Vani benar-benar mendapat kejutan oleh David, sesaat setelah ia membuka kamar itu, Vani mendapati Seorang Wanita sedang memeluk mesra David dengan Gaun malam yang benar-benar sangat sexy dan terbuka di beberapa bagian.
Vani seakan seperti mengulang ingatan buruk tiga bulan lalu, dengan tempat dan hal yang serupa yaitu sebuah penghianatan. Vani tersenyum sengit, lalu segera meninggalkan dua orang yang seakan sedang memulai bercinta itu.
David yang terkejut langsung mendorong Sasa yang memeluk dada nya.
" Van, tunggu sebentar aku bisa jelaskan yang sesungguh nya." Ucap David memegang lengan Vani.
Vani hanya menatap nya dengan kesal.
" Apa lagi, harus nya aku yang minta maaf sudah mengganggu kemesraan mu yang sangat panas itu." Ucap Vani mengatur nafas nya.
Saat Vani hendak berbalik berjalan ke kamar nya ia menabrak badan Joe yang berdiri tepat di belakang nya.
" Ah, Joe maaf aku tidak melihatmu." Ucap Vani yang terlihat sendu di mata nya.
" Ayo kita ke bawah sebentar." Ucap Joe menggandeng tangan Vani, mereka meninggalkan David yang bingung harus berbuat apa, ia benar-benar seakan tidak berkutik dipergoki dan di tuduh berselingkuh. David mendatangi Sasa yang masih di kamar nya.
" Sasa, apa maksudmu tiba-tiba masuk ke kamar ini, siapa yang memberi tahu mu aku kesini..?". Ucap David yang sudah tidak bisa menahan emosi nya.
" Kamu tidak perlu tahu siapa yang memberi tahu, Aku calon istri kamu, kamu lupa kita sudah di jodohkan, kamu mau mengecewakan orang tua kamu."
David memejamkan mata nya sambil mengacak-ngacak rambut nya, ia memulai mengatur lagi nafas nya.
" Sa, aku sudah tidak bisa bersama kamu lagi, aku akan bicara ke orang tua ku dan pak direktur kalau kita tidak bisa bersama."
" Kenapa tidak bisa bersama, aku sangat mencintai kamu David". Sasa memeluk dada David dengan spontan.
David langsung melepaskan pelukan Sasa dengan terus menegaskan perasaan nya yang sudah sirna kepada Wanita itu.
" Oke David, saat ini kamu lebih memilih wanita itu dari pada aku, tapi aku akan terus berusaha agar kamu tetap menjadi milikku." Ucap Sasa menyilang kan tangan nya dengan terduduk kesal di kasur.
David memijit pelan dahi nya, ia benar-benar bingung, apa yang harus ia katakan kepada Vani, padahal baru saja kemarin, ia bisa mendapatkan hati nya.
Vani seakan seperti belut baru saja di tangkap susah payah, dengan cepat langsung sudah lepas lagi.
Alunan musik jazz di restoran bintang lima itu terlihat sepi pada malam hari.
" Minum lah teh hangat ini". Ucap Joe menyodorkan teh hangat beraroma melati kepada Vani.
Wanita itu masih terdiam dan tak bergeming.
" Apa kamu menjalin hubungan dengan David." Joe bertanya dengan nada yang sangat berhati-hati.
" Mungkin tidak lagi." Ucap Vani menegaskan. Joe hanya mengangguk dengan masih terus memandang wajah Vani yang terlihat sangat kecewa.
" Gadis yang bersama nya tadi adalah Sasa, mantan kekasih nya yang belum lama pulang dari luar negeri, orang tua kami adalah pemegang saham terkuat di JH Group".
Vani hanya mendengarkan perkataan Joe tanpa berkomentar, ia terus menghapus air mata nya yang terus menitik.
" Apakah kalian sudah lama saling kenal, hingga menjalin sebuah hubungan..?". Joe bertanya sarkas lagi kepada Vani.
Wanita itu hanya menggeleng dengan terus mengelap air mata nya menggunakan tisu di atas meja.
" Aku kenal David sudah lebih dari 20 tahun, tepat nya saat kami berumur 8 tahun, kemana-mana kami selalu bertiga, Aku, randy dan David, lalu datang Sasa yang baru pindah dari luar negeri, ia terus menempel pada kami hingga muncul benih cinta di hati David dan Sasa." Ucap Joe yang tiba-tiba berhenti.
Vani yang masih tersedu itu begitu penasaran akan cerita sepenggal Joe yang terhenti.
Joe hanya tersenyum, ia memandang wanita yang bermata merah dan sembab itu.
" Lanjutan nya kamu pasti tahu sendiri." Joe tersenyum sambil menyeruput kopi hitam nya.
Vani hanya terdiam, menelaah setiap kalimat yang di ucapkan Joe, di dalam pikiran nya apakah David selama ini hanya mempermainkan perasaan nya, Seperti pada umum nya Pria kaya yang ingin mendapatkan keinginan nya lewat materi.
Harus nya aku belajar, bukan mengulangi kesalahan yang sama, hanya karena bunga mawar putih yang selalu ia kirim tiap pagi dan sebuah perhatian, aku langsung memberikan hati ku padanya. Vani berkata dalam lubuk hati terdalam nya.
Pagi nya Joe dan Vani terbang lagi ke jakarta, seakan ingin melupakan masalah kemarin Joe membawa nya ke sebuah wahana themepark.
" Anggap saja ini sebagai hadiah atas kesepakatan para Client besar kita, aku sama sekali tidak akan mengurangi gaji mu." Ucap Joe menggoda Vani.
" Wahh, luar biasa Wahana-wahana itu." Ucap Vani terkagum, ia seakan bernostalgia dengan masa kecil nya 20 tahun silam, dimana kedua orang tua nya yang masih lengkap membawa nya ke taman bermain ini.
Joe dan Vani begitu antusias menaiki beberapa wahana yang mengingatkan akan masa kecil mereka, tak lupa permen kapas yang sangat ikonik akan kenangan masa kecil.
" Terima kasih banyak Joe, hari ini begitu luar biasa, seakan kita kembali lagi ke masa dulu." Ucap Vani yang mengembangkan senyuman nya. Joe yang tiba-tiba melamun langsung tersadar akan suara Vani yang memanggil nama nya.
" Joe, kamu tidak apa-apa, apakah kamu kurang enak badan..?". Ucap Vani yang sedikit khawatir.
" Ahh, aku baik-baik saja, hanya teringat kenangan masa kecil dengan permen kapas ini." Ucap Joe yang sama sekali belum memakan permen kapas di tangan nya.
Pikiran Joe yang langsung terbayang peristiwa 20 tahun yang lalu, saat di sebuah tempat wahana, tepat nya pada hari minggu di tahun 2002 saat ia masih berusia 8 tahun, keluarga JH Group mengadakan rekreasi bersama membawa keluarga nya masing-masing, awal nya rekreasi itu berjalan biasa, hingga seorang anak kecil dari pemilik salah satu saham JH Group itu terpisah dari rombongan nya.
Banyak pengeras suara di beberapa sudut wahana menyiarkan anak laki-laki yang terpisah itu, namun tak kunjung di ketemu kan, Ternyata memang marak penculikan anak di sebuah keramaian kala itu, seorang pria berbaju hitam menggandeng anak laki-laki itu dengan penyamaran yang baik. Hingga terhenti di sebuah stand permen kapas, seorang gadis kecil tiba-tiba menghampiri nya dan memberikan nya satu tusuk permen kapas yang membuat nya enggan berjalan lagi.
Membuat penculik kebingungan membujuk nya sampai datang petugas yang mengetahui gelagat aneh itu.
" Aku pernah hampir di culik di sebuah wahana, namun ada seorang gadis dengan permen kapas di tangan nya yang menyelamatkan ku." Ucap Joe yang masih memandangi permen kapas di tangan nya. Vani yang mendengar itu langsung terkejut.
" Syukurlah kamu tidak apa-apa, Ayahku dulu juga seorang penjual permen kapas, maka nya aku sangat menyukai permen kapas." Sambung Vani dengan memakan permen kapas nya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments