David menutup telepon dari seseorang dari sebrang, Ia langsung bergegas ke arah bandara Soetta.
Pria itu menuju ke arah lobby bandara mencari seseorang, Dan tak berselang lama seseorang yang dicari nya itu melambaikan tangan ke arah David.
Ia adalah Sasa Adelia anak dari pewaris JH Group, perusahaan Saga milik orang tua mereka, sekaligus mantan kekasih David, Wanita itu membawa koper menghampiri David dan langsung memeluk nya, namun David langsung melepas pelukan Sasa dan mengambil alih koper Sasa. Wanita berlipstik merah itu terheran mendapati sikap mantan pancar nya itu seakan berubah.
" Ayo segera pulang, kamu pasti lelah pulang dari Perancis." Ucap David kepada nya.
" Iyaa, aku masih Jetlag, langsung antar aku pulang ke Apartement saja ya sayang." Ucap Sasa yang terdengar mesra dengan gaya manja kepada David. Lebih baik kamu langsung pulang ke rumah mu saja, biar ada yang mengurusi mu. Tapi wanita dengan lipstik menor itu menggeleng manja kepadanya.
" Papa masih di Eropa, di rumah tidak ada siapa-siapa, aku bosan sendirian dan kesepian." Ucap Sasa yang masih dengan gaya manja nya.
Dalam Mobil, mantan pacar nya itu menceritakan banyak hal yang ia lakukan di negara beribu kota Paris itu, biasa nya David sangat antusias mendengar semua cerita dan keluh kesah Sasa, namun kali ini ia hanya menjadi pendengar tanpa berkomentar. Sesampai nya mereka di apartement Sasa, David hanya membantu memasukkan koper kedalam dan berpamitan pulang.
" Sayang, kok kamu diam saja sih.. tidak seperti biasa nya kamu kayak ini." Ucap Sasa yang sudah mulai merasa ada yang aneh dari sikap David kepada nya.
" Sa, aku harus kembali ke kantor, ada beberapa pekerjaan yang harus aku urusin." Ucap David memberi imbuhan.
Tapi Wanita itu langsung tersenyum dan merangkulkan kedua tangan nya ke leher David.
" Biasa nya kamu akan menginap kalau aku pulang ke indonesia. Ucap nya sangat manja dan mengedipkan kedua mata nya. Sasa terus merayu David dengan memainkan dasi David dengan gaya manja nya ia terus menahan nya agar tetap tinggal dan berbuat sesuatu bersama nya. Wanita itu hendak mencium bibir David, namun berhasil ia hindari dan melepaskan rangkulan Sasa.
" Sayang... kamu kenapa sih, kamu udah nggak sayang lagi sama aku." Ucap wanita itu dengan kesal.
" Maaf Sa, aku masih banyak urusan, lain kali saja."
Ucap David menghindar dan beranjak pergi. Wanita itu merasa ada yang janggal dari mantan kekasih nya itu, tidak biasa nya ia diperlukan acuh seperti itu biasa nya David akan menginap bersama di apartement menemani Sasa kalau ia pulang dari luar negeri.
Wanita itu menatap dari ketinggian apartement nya, David menaiki mobil nya dan pergi melaju ke arah pusat kota jakarta menuju perusahaan nya JH group.
Gila, loe Gila David.. Ucap nya dalam hati, Wanita yang begitu ia cintai bertahun-bertahun lama nya tergantikan dengan Wanita yang baru ia kenal dalam beberapa hari karena terjebak cinta satu malam dengan nya.
Memang benar ia begitu senang, saat mendengar Sasa pulang ke indonesia namun entah kenapa bayangan Vani terus berada dalam fikiran nya, sepanjang ia bersama Sasa tadi, ia tetap tidak bisa mengalihkan fokus nya tentang Vani.
"Tringgg...". Bunyi bel terdengar begitu kencang, Vani membuka pintu rumah nya.
" Tuan Joe, ada yang bisa aku bantu..?". Ucap Vani begitu antusias melihat tamu yang sama tadi pagi.
" Ah, Jangan panggil aku tuan, panggil saja Joe." Ia menggaruk sedikit kepala nya bukan karena gatal.
" Mari masuk." Namun sebelum mereka masuk Joe langsung mengutarakan maksud kedatangan nya menemui Vani.
" Meskipun kamu bukan lagi bagian dari JH Group tapi kamu tahu seluk beluk pabrik, jadi aku meminta bantuan mu untuk ikut seminar di Bandung hari ini." Joe meminta bantuan Vani dengan lembut. Dan sebelum Vani menjawab ia berkata lagi.
" Mengenai Suamimu, bisakah kamu meminta ijin seharian ini, akan ada tip yang bagus untukmu." Vani menghela nafas panjang.
" Ayo berangkat sekarang, tidak usah memikirkan yang lain." Ucap Vani yang langsung bersiap-siap, Joe langsung mengangguk.
Mereka pergi ke arah Tol Cipularang ke arah Bandung untuk menghadiri Seminar itu, disana Vani di percayai sebagai pembicara dalam proses kerja dalam pabrik textile itu. Joe menatap Vani begitu kagum, wanita itu sangat berkompeten dalam berpresentasi menjelaskan dalam seminar itu, kencantikan dan komunikasi nya yang baik serta tutur bahasa yang rapi memberi kesan tersendiri di dirinya, Sesi tahap 1 itu telah usai mereka melanjutkan makan siang lalu di lanjut kembali ke beberapa sesi berikutnya.
Joe melirik jam di tangan nya, hari sudah menunjukkan pukul 16.30 wib sore, Vani yang duduk di sebelah nya masih fokus mendengarkan pembicara di depan.
" Van, mari kita pulang hari sudah sore, takut nya nanti kamu kemaleman pulang dari sini." Ucap Joe mengajak nya pulang.
Vani mengangguk, dalam perjalanan pulang mereka baik Vani maupun Joe saling bertukar pendapat mengambil gagasan dari inti seminar tadi. Bahkan Joe sangat berterima kasih kepada Vani karena telah memberi waktu luang bersama nya dalam sebuah seminar hari ini.
" Makasih banyak ya Van atas hari ini, untuk tip nya sudah aku transfer ke nomer rekening kamu." Ucap Joe sambil menunjukkan bukti transaksinya." Vani dan tersenyum.
Setelah hampir kurang lebih 3 jam perjalanan Mereka akhirnya sampai di depan rumah Vani, Joe langsung berpamitan tanpa mampir terlebih dahulu. Saat Vani menyalakan lampu teras nya seseorang langsung berdiri dengan tampang lesu.
" Kemana kau hari ini Van..? Aku menunggu mu lama disini." Vani langsung terkejut mendapati David yang menunggu di teras rumah nya dalam keadaan gelap gulita. Vani memegang dada nya merasa terkejut untung saja ia tidak jantungan.
" Mau apa lagi kamu kesini, aku sudah bilang berkali-kali, aku tidak ingin berurusan denganmu." Ucap Vani lantang dengan raut muka mengintimidasi. David langsung memeluk tubuh Vani dengan erat.
" Maafkan aku, yang terus mengganggumu aku sudah mencoba melupakan mu tadi tetap tidak bisa, maafkan aku yang menidurimu malam itu, aku akan menebus apapun kesalahan ku padamu." Ucap nya yang langsung terlelap, Lagi-lagi ia mabuk.
" David......David... Vani membangungkan badan yang lebih tinggi dari nya itu dalam pelukan nya." Namun sudah tidak ada sahutan sama sekali dari pria itu. Vani menghela nafas panjang.
" Yang benar saja kau ini." Ucap Vani menggeret nya masuk ke dalam rumah nya lalu dengan sekuat tenaga memapah nya dengan membaringkan nya di atas kasur. Vani terengah-engah dan menghela nafas panjang dengan sedikit kesal.
Pria itu terlelap dengan masih memakai pakaian kemeja formal nya, Vani menghela nafas panjang lagi, ia mencopot sepatu David dan mengendurkan dasi David yang masih terikat, namun dengan gesit David malah menarik Vani ke pelukan nya dan menindihnya.
Kedua mata mereka bertemu, Vani begitu terkejut dan berdebar dengan aksi spontan David yang langsung mencium bibirnya.
Terimakasih atas dukungan nya, menerima kritikan dan saran yang membangun ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments