" Besuk kita pergi ke kolega Papa, Cucu nya seusia mu, mungkin kamu bisa cocok dengan nya."
David langsung menghampiri Papa nya.
" Besuk aku ada jadwal pah, seperti nya David nggak bisa ikut." Ucap David yang tak mau di jodohkan.
" Sekertaris mu sudah mengosongkan semua jadwal mu, vendor-vendor yang tidak kamu urusin itu sudah Papa selesaikan, alasan apa lagi kamu." Jawab mantap Papa nya yang tak bisa di ganggu gugat.
David melemparkan muka masam ke Papa nya yang melanjutkan langkah kaki nya menaiki anak tangga.
" Udahlah bro, ikutin aja kata bokap loe, biar nggak di sangka Homo mulu." Ucap Randy yang menambah kesal David yang langsung melepas rangkulan Randy, Joe hanya tersenyum, ia hanya menjadi penonton saja tanpa berkomentar.
Mereka lalu bersantai di kamar David yang terlihat sangat luas.
" Wah, udah lama nggak ke kamar ini, kebiasaan di apartement loe jadi lupa loe punya kamar gede kayak gini."
Ucap Randy yang langsung merebahkan badan nya di kasur double bad milik David.
Joe memandang wajah David yang langsung membuka laptop nya, ia menepuk pundak David sambil berbicara sedikit pelan agar tak terdengar oleh Randy.
" Hari ini kau kerumah Vani." Tatap Joe yang melihat David langsung menjawab tanpa menoleh.
" Apa yang kau bicarakan di telepon sama Vani sampai hampir setengah jam." Tanya balik David berbicara langsung menyambung obrolan. Joe hanya tersenyum tipis.
" Kita hanya membicarakan masalah pekerjaan, Vani aku rekrut jadi pembicara di salah satu seminar JH Group."
" Kau merekrut Vani..?." David langsung menoleh begitu mendengar jawaban Joe yang membuat nya kaget. Joe langsung mengangguk.
David melupakan sesuatu bahwa Kenyataan Vani sekarang seorang pengangguran yang di pecat sepihak oleh pabrik milik keluarga nya.
" Aku sudah mengecek nya, Vani memang sudah menikah, tapi kini dia berstatus janda yang di tinggalkan mantan suami nya." Joe mengimbuhkan dengan masih berbisik.
David kembali menatap layar laptop nya dengan sedikit kesal.
" Apa sih kalian berdua, ngomong bisik-bisik di kira gua nggak tahu, ngomong apa sih..?" Tangan Randy merangkul kedua sahabat nya. Kedua nya langsung diam tak berbicara baik David maupun Joe.
" ke tempat kemarin saja yuk." Ucap Randy yang merasa kesal karena tak di jawab oleh kedua sahabatnya. Ia menggeret kedua sahabat nya yang saling bertatapan sengit tanpa bergeming.
Malam itu mereka bertiga benar-benar datang lagi, Club malam itu selain menyediakan hotel & Lounge juga menyediakan pool biliard, mereka bertiga mendatangi ruangan itu untuk bermain biliard.
" Cukup dua ronde saja habis itu kita pulang." Teriak Randy yang berada di meja kasir memboking waktu permainan. Joe dan David yang mendengar teriakan sahabat nya itu langsung mengambil stick dan mengasah nya menggunakan kapur yang berwarna biru itu.
Seorang wanita datang menata bola biliard, kedua sahabat itu masih saja berpandangan sengit.
Randy datang dengan bersama pelayan yang membawakan bir yang berakohol.
Permainan mereka berjalan lancar dengan kepiawaian mereka bertiga yang menambah seru jalan nya permainan, namun baik David maupun Joe seakan bersaing sengit dan tak mau kalah, hingga sebuah bola berwarna putih itu melesat jauh keluar meja.
" Kenapa sih kalian berdua, nggak di rumah nggak disini kayak kucing sama tikus." Ucap Randy yang kesal sembari memungut bola putih yang melesat ke lantai.
Randy berhenti sejenak, ia duduk sambil masih membawa bola putih itu. Bir yang tersaji ia tenggak sembari mengisyarat kan kepada sahabat-sahabat nya untuk juga ikut menyusul nya duduk.
Baik Joe maupun David juga berhenti karena bola putih itu ditahan oleh Randy, mereka berdua saling menatap tanpa berbicara dan mengikuti isyarat Randy untuk berhenti sejenak dan meminum bir beralkhohol itu.
David hanya duduk tanpa menyentuh sedikitpun.
" Aku pesan air mineral saja." Ucap nya kepada Randy.
Randy yang mendengar itu langsung tertawa dan menggelengkan kepala nya.
" Raja alkhohol kini sudah bertobat, kini hanya ingin meminum air putih saja, wah luar biasa." Sindir Randy yang meledek David dengan menempelkan gelas nya ke gelas Joe. David hanya memukul sahabat nya itu dengan tongkat stick yang di pegang nya, namun sahabat nya itu malah menjadi-jadi menyindir nya.
Tak berselang lama pelayan datang membawakan pesanan David, Pria itu meminum sebotol air mineral itu dengan tersenyum mengingat ucapan Vani tadi, untuk melarang nya minum-minuman berakhohol demi kesehatan nya.
Kedua sahabatnya itu saling berpandangan menanggapi perubahan ekspresi David yang tiba-tiba sumringah menatap botol mineral itu.
Randy mengisyaratkan jari telunjuk di dahi nya.
" Lama-lama sinting tuh anak efek kelamaan menjomblo."
David yang mendengar ocehan Randy langsung melayangkan stick biliard ke arah nya lagi.
Joe tertawa menghadapi tingkah teman-teman nya itu.
Mereka melanjutkan lagi permainan sampai dua ronde sesuai waktu sewa.
Randy yang sedang menunggu giliran bermain, tak sengaja melihat Sasa yang sedang berjalan celingukan mencari seseorang.
" Sasa." Teriak Randy yang membuat ia langsung menoleh.
Wanita berlipstik merah itu mendatangi meja ketiga sahabat itu.
Perubahan mood langsung terlihat dari raut muka David yang melihat mantan pacar nya itu menghampiri nya.
" Sayang, Aku nyariin kamu kerumah tahu, kata Om Hendra kamu main ke Club malam, jadi aku menyusul kesini." Ucap Sasa dengan gaya khas manja nya.
Baik Randy maupun Joe tidak ada yang tahu bahwa anak dari pemilik salah satu JH Group itu pulang ke indonesia.
" Kapan kamu kesini Sas..?" Ucap Randy yang langsung memeluk Sasa.
" Kemarin sih, Aku di jemput dari bandara sama David, tapi dia nya malah ngilang nggak ada kabar." Ucap Sasa menatap David dengan manyun.
" Hai Sa, Apa kabar..?" Ucap Joe yang menjabat tangan Sasa. Wanita itu hanya menjawab " Baik " dengan tatapan yang sedikit dalam.
" Mumpung disini mending kita hang out malam ini." Ucap Randy yang selalu membuat suasana menjadi ramai.
David yang mendengar itu langsung menjadi lesu, ia menolak ajakan Randy untuk tinggal lebih lama.
" Gua cabut dulu ya, capek mau istirahat." Ucap David sambil melirik jam di tangan nya dan langsung pergi.
Sasa mulai merasa mantan pacar nya itu selalu menghindari nya, ia terus mengikuti David hingga sampai di parkiran basemant.
" Sayang, kenapa sih kamu kayak ngehindarin aku, memang nya aku salah apa sama kamu."
Ucap Sasa yang langsung ikut masuk kedalam mobil David.
David menghela nafas panjang, dan menjelaskan kepada wanita yang duduk di samping nya.
" Sa, kita kan udah putus, lebih baik hubungan kita sama seperti kamu ke randy, kamu ke joe."
Wanita itu langsung memanyunkan bibir nya.
" Cuma kamu laki-laki yang aku miliki David, kamu tega ninggalin aku." David terus memejamkan mata nya mencoba bersabar.
" Bukankah biasanya kita selalu mesra saat aku pulang ke indonesia, malam kemarin kita belum bersama, aku rindu belaian mu." Sasa mencoba meraih wajah David dan mencium bibir nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mia Haerudin
Di tunggu lanjutnya thoor
2022-09-16
1