersenyum, ia begitu menikmati makanan bento itu.
Selesai mereka makan, Vani diantar pulang sampai depan rumah nya oleh Joe.
" Sampai ketemu hari senin Van." Ucap Joe langsung berpamitan tanpa mampir terlebih dahulu.
Vani langsung merebahkan badan nya di kasur, ia memandang laci di kamar nya, ia membuka kunci laci itu dan langsung terlihat, Uang puluhan juta yang masih tertata rapi, yang ia dapatkan malam itu.
Ia lalu menutup lagi laci nya dan mengunci kembali, entah apa yang akan ia lakukan dengan uang itu.
Saat ia hendak bergeser ia menduduki sebuah ponsel, ia seakan mengingat ponsel ini.
Vani menghela nafas, ponsel itu milik David yang tertinggal.
" Sengaja sekali dia tidak mengambilnya, dasar Pria kaya, handphone harga puluhan juta serasa tidak kehilangan." Vani berdecak kesal sambil memasukkan ponsel itu di laci kamar nya.
Baru saja di pikirkan, orang itu sudah langsung menghubungi Vani.
From : David
Vani, mari bertemu sebentar, aku mohon.
Vani seakan enggan meladeni nya, pria itu lalu menekan bell rumah nya berkali-kali.
Vani yang sangat benci bunyi berisik akhirnya membuka kan pintu rumah nya untuk David.
" Akhirnya, kamu mau ketemu aku Van." Ucap David yang terlihat masih memakai setelan kemeja formal.
Vani hanya menatap nya tajam, sebelum ia persilahkan masuk David langsung menerobos masuk tanpa ijin.
" Mau apalagi kamu datang kesini." Ucap Vani begitu ketus padanya.
" Van, aku mohon dengarkan penjelasan ku dulu, kamu pasti sudah mendengar nya dari Joe, Sasa dan aku sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, hanya orang tua kami yang berusaha ingin menjodohkan ku, aku berani bersumpah hanya kamu yang sekarang di hati ku." Ucap David yang segera meraih kedua tangan Vani.
Wanita itu hanya memandang nya tanpa berkata sedikitpun.
" Please Van, aku mohon kamu mau memberi ku kesempatan lagi."
Vani melepaskan tangan david yang menggenggam nya.
" Lebih baik kamu pulang, aku lagi ingin sendiri."
Ucap Vani yang begitu kesal melihat wajah David, ia lalu mendorong nya keluar dari rumah nya dan segera menutup pintu. Kepercayaan nya belum sepenuh nya pulih, rasa sakit akan penghianatan itu semakin menganga dan seakan tidak mau sembuh.
Randy berjalan ke arah apartement Joe, di ikuti oleh Sasa.
" Sa, tolong jangan beri tahu tempat ini dariku, dan Tolong bilang ke pak Direktur untuk mendanai saham Ayahku secepatnya." Ucap Randy yang langsung pergi tergesa-gesa setelah Sasa memberikan Isyarat oke di tangan nya.
Rencana David yang seharusnya kemarin menyusul Vani di Surabaya, di gagalkan oleh datang nya Sasa secara mendadak, tidak ada satupun yang tahu kepergian nya ke Surabaya. Bahkan ia pergi menggunakan taksi bukan supir perusahaan.
Kenapa Sasa bisa tahu..? Batin David yang terus bertanya-tanya, ia bahkan membohongi sekretaris mata-mata orang tua nya agar tidak ada satupun yang tahu apalagi Sasa.
Malam itu, Ia berencana tidak pulang ke rumah untuk menghindari orang tua dan Sasa tentu nya.
Namun ketenangan itu tak berpihak pada nya, apartement yang ia beli diam-diam dari orang tua nya diketahui oleh Sasa.
Ia begitu terkejut saat membuka pintu apartement nya yang terkunci dengan sandi itu.
" Sasa.. ." Ucap David terkejut mendapati mantan pacar yang terus mengejar nya itu berada dalam kamar nya.
" Sayang kamu udah pulang, kenapa kemarin kamu ninggalin aku di hotel kemarin." Peluk Sasa tiba-tiba bertingkah manja kepada David.
Wanita ber lipstik merah itu bahkan memakai lagi gaun malam yang lebih sexy untuk menggoda David lagi.
" Astaga Sasa, kamu tahu tempat ini dari mana..?". Ucap David yang begitu syok, karena ketenangan nya sudah tidak ada lagi.
" Memang nya kenapa, aku harus tahu semua dong yang kamu sembunyikan dari aku."
" Katakan dari siapa Sa..?".
Ucap David yang meninggikan nada bicara nya.
" Kamu tidak perlu tahu aku mengetahui tempat ini dari siapa, yang pasti aku akan mendapatkan kamu kembali."
David menghela nafas kesal.
" Tidurlah disini, aku akan pergi." Ucap David yang langsung menyambar jaz nya lagi meninggalkan Sasa di dalam kamarnya.
Wanita itu mencoba mencegah David namun tetap tidak bisa.
David benar-benar kesal ia terus mengumpat di setiap laju kendaraan nya, ia lalu menuju ke rumah menemui orang tua nya, ia berprasangka bahwa orang tua nya adalah dalang nya.
" Pahh...". Teriak David yang seakan begitu kesal.
Orang tua nya yang sedang memeriksa berkas-berkas itu langsung menurunkan sedikit kaca mata tebal nya.
" Di rumah hanya ada aku, kenapa harus berteriak-teriak."
Ucap orang tua nya dengan santai sambil melepaskan kaca mata tebal nya.
" Papa kenapa selalu mendukung Sasa, anak Papa itu David bukan Sasa." Ayah nya hanya mengkerut kan dahi nya mendengar omongan anak nya yang tidak ia mengerti.
" Ada apa lagi kamu dengan Sasa..?" Ucap orang tua nya dengan nada santai.
David menghela nafas panjang, mengatur sedikit nada bicara nya, ia lalu duduk menghampiri orang tua nya.
" David, Papa sudah tua, Papa ingin kamu menikah, orang tua ini ingin menimang cucu sebelum Papa menyusul almarhum mama mu". David menghela nafas menatap orang tua nya, emosi nya langsung mereda memandangi wajah keriput dan uban putih yang sudah di mana- mana itu.
" Pa, David sudah ada calon lain, segera David akan membawa nya ke sini dan menikahi nya." Ucap mantap David kepada orang tua nya.
Kerutan Dahi pria itu semakin terlihat.
" Bukan nya wanita yang kamu cintai itu Sasa, apa Papa salah selama ini." Orang tua nya langsung mencari kebenaran pada anak nya. Dengan cepat David menggelengkan kepala nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments